Khutbah Jumat: Pentingnya Etika dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

  


اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيْدًا

 أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ:

 فَيَا عِعبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk memahami nilai-nilai luhur dalam Islam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia.

Hari ini, kita akan membahas tentang pentingnya etika dalam berbangsa dan bernegara. Dalam Islam etika biasa disebut dengan akhlak. Akhlak adalah bentuk jamak dari kata “khuluq”. Dalam Al-Quran, Allah berfirman,

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4). Firman Allah ini menunjukkan bahwa akhlak Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah teladan yang agung.

Dalam hadis, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi). Hal ini menegaskan bahwa misi utama Rasulullah adalah menyempurnakan akhlak yang mulia.

Kesempurnaan atau kebaikan akhlak seseorang dapat diukur sejauh mana kesamaannya dengan akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk mengembangkan akhlak yang baik sesuai dengan ajaran Islam.

Sebab Rasulullah Saw bersabda,

إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلَاقًا

Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Marilah kita menjadikan akhlak yang luhur sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjalankan akhlak yang baik, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sekitar.

Jamaah jumat yang dimulaikan Alllah

Etika atau akhlak dalam Islam merupakan fondasi utama bagi perilaku seorang Muslim. Ketika manusia mengabaikan atau tidak memperhatikan prinsip-prinsip etika, ini dapat mengakibatkan konsekuensi serius. Akhlak yang baik memainkan peran penting dalam menjaga hubungan sosial. Tanpa etika, mungkin muncul ketidaksepahaman dan konflik di antara individu dan kelompok, mengancam stabilitas masyarakat.

Lebih lanjut, kita ditekankan untuk menjadi teladan positif bagi masyarakat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus sebagai contoh hidup yang sempurna, dan kita diminta untuk meneladani akhlaknya. Ketidakpatuhan terhadap etika juga dapat berdampak pada lingkungan, dengan tindakan yang tidak bertanggung jawab menyebabkan kerusakan alam.

Marilah kita bersama-sama berupaya untuk meningkatkan akhlak kita, menjadikan Rasulullah sebagai panutan, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan. Dengan itu, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar kita.

Jamaah jumat yang berbahagia

Pentingnya etika tidak hanya dalam hubungan individu, tetapi juga dalam konteks berbangsa dan bernegara. Etika politik memiliki peran yang besar dalam membentuk tatanan masyarakat yang adil, harmonis, dan bermartabat.

Politik dapat menjadi jalan terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah. Politisi atau pemangku amanat umat, yang dengan sungguh-sungguh berupaya melaksanakan tanggung jawabnya, akan memperoleh pahala amal saleh.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ. اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS Al-‘ashr:2-3).

Bila seorang politisi telah menjadi pejabat yang memimpin masyarakat, maka hal terpenting ialah tidak boleh menggunakan kata-kata kasar. Rasulullah bersabda,

إِنَّ الله عزّ وجلّ لاَ يُحِبُ الفُحْشَ وَلَا التَفَحُش

Sesungguhnya Allāh ‘azza wa jalla tidak suka dengan perbuatan keji dan kata-kata yang kotor (kasar).” (HR. Ahmad nomor 24735).

Kata-kata kasar seringkali keluar dari seseorang yang tidak mampu mengendalikan emosinya. Oleh karena itu, seorang politisi harus memiliki keterampilan dalam menguasai emosi agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar membawa maslahat bagi masyarakat. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda,

لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

 “Jangan kamu marah, maka bagimu Surga (akan masuk Surga).” (HR Ath-Thabrani).

Kebijakan yang dilandasi oleh kemarahan cenderung bersifat impulsif dan kurang mempertimbangkan kepentingan masyarakat secara menyeluruh. Marilah kita sebagai umat Islam, khususnya para politisi, merenungkan petuah Rasulullah ini dalam setiap langkah politik yang diambil. Mengelola emosi, menahan diri dari kata-kata kasar, dan merancang kebijakan dengan pikiran yang tenang adalah langkah-langkah penting dalam memastikan bahwa setiap tindakan politik benar-benar memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Semoga Allah senantiasa memberikan kebijaksanaan dan ketenangan hati kepada setiap politisi, sehingga kebijakan yang dihasilkan benar-benar membawa keberkahan dan kemaslahatan bagi umat dan negara.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Baca juga: Bagi Orang Mukmin, Ada Kebaikan dalam Segala Hal


Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ،

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ

Marilah kita berdoa kepada Allah. Ya Allah, kami mohon agar Engkau senantiasa memberikan kebijaksanaan kepada setiap politisi yang telah Engkau berikan amanah untuk memimpin dan mengurus urusan umat dan negara. Berikanlah kepada mereka pemahaman yang mendalam akan tanggung jawabnya, sehingga setiap keputusan dan kebijakan yang dihasilkan selalu mengedepankan kemaslahatan dan keadilan.

Ya Allah, Engkau Maha Pemberi ketenangan hati. Kami memohon agar Engkau memberikan ketenangan hati kepada para politisi, sehingga dalam setiap langkah-langkah mereka, mereka senantiasa mampu menahan diri dari kemarahan yang tidak terkendali. Berikanlah kepada mereka kesabaran dan kebijaksanaan dalam menghadapi tantangan dan cobaan.

Ya Allah, kami berdoa agar setiap tindakan politik yang diambil oleh para pemimpin dan politisi menjadi bentuk amal yang membawa keberkahan bagi umat dan negara ini. Jadikanlah mereka sebagai pembawa rahmat dan keadilan di tengah-tengah masyarakat. Bimbinglah mereka dalam menjalankan tugasnya dengan penuh integritas dan kejujuran.

Ya Allah, limpahkanlah keberkahan pada negara ini. Jadikanlah setiap kebijakan dan tindakan politik sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan keadilan, dan membawa kedamaian. Lindungilah negara ini dari segala bentuk kerugian, kemudaratan, dan kezaliman.

 إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ

 عبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

 فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama