Khutbah Jum’at: Pentingnya Tarbiyah Islamiyah Dalam Keluarga

 



اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ

أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰه، اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

 فَيَا عِبَادَ اللّٰه، أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰه، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

 وَقَالَ تَعَالَى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

وَقَالَ أيْضاً: لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَنْ يَشَاءُ الذُّكُورَ (49) أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَنْ يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (50)[ الشورى: 49]

Khutbah Pertama

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Tidak dapat disangkal bahwa perubahan zaman saat ini juga membawa dampak negatif bagi lingkungan keluarga.

Mulai dari perubahan cara interaksi antara anak dan ayah, hingga bergesernya pola pikir keluarga yang cenderung fokus pada kelangsungan hidup di dunia semata.

Padahal ‘kehidupan’ ini tidak akan berhenti begitu saja ketika mati, tetapi tetap akan berlanjut hingga kelak di akhirat.

Mari perhatikan berapa banyak keluarga yang mengalami ketidakharmonisan karena mendasarkan hubungan keluarga mereka semata pada tujuan dunia.

Mereka kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan anak, terutama pendidikan agama. Padahal, hal ini memiliki tingkat penting yang sangat tinggi.

Oleh sebab itu, pada kesempatan yang berbahagia ini khatib akan mengingatkan kepada diri sendiri dan jama’ah pada umumnya 4 perkara yang akan menguatkan pemahaman kita tentang pentingnya pendidikan Islam dalam lingkungan keluarga.

Bentuk Ketaatan pada Allah Ta’ala

Pertama, Allah telah mewajibkan kita untuk menjauhkan anak-anak dan keluarga kita dari panasnya api neraka yang bahan bakar utamanya adalah manusia dan batu.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ (التحريم: 6)

Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS. At-Tahrim: 6)

Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Orang tua harus mengajari dan mendidik anak-anak mereka.

Ketika dua orang tua mendidik dengan pendidikan yang baik dan benar sesuai kitab dan sunah, mereka sedang menjalankan ketaatan dan melaksanakan perintah Allah.”

Maka, mendidik anak dengan pendidikan agama yang baik merupakan salah satu bentuk ketaatan kita kepada Allah Ta’ala .

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Menunaikan Hak dan Tanggung Jawab

Sesungguhnya tanggung jawab tarbiyah Islamiyah yang pertama adalah pada keluarga. Kemudian ada pada lembaga pendidikan yang dititipkan anak-anak kaum muslim di dalamnya.

Selain itu, tanggung jawab pendidikan juga dibebankan secara umum kepada seluruh manusia tergantung posisi dan kemampuannya.

Rasulullah SAW bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyat kalian. Seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas yang dipimpin.

Seorang lelaki adalah pemimpin bagi rumah tangganya dan bertanggung jawab atas anggota keluarga.

Seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah suaminya maka ia bertanggung jawab atas apa yang ada dalam rumah itu,

dan seorang budak adalah penjaga bagi harta tuannya maka ia bertanggung jawabnya, dan setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas diri kalian.”

Keluarga mendapat beban untuk mendidik anak-anaknya dari segala aspek. Mulai pendidikan perihal keyakinan, ibadah, moralitas, hingga sosial.

Oleh karena itu keluarga memiliki tanggung jawab yang mendasar atas beban pendidikan seorang anak. Sebab, keluarga adalah lingkup terkecil dalam lapisan masyarakat.

Poin ini bisa digapai dengan memperhatikan setiap anggota keluarga dan memberikan arahan setiap diperlukan.

Tak lupa pula senantiasa memberikan nasehat dan pengertian soal tanggung jawab ini bahwa tanggung jawab bukan hanya beban orang tua tetapi seluruh anggota keluarga.

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Menghindari Perselisihan

Sesungguhnya tarbiyah atau pendidikan Islam dapat mencegah terjadinya perselisihan, bahkan permusuhan antara anak dengan orang tua, atau antara anak dengan anak lain.

Ketika sebuah keluarga sudah mengikuti tarbiyah Islam dengan baik, keluarga tersebut dapat menjauhkan diri dari permusuhan.

Karena itu, sangat penting bagi keluarga untuk memperhatikan pendidikan Islam.

Akan tetapi jika sebuah keluarga menjauh dari prinsip-prinsip tarbiyah Islamiyah, maka keluarga tersebut harus waspada terhadap potensi perselisihan dan permusuhan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat At-Taghabun ayat 14

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah terhadap mereka. Dan jika kamu memaafkan, bersikap baik, dan mengampuni, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat ini memberikan peringatan kepada orang-orang mukmin bahwa dalam keluarga, baik itu antara suami dan istri maupun antara orang tua dan anak, potensi konflik itu akan tetap ada.

Oleh karenanya, tarbiyah Islamiyah yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah menjadi solusi untuk mencegah keluarga terjerumus dalam permusuhan dan perselisihan.

Begitu penting pendidikan Islam dalam keluarga sehingga keluarga dapat membangun hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Sumber Pahala bagi Orang Tua

Pendidikan Islam yang baik dan benar akan menghasilkan nilai-nilai yang positif bagi kehidupan manusia.

Dengan tarbiyah Islamiyah, orang tua dapat memiliki amal yang tetap berlanjut bahkan setelah mereka meninggal dunia.

Orang tua akan memperoleh pahala sebagaimana pahala anak tanpa mengurangi pahala anak sedikit pun.

Ini terjadi saat keduanya sudah wafat namun keshalihan sang anak tetap berkelanjutan efek dari usaha yang telah dicurahkan dalam mendidik anak dengan benar.

Anak yang shaleh akan senantiasa mendoakan kedua orang tuanya dan itulah pundi-pundi pahala yang tetap mengalir meskipun orang tua sudah tiada.

Rasulullah SAW bersabda

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ” (رواه مسلم ١٦٣١)

Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat baginya, dan anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim 1631)

Mendidik anak dengan baik sesuai anjuran dari Rasulullah SAW adalah mendidik mereka dengan pendidikan yang berlandaskan Islam, mulai dari akidah hingga akhlaknya. Sehingga nantinya akan membawa hasil di dunia dan akhirat.

Jama’ah Jum’at rahimani wa rahimakumullah.

Dari penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan Islam dalam keluarga sangatlah penting. Kepentingannya tidak hanya berdampak di dunia, melainkan juga di akhirat.

Mari kita hiasi keluarga kita dengan pendidikan Islam yang baik dan benar sesuai kitab dan sunnah Nabi SAW.

Semoga Allah memberikan karunia kepada anak-anak kita yang shaleh dan memberikan kemudahan bagi kita dalam memberikan pendidikan terbaik bagi keluarga masing-masing. Amin.

باَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ بِالقُرْآنِ العَظِيمِ, وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيآتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ أَقُولُ قَوْلِي هَذَا, وَأَسْتَغْفِرُاللهَ لِي وَ لَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ, فَإِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمِ


Baca juga: MELIHAT KEBAIKAN DI SEGALA HAL


Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ

وَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ: أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَليٍّ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْنَ

رَبَّنَا هَب لَـنَا مِن اَزوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعيُنٍ وَّاجعَلنَا لِلمُتَّقِينَ اِمَامًا

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا رَخَاءً وَسَائْرَ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجالِ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْإِخْلَاصَ فِي الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ. وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama