Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ
الْاِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ
الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الَّذِيْ كُنِّيَ بِأَبِي الْقَاسِمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا
الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Menjadi keniscayaan bagi kita semua untuk senantiasa
bersyukur kepada Allah swt atas nikmat-nikmat yang dikaruniakan dalam kehidupan
kita. Kalimat Alhamdulillahi rabbil alamin menjadi yang paling tepat untuk
mengungkapkan rasa syukur atas nikmat yang tak bisa dihitung satu-persatu ini.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 18:
وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَا ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَفُوْرٌ
رَّحِيْمٌ
Artinya: : ”Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya
kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Tidak cukup diungkapkan melalui lisan, rasa syukur juga
harus kita kuatkan dan wujudkan dalam hati dan prilaku kita. di antaranya
adalah dengan terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt yakni dengan
menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Allah swt. Ketakwaan kepada
Allah swt harus kita pertahankan sampai akhir hayat kita sebagaimana telah
difirmankan oleh Allah swt dan sering dibaca oleh para khatib Jumat yang
termaktub dalam Al-Qur’an surat Al Imran ayat 102. Sebuah ayat yang
mengingatkan orang-orang beriman untuk senantiasa bertakwa dengan
sebenar-benarnya takwa dan mengingatkan untuk tidak mati kecuali dalam keadaan
Islam.
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ
اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Di antara nikmat-nikmat nyata yang kita rasakan sampai
saat ini dan tidak bisa kita bantah sama sekali adalah kenikmatan sehat dan
umur panjang sehingga kita sampai berada di bulan Sya'ban. Dan sebentar lagi,
kita akan bertemu dengan bulan yang mulia yakni Bulan Ramadhan. Semoga doa kita
yang sering kita panjatkan sedari bulan Rajab dan Sya’ban agar diberi umur
panjang bertemu dengan bulan Ramadhan diijabah oleh Allah swt.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ
وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan
bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”
Sebuah doa ringkas penuh makna yang dicontohkan
Rasulullah SAW dan sering kita baca serta dengar dilantunkan di speaker
masjid dan mushala oleh anak-anak dan orang tua. Sebuah doa yang mengingatkan
kita untuk segera bersiap-siap untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan,
bulan istimewa yang penuh rahmat, ampunan, dan menjadi washilah kita bisa
terhindar dari siksaan api neraka.
Lalu apa yang harus kita siapkan dalam menyambut Ramadhan
agar ibadah kita bisa maksimal? Setidaknya ada dua hal yang perlu kita siapkan
dalam menyambut dan memaksimalkan bulan Ramadhan yakni persiapan fisik dan
mental.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah:
183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa."
Ayat ini mengingatkan kepada kita bahwa di dalam bulan
Ramadhan kita diwajibkan untuk melaksanakan ibadah mulia yang juga diwajibkan
kepada umat sebelum Nabi Muhammad SAW yakni berpuasa. Kita diwajibkan untuk tidak makan dan
minum dan menghindari segala sesuatu yang membatalkan puasa kita.
Sehingga perlu persiapan fisik untuk tubuh kita agar
dapat beradaptasi dengan baik yakni melalui latihan puasa di bulan-bulan
sebelumnya, seperti bulan Rajab dan Sya’ban. Rasulullah SAW pun telah mencontohkannya dan kita
sebagai umatnya patut untuk mengikutinya sebagaimana disebutkan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا
يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ
أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
Artinya: “Dari Aisyah r.a. ia menuturkan, “Rasulullah SAW biasa mengerjakan puasa, sehingga
kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah tidak berpuasa, dan beliau biasa tidak
berpuasa, sehingga kami berpendapat bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Akan
tetapi aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan
aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa daripada puasa di bulan
Sya’ban”.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Selain persiapan fisik, penting juga untuk melakukan
persiapan mental menghadapi Ramadhan. Persiapan ini bisa dilakukan dengan
menanamkan kegembiraan dalam diri kita. Secara psikologis, rasa gembira saat
menyambut sesuatu akan menumbuhkan kecintaan dalam melakukan sesuatu.
Dan jika kecintaan sudah tumbuh saat melakukan sesuatu,
maka pasti akan maksimal hasil yang didapatkannya. Rasulullah pun telah
mengingatkan dalam haditsnya untuk senantiasa bergembira menyambut kedatangan
bulan Ramadhan. Kegembiraan ini juga bakal diganjar dengan sebuah keistimewaan:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ
جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
Artinya: “Siapa bergembira dengan masuknya bulan
Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
Subhanallah, begitu mulianya bulan Ramadhan, sampai rasa
gembira menyambut kedatangannya pun, kita akan mendapatkan balasan kebahagiaan
tiada tara yakni terhindar dari siksa api neraka. Rasulullah pun telah
mengingatkan kemuliaan-kemuliaan bulan Ramadhan dalam haditsnya yang
diriwayatkan Imam Nasa’i:
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ
فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Artinya: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan,
bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu.
Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu
neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang
nilainya lebih baik dari seribu bulan.”
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Selain persiapan mental dengan rasa gembira, kita juga
perlu untuk mempersiapkan diri dengan meningkatkan mental bekal pengetahuan
agama sekaligus guna meningkatkan keimanan kita. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengkaji dan menggelar majelis ta’lim yang berkaitan dengan tuntunan ibadah
bulan Ramadhan.
Ikhtiar ini juga dalam rangka menyatukan pemahaman dan
jiwa kita beserta keluarga dengan bulan Ramadhan. Selain tentunya meningkatkan
kuantitas atau frekwensi ibadah kita jelang dan selama bulan Ramadhan nanti.
Semoga dengan ikhtiar lahir batin kita menyambut bulan
Ramadhan, kita dapat dengan maksimal memanfaatkannya sehingga kita akan
benar-benar mencapai tujuan dari disyariatkannya ibadah puasa yakni menjadi
insan yang bertakwa kepada Allah swt.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا
فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Baca juga: MATERI CERAMAH RAMADHAN; MARHABAN YA RAMADHAN
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ
الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ
اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ
اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ
وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى
اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى
اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ.
وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ
وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا
هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً
يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ
حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ