إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ
قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا.
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُم ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jama’ah salat Jum’at yang berbahagia
Puji syukur kita haturkan kepada Allah Swt atas limpahan
kasih sayang, rahmat, dan karunia yang tidak pernah berhenti sedetik pun kepada
kita sekalian. Sungguh Maha Besar Kekuasaan Allah atas seluruh lapisan langit
dan alam semesta. Allah-lah yang menciptakan dan menjaga segala ketertaturan
yang ada di alam raya ini. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw, keluarga dan para sahabat. Nabi Muhammad adalah teladan kita
dalam mengarungi kehidupan agar selamat di dunia dan di akhirat.
Jama’ah salat Jum’at yang berbahagia
Islam adalah agama yang komprehensif, menyediakan
inspirasi bagi para pemeluknya untuk menjalani hidup mulai dari persoalan
terkecil dan sehari-hari hingga ke persoalan yang sangat kompleks untuk masa
depan. Hal ini barangkali, sebagaimana dinyatakan oleh seorang peneliti kajian
agama-agama yang terkemuka bernama Karen Amstrong, bahwa Islam mengetengahkan
suatu ajaran yang tidak sekadar estetis tapi rasional. Misalnya, melalui kitab
suci al-Qur’an, umat muslim didorong untuk memajukan ilmu-ilmu alam. Oleh
karena itulah, menurut Karen, Islam senantiasa mengajak pemeluknya untuk
mengimani Allah melalui fenomena alam yang ilmiah daripada keajaiban
supranatural. Dalam surat Yusuf ayat 6, Allah berfirman:
إِنَّ فِى ٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَمَا
خَلَقَ ٱللَّهُ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَّقُونَ
Artinya: “Dalam pergantian malam dan siang, dan dalam apa
yang Allah ciptakan di langit dan bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang bertaqwa (yang menyadari kehadiran-Nya)”.
Jama’ah salat Jum’at yang dirahmati Allah
Salah satu inti ajaran Islam adalah menegakkan keadilan.
Keadilan dalam hal apa pun, mulai dari menegakkan keadilan sosial, ekonomi,
politik hingga keadilan ekologis. Dalam surat ar-Rahman ayat 5-10 Allah
berfirman yang artinya: “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan; Dan
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya; Dan Allah
telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan); Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang neraca itu; Dan tegakkanlah timbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.”
Allah Swt melalui surat ar-Rahman ayat 5-10
mengetengahkan satu prinsip fundamental, yakni bahwa ada keseimbangan (mizan)
yang berkeadilan yang mengatur segala sesuatu. Dan manusia harus menyadari
adanya keseimbangan tersebut dengan penuh rasa syukur serta mawas diri untuk
tidak melampaui batas. Sebab, yang menjaga faktor kunci kelangsungan kehidupan
umat manusia adalah ketetapan keseimbangan yang telah ditentukan oleh Allah
Swt. Sehingga, jika manusia melanggar batasan tersebut, maka manusia akan jatuh
dalam kesesatan dan kebinasaan.
Jama’ah salat Jum’at yang dirahmati Allah
Prinsip keseimbangan yang berkeadilan (mizan) menjadi
sangat penting bagi kehidupan manusia modern. Terutama terkait dengan pola
konsumsi manusia atas energi sebagai suatu sumber daya kehidupan yang sangat
vital dan menentukan. Akan tetapi, pola konsumsi tersebut juga tidak terelakkan
lagi menimbulkan dampak merusak yang sangat dahsyat jika melampaui ambang batas
keseimbangan ekologis.
Berbagai kajian mutakhir telah menunjukkan dampak
malapetaka bahan bakar fosil seperti batu bara bagi manusia, mulai dari
penurunan kualitas kesehatan, kehidupan ekonomi, hingga keberlangsungan
lingkungan hidup. Sebuah studi komprehensif berjudul The Human Cost of All yang
terbit tahun 2015 menyatakan bahwa pendayagunaan energi fosil seperti batu bara
telah menjadi penyebab kematian terhadap 6.500 jiwa di Indonesia. Kesimpulan
semacam ini sesungguhnya bukanlah hal baru. Sejak dekade 1970-an, energi fosil
seperti batu bara telah dikaitkan dengan kemunculan penyakit paru-paru hitam
dan berbagai penyakit berbahaya.
Kendati telah diketahui berbagai dampak buruk penggunaan
energi fosil seperti batu bara dan minyak bumi terhadap keberlangsungan makhluk
hidup di planet bumi, belum terjadi perubahan ke arah lebih baik. Akibatnya,
peningkatan suhu planet bumi berlangsung sangat cepat dalam 50 tahun terakhir
dan menghasilkan dampak sistemik terhadap ekosistem kehidupan umat manusia dan
makhluk hidup.
Al-Qur’an telah berulang-ulang secara tegas melarang
tindakan pengrusakan lingkungan. Bahkan, watak yang pertama-tama dicela adalah
“orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi”, mereka disebut sebagai
“orang-orang tersesat” yang seringkali mengaku atau merasa “mengadakan
perbaikan di bumi” tapi kenyataannya adalah orang-orang yang mengadakan
kerusakan. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 11-12:
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِى ٱلْأَرْضِ
قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ
أَلَآ إِنَّهُمْ هُمُ ٱلْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِن
لَّا يَشْعُرُونَ
Artinya: “Dan bila dikatakan kepada mereka: ‘Janganlah
kamu membuat kerusakan di muka bumi’. Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami
orang-orang yang mengadakan perbaikan’. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan tetapi mereka tidak sadar.”
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
Baca juga: Contoh Proposal Tesis Berbahasa Arab
Jama’ah salat Jum’at yang berbahagia
Islam memerintahkan kita untuk turut berikhtiar menjaga
keseimbangan bumi sehingga kehidupan umat manusia dan makhluk hidup dapat
terhindar dari malapetaka. Salah-satunya adalah dengan mendorong adanya
perubahan dalam pola konsumsi energi.
Saat ini, berbagai riset di bidang energi terbarukan
tengah dikembangkan. Di beberapa negara juga tengah diupayakan agar tidak
bergantung dengan satu jenis sumber energi yang tinggi karbon dan tinggi
risiko. Mereka mulai memanfaatkan tenaga surya, tenaga angin, atau tenaga air
sebagai sumber energi listrik. Di Indonesia, beberapa masjid pun sudah ada yang
mulai menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik. Berbagai inovasi
di bidang teknologi untuk mendukung terwujudnya energi berkeadilan tentu
selaras dengan perintah Allah dalam surat al-Qashash ayat 77 yang berbunyi:
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ
ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ
فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِين
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.”
Islam memperbolehkan manusia untuk memanfaatkan segala
apa yang telah tersedia di bumi. Tetapi, satu syarat utama yang tidak boleh
dilewatkan adalah tidak menghasilkan kerusakan dan jangan melampaui batas.
Prinsip ini menyatakan secara jelas bahwa pendayagunaan energi sangat
diperbolehkan selama tidak menghasilkan kerusakan dan menjerumuskan nasib
planet bumi menuju ambang batas keseimbangan ekologisnya. Inilah yang disebut
sebagai petunjuk Islami menuju cara pendayagunaan energi dengan memanfaatkan sumber
dan tata cara yang berkeadilan.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ
لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.