إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا
وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ
كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ
الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ
وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ
فِي النَّارِ.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Syukur kepada Allah adalah hal yang harus selalu kita
lakukan karena dengan bersyukur akan menambah nikmat-nikmatNya kepada kita,
kemudian dari tempat ini saya serukan kepada diri saya pribadi dan kepada
jamaah sekalian untuk selalu memelihara dan meningkatkan taqwallah, karena dengan
taqwa inilah seseorang akan bahagia baik di dunia dan terlebih lagi di akhirat.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang dapat
hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah mahluk sosial yang pasti
membutuhkan lingkungan dan pergaulan.
Di dalam pergaulannya tersebut seseorang akan memiliki
teman, baik itu disekolahnya, di tempat kerjanya ataupun di lingkungan tempat
tinggalnya. Sehingga tidak ditampik lagi bahwa teman merupakan elemen penting
yang berpengaruh bagi kehidupan seseorang.
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah
mengatur bagaimana adab dan batasan-batasan di dalam pergaulan. Sebab betapa
besar dampak yang akan menimpa seseorang akbiat bergaul dengan teman-teman yang
jahat dan sebaliknya betapa besar manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang
yang bergaul dengan teman yang shalih.
Banyak di antara manusia yang terjerumus ke dalam lubang
kemaksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman teman yang jahat dan
banyak pula di antara manusia yang mereka mendapatkan hidayah disebabkan
bergaul dengan teman-teman yang shalih.
Di dalam sebuah hadits Rasullullah Shallallaahu alaihi wa
Salam menyebutkan tentang peranan dan dampak seorang teman:
مَثَلُ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيْسِ
السُّوْءِ كَمَثَلِ حَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الكِيْرِ،
فَحَامِلِ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيْكَ
أَوْ تُبْتَاعَ مِنْهُ أَوْ تَجِدُ رَائِحَةً طَيِّبَةً وَنَافِخُ الكِيْرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ
أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رَائِحَةً خَبِيْثَةً.
“Perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk
yang jahat adalah seperti penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun
penjual minyak wangi tidak melewatkan kamu, baik engkau akan membelinya atau
engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan baunya yang enak,
sementara pandai besi ia akan membakar bujumu atau engkau akan mendapatkan
baunya yang tidak enak.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Berdasarkan hadits tersebut dapat diambil faedah penting
bahwasanya bergaul dengan teman yang shalih mempunyai 2 kemungkinan yang
kedua-duanya baik, yaitu:
Kita akan menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan
yang dilakukan teman kita. Sedang bergaul dengan teman yang jahat juga
mempunyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya jelek, yaitu:
Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh
kejelekan yang dilakukan teman kita.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Bahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam menjadikan
seorang teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang, oleh
sebab itu Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memerintahkan kepada kita
agar memilah dan memilih kepada siapa kita bergaul.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Salam bersabda:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ
فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
“Seseorang berada di atas agama temannya, maka hendaknya
seseorang di antara kamu melihat kepada siapa dia bergaul.” (Diriwayatkan oleh
Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dengan Sanad yang saling menguatkan satu
dengan yang lain).
Dan dalam sebuah syair disebutkan:
عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ
قَرِيْنِهِ، فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِيْ.
Jangan tanya tentang seseorang, tapi tanya tentang
temannya, sebab orang pasti akan mengikuti kelakukan temannya.
Demikianlah karena memang fitroh manusia cenderung ingin
selalu meniru tingkah laku dan keadaan temannya.
Para Salafusshalih sering menyampaikan kaidah bahwa:
اَلْقُلُوْبُ ضَعِيْفَةٌ وَالشُّبَهُ
خَطَّافَةٌ.
Hati itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar.
Sehingga pengaruh kejelekan akan lebih mudah mempenga-ruhi
kita dikarenakan lemahnya hati kita.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Merupakan sikap yang diajarkan Ahlus Sunnah wal Jamaah
adalah menjauhi para penyeru bid’ah, para pengikut hawa nafsu (ahlul ahwa’) dan
orang-orang fasik yang terang-terangan menampakkan dan menyerukan kefasikannya
ini merupakan salah satu tindakan preventif terhadap bahaya lingkungan
pergaulan dan agar umat terhindar dari pengaruh kemaksiatan tersebut.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Seorang teman memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan
kita, janganlah ia menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti dikarenakan
bujuk rayu dan pengaruhnya sehingga kita tergelincir dari jalan yang haq dan
terjerumus dalam kemak-siatan.
Renungkanlah baik-baik firman Allah berikut ini:
“Dan ingatlah hari ketika orang-orang zhalim menggigit
dua tangannya seraya berkata: Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan
bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil
si fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari
Al-Quran sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan adalah syetan itu tidak mau
menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29).
Lihatlah bagaimana Allah menggambarkan seseorang yang
telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku maksiat sebagai teman-temanya
ketika di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak
berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari hisab bukan hari amal
sedang di dunia adalah hari amal tanpa hisab.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ
وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا
أَمَرَ فَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَحَذَّرَ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ،
الواحد القهار، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
سَيِّدُ اْلأَبْرَارِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى
فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Pada khutbah yang kedua ini saya ingatkan pula kepada
para orang tua hendaklah mereka memperhatikan lingkungan dan pergaulan
anak-anaknya sebab setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya dan orangtua adalah
pemimpin terhadap istri dan anak-anaknya.
Ingatlah bagaimana wasiat agung Lukman Al-Hakim di dalam
surat Luqman ayat 13-19 ketika mewasiatkan kepada anaknya di antaranya agar
mengikuti dan menempuh jalan orang-orang yang kembali kepada Allah. Merekalah
para nabi, syuhada dan shalihin, merekalah uswah dan qudwah dalam segenap aspek
kehidupan kita.
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Jadikanlah orang-orang shalih yang bermanhaj dan
ber-aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai teman akrab kita, merekalah
sebaik-baik teman dan sebaik-baik persahabatan, adapun selain itu adalah
persahabatan yang semu. Maha benar Allah yang menyebutkan
dalam kitabNya:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh
bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Az-Zukhruf: 67).
Jamaah JUMAT yang berbahagia
Saya akan menutup khutbah ini dengan apa yang
dinasehatkan oleh seorang bijak tentang hakekat seorang teman:
Saudaraku, Teman sejatimu adalah yang selalu mendorongmu
untuk berbuat kebajikan dan mencegahmu dari berbuat kejelekan walaupun engkau
jauh dan engkau tidak bergaul dengannya dan musuh sejatimu adalah yang
mendorongmu berbuat kejelekan dan tidak mencegahmu dari berbuat dosa walaupun
ia dekat denganmu dan engkau selalu bergaul dengannya.
Semoga Allah selalu memberikan taufik kepada kita dan
menyelamatkan kita dari kejelekan lingkungan dan pergaulan serta
menganugerahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang mendorong kita untuk
selalu taat kepada Allah dan RasulNya.
Amin ya Rabbal ‘alamin.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ
كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ،
وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا
عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ
مَا سَأَلَكَ بِهِ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ،
وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ
بِكَ مِنْهُ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ
عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ