KHUTBAH PERTAMA
الْحَمْدُ لِلهِ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً وَجَعَلَ لِلْوُصُوْلِ إِلَيْهِ طَرَائِقَ
وَاضِحَةً وَسُبُلاً. أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ شَهَادَةً نَرْجُوْ بِهَا عَالِيَ الْجَنَانِ نُزُلاً، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَقْوَمُ الْخَلْقِ دِيْنًا وَأَهْدَاهُمْ سُبُلاً، صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً. أمَّا بَعْدُ:
Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang menjadikan hidup dan mati bagi makhluk yang bernyawa, maka sungguh berbahagialah
orang-orang yang bertakwa kepada-Nya. Dan sungguh merugilah orang-orang yang
bermaksiat kepada-Nya.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang
mulia, sayyidina Muhammad bin ‘Abdillah, keluarganya, para sahabatnya dan
orang-orang yang senantiasa mengikuti jalannya.
Hadirin rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini ibarat tempat
penyeberangan yang sedang dilalui oleh orang-orang yang hidup di dalamnya.
Setiap orang akan melewati dan meninggalkannya, lalu menuju kehidupan yang sesungguhnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan dunia ini sebagai
tempat beramal dan akhirat sebagai tempat pembalasan amalan. Maka setiap orang
yang beramal, dia akan melihat balasannya. Dan orang yang lalai akan menyesali
perbuatannya. Maka ketahuilah..
Setiap orang yang menjalani kehidupan dunia ini akan ada
saat berakhirnya.
Yang mana, Hari pembalasan pasti akan datang. Karena
pengadilan akhirat itu nyata adanya. Maka, janganlah kita tertipu dengan
gemerlapnya kehidupan dunia yang sementara ini, sehingga melalaikan dari
kehidupan yang sesungguhnya di akhirat nanti.
Saudara-saudaraku kaum muslimin rahimakumullah,
Ingatlah, bahwa kematian adalah suatu yang nyata.
Kematian akan memisahkan diri kita dari keluarga, dari harta, serta tempat
tinggal kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberitakan melalui
firman-Nya, bahwa di antara manusia ada yang akan mendapatkan pertolongan dan
mendapatkan kabar gembira pada saat kematiannya, serta ada pula mereka yang
merasakan ketakutan yang luar biasa.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan keadaan orang-orang
yang bahagia saat kematiannya dalam firman-Nya,
تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا
بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ . نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا
مَاتَدَّعُونَ
“Malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan, ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih dan
berbahagialah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.’ Kami
adalah penolong-penolong kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalam
(surga) kalian akan memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh (pula)
di dalamnya apa yang kalian minta.” (Fushshilat: 30-31)
Jamaah jum’ah rahimakumullah,
Ketahuilah, bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir dan
akan datang saatnya hari kebangkitan. Seluruh manusia, sejak yang pertama kali
diciptakan hingga yang terakhir kali diciptakan akan dibangkitkan dari alam
kuburnya, serta akan dikumpulkan di padang mahsyar. Selanjutnya, kehidupan
akhirat akan berujung pada dua tempat tinggal yang sesungguhnya, yaitu surga
atau neraka. Maka di antara manusia, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,
akan menjadi penduduk surga dan dikatakan kepada mereka:
كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَآأَسْلَفْتُمْ
فِي اْلأَيَّامِ الْخَالِيَةِ
“Makan dan minumlah kalian dengan
penuh kesenangan disebabkan amal yang telah kalian kerjakan pada hari-hari yang
telah lalu (saat di dunia).” (Al-Haqqah: 24)
Sementara yang lainnya akan menjadi penduduk neraka.
A’adzanallahu waiyyakum minannaar (semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan
kita dari siksa api neraka). Mereka sebagaimana dalam firman-Nya, akan menyesal
di akhirat kelak dengan mengatakan,
يَاحَسْرَتَى عَلَى مَافَرَّطتُ فِي جَنْبِ اللهِ
وَإِن كُنتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ
“Amat besar penyesalanku atas
kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, dan aku sungguh dahulu
termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).” (Az-Zumar: 56)
Hadirin rahimakumullah,
Akhirnya, marilah kita berlomba-lomba dalam beramal
shalih dalam kehidupan yang singkat ini. Janganlah kita menjadi orang yang
memiliki sifat sombong sehingga menolak kebenaran yang datang kepada kita.
Begitu pula, janganlah kita menjadi orang-orang yang mendahulukan dunia dan
mengikuti hawa nafsunya, sehingga berani berbicara dan mengamalkan agama tanpa
bimbingan para ulama. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan dalam
firman-Nya,
فَأَمَّا مَن طَغَى . وَءَاثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
. فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى . وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى
النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى . فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
“Adapun orang yang melampaui batas
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri
dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).”
(An-Nazi’at: 37-41)
Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita
sebagai hamba-hamba-Nya yang beruntung, sehingga mendapatkan surga-Nya dan
diselamatkan dari siksa api neraka.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ آثَرُوا الْآخِرَةَ
عَلَى الدُّنْيَا وَآتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّار وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِه
أَجْمَعِيْنَ
Baca juga: Setan Berusaha Menghalangi Manusia Untuk Menyadari Kebaikan
KHUTBAH KEDUA
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، يَقْبَلُ
تَوْبَةَ التَّائِبِيْنَ، وَلاَ يُضِيْعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Ta’ala
dengan senantiasa membersihkan dan menyucikan diri-diri kita, dengan
menjalankan ketaatan kepada-Nya serta tidak mengotorinya dengan perbuatan
kemaksiatan kepada-Nya. Allah Ta’ala menyebutkan dalam firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا . وَقَدْ خَابَ مَن
دَسَّاهَا
“Sungguh beruntunglah orang yang
menyucikan jiwa itu. Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya.”
(Asy-Syams: 9-10)
Maka, marilah kita berusaha untuk menghitung
amalan-amalan kita agar menjadi orang yang senantiasa memperbaiki diri di dunia
ini, sebelum datangnya hari perhitungan amalan yang penyesalan pada hari itu
tidak lagi memiliki arti. Begitu pula marilah kita berusaha menjaga anggota
badan kita dari melakukan perbuatan yang tidak diridhai Allah Ta’ala, sebelum
datang hari yang pendengaran, penglihatan, dan tubuh yang lainnya akan
berbicara sebagai saksi.
Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai
hamba-hamba-Nya yang mengikuti petunjuk Rasul-Nya. Karena sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sejelek-jelek
perkara adalah aturan-aturan ibadah baru yang tidak sesuai dengan petunjuknya.
Setiap aturan yang baru dalam ibadah adalah sesat, dan setiap kesesatan
tempatnya adalah di neraka.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ
يَوْمَ الدِّيْنِ، اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ
وَالْمُشْرِكِيْنَ. وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِينَ.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ أَرِنَا
الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا اْلبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ،
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ.