Khutbah I
الْحَمْدُ للهِ عَظِيمِ الْعَطَاءِ، الْوَاهِبِ
الْمُتَفَضِّـلِ عَلى عِبَادِهِ بِنِعْمَةِ الأَبْنَاءِ، سُبْحَانَهُ أَمَرَ بِتَرْبِيَتِهِمْ
وَرِعَايَتِهِمْ كَيْ يَكُونُوا أَتقِيَاءَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَه لا شَرِيـكَ لَهُ، يَهَبُ لِمَن يَشَاءُ إِنَاثًا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاءُ الذُّكُورَ،
أَوْ يُزَوِّجُهُمْ ذُكْرَانًا وَإِنَاثًا وَيَجْعَلُ مَن يَشَاءُ عَقِيمًا إِنَّهُ
عَلِيمٌ قَدِيرٌ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ الأَمِينُ،
أَحْسَنُ الْمُرَبِّينَ، وَأَكْـمَلُ النَّاسِ رِعَايَةً لِأَبْنَائِهِ أَجْمَعِين
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى
آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
وَبَارِكْ عَلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى سيدنا
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوا
اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَه فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah
yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih
bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang
terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan
bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan
syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan
diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh
perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan
bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan
ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Kali ini khatib ingin menyampaikan judul khutbah,
Pentingnya Mendidik Anak.
Mendidik anak adalah amanah yang begitu mulia bagi setiap
orang tua. Namun, mendidik anak itu bukan perkara mudah. Terbukti, hingga saat
ini, masih banyak orang tua yang menyerahkan pendidikan anaknya kepada pihak
lain, kepada lembaga-lembaga pendidikan dan semisalnya.
Anak menupakan aset orang tua yang paling berharga dalam
kehidupan ini, sehingga setiap orang tua, termasuk kita, semestinya mulai
membangun kesadaran bahwa mendidik anak adalah suatu amanah yang sangat
penting. Setiap orang tua harus berusaha agar mampu mendidik putra putrinya,
terutama terkait dengan pendidikan dasar keagamaan dan keterampilan hidup.
Banyak hal terkait pendidikan yang harus dilakukan agar
aset terbaik kita, anak-anak kita, tidak menjadikan kita jatuh dan terperosok
serta merugi yang berkepanjangan. Keseriusan mendidik anak menjadi prioritas
utama dan pertama dalam kehidupan kita sebagai orang tua.
Mengingat mendidik anak adalah hal yang sangat penting
dan mendasar, tentunya mendidik anak harus menggunakan ilmu. Rasulullah
mengajarkan kepada kita bagaimana mengajari anak-anak agar bisa menjadi
kebanggaan dan penerus perjuangan serta cita-cita orang tuanya ke depan yang
selalu dalam bimbingan Allah. Ada beberapa tuntunan mendidik anak-anak, di
antaranya:
Pertama, mengenalkan Allah sejak dini
Mengenalkan Allah sebagai Tuhan merupakan hal sangat
penting dan mendasar. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam rangka mengenalkan
Allah kepada anak-anak. Bisa melalui cerita dan memberi penjelasan yang intinya
dengan cara menyenangkan tapi serius mengajarkan. Dengan kata lain, pengenalan
aqidah kepada anak sangat penting untuk diutamakan dan selalu dilakukan agar
perlahan menjadi karakter dalam arti semakin kuat keimanan atau tauhid anak dan
akan menguat seiring waktu berjalan. Allah berfirman:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya,
ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar.” (QS Lukman: 13)
Kedua, mengajarkan pendidikan akhlak
Setelah anak dikenakan dengan Allah penciptanya,
selanjutanya dilakukan pendidikan akhlak dan agama. Akhlak merupakan hal
mendasar juga karena sehebat apapun dia, sepintar apapun dia, jika tidak
berakhlak, maka tidak akan menjadi orang baik dan tidak akan dilihat sebagai
orang yang berilmu atau memiliki kelebihan.
Nabi Muhammad saw dipilih oleh Allah menjadi nabi dan
rasul untuk memperbaiki kondisi manusia di muka bumi ini, apa yang dilakukan?
Memperbaiki akhlak manusia. Dan sebelum menjadi nabi dan rasul, Muhammad sudah
mendapatkan julukan di kalangan masyarakat dengan julukan “Al-Amin”, artinya
orang yang dapat dipercaya. Artinya akhlak Nabi patut dicontoh. Rasulullah saw
bersabda:
قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَل مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ}.
Artinya: “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya
yang lebih utama daripada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR Imam
At-Tirmidzi-Imam Al-Hakim).
Ketiga, mengajarkan cara memilih teman yang baik
Dalam kehidupan masyarakat, terkadang teman itu bisa
menjadi ukuran seberapa baik dan tidak baik bisa dilihat dari temannya. Para
pakar pendidikan berpendapat bahwa lingkungan dapat membentuk karakter manusai
sampai 75 persen dan teman merupakan bagian dari lingkungan yang membentuk
karakter seseorang.
Untuk itu seorang anak harus diajarkan memilih
teman-teman yang memiliki sifat-sifat dan kebiasaan yang baik, dengan harapan
anak-anak kita juga akan menjadi baik sampai dewasa nanti dan tetap bisa
memilih teman yang baik di masa dewasanya. Rasulullah bersabda:
اَلرَّجُلُ عَلى دِيْنِ
خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
Artinya:
“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan
siapa dia berteman,” (HR Imam Abu Dawud-Imam Ahmad)
Keempat, mengajarkan sikap tanggung jawab dan amanah
Sikap tanggung jawab dan amanah menjadi sangat penting
dimiliki oleh semua manusia, karenanya sangat penting untuk ditanamkan kepada
anak-anak agar bisa memiliki karakter yang bisa menjadi nilai dan kebanggaan
keluarga besarnya. Sebelum Nabi Muhammad saw diutus Allah menjadi nabi dan
rasul, beliau sering uzlah atau menyendiri memikirkan umatnya yang berada dalam
kondisi jahiliah.
Karena begitu
pentingya, maka penanaman sikap tanggung jawab dan amanah harus ditanamkan
sejak dini agar kelak dewasa sikap tanggung jawab dan amanah sudah menjadi
karakter dari anak-anak kita sehingga patut dicontoh dan dibanggakan.
Rasulullah saw bersabda:
مُـروْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّـلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ
سَبْعِ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا، وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوْا
بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.
“Suruhlah anak kalian shalat ketika
berumur 7 tahun, dan kalau sudah berusia 10 tahun meninggalkan shalat, maka
pukullah ia, dan pisahkanlah tempat tidurnya (antara anak laki-laki dan anak
wanita).” (HR Abu Dawud)
Kelima, didiklah anak dengan keadilan
Ketika seorang anak diajarkan dan ditunjukkan sikap-sikap
yang adil, maka di masa berikutanya atau dewasanya dia akan bisa menujukan
sikap adil dan kehidupannya sehingga bisa merasakan kebaikan dan kenyamanan
dalam menjalani hidupnya. Jadi ajaran tentang keadilan harus diberikan sejak
dini agar bisa menjadi karakter. Rasulullah bersabda:
اِتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوا فِي أَوْلاَدِكُمْ.
“Bertakwalah kepada Allah dan berbuat
adillah kepada anak-anakmu. Adil dalam perhatian dalam harta dan urusan apapun
terhadap anak.” (HR Bukhari 1623)
Keenam, perbanyak berdoa untuk anak
Allah menyuruh kepada manusia untuk banyak berdoa kepada-Nya,
dan pasti Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan manusia termasuk kita.
Doa-doa yang baik untuk anak-anak kita menjadi sesuatu hal yang penting dan
sekaligus harapan kepada anak-anak agar seperti apa yang kita panjatkan. Nabi
Ibrahim pun berdoa untuk anak-anaknya, sebagaiman berfirmanNya:
رَبِّ اجعَلنِى مُقِيمَ الصَّلٰوةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّل دُعَاءِ , رَبَّنَا اغفِر لِى وَلـِوَالِدَىَّ وَلِلمُؤۡمِنِينَ يَومَ يَقُومُ الحِسَابُ
“Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak
cucuku orang–orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhanku, perkenankanlah
doaku , ya Tuhanku beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan seluruh orang
mukmin, pada hari terjadinya hisab.” (QS Ibrahim; 40-41)
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat.
Semoga Allah memudahkan dan memberi kekuatan serta semangat kepada kita dan
selalu mendapatkan keberkahan dan kasih sayang Allah, amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِي هذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّه هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ
لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ
الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ،
وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ،
وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ
وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ
وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.
أَمَّا
بَعْدُ،
فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ
الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى
آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم
ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ
وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ
عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبى ويَنْهى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ،
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ
يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.