Khutbah I
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ
أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا
قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Jamaah Jumat yang berbahagia
Marilah kita panjatkan puja dan puji kehadirat Allah Yang
Maha Besar. Semoga kita senantiasa dilindungi dari bencana, malapetaka, dan
lain sebagainya. Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada Nabi kita
Muhammad SAW.
Tidak lupa pula, berdirinya khatib di sini hendak
mengingatkan kepada diri pribadi dan jamaah sekalian untuk senantiasa
meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Hanya dengan iman dan takwa,
kita dapat bertahan di tengah bencana dan kesulitan hidup. Lebih dari itu, iman
dan takwa dapat menjadi modal bagi kita untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Jamaah salat Jumat yang berbahagia
Musibah merupakan suatu fakta kehidupan yang tidak dapat
diingkari. Musibah biasanya muncul tanpa diduga, tiba-tiba dan menimbulkan
dampak tertentu pada manusia. Dampak tersebut bisa berupa kerusakan atau
kehilangan nyawa, cacat, kehilangan harta benda dan sumber penghidupan. Pada
intinya, dalam bahasa kita, bahasa Indonesia, musibah selalu dikaitkan dengan
semua peristiwa yang menyakitkan, menyengsarakan, dan bernilai negatif yang
menimpa manusia. Musibah dalam konteks ini merupakan peristiwa yang menimpa
manusia baik yang berasal dari peristiwa alam maupun sosial.
Namun, sesungguhnya, kata musibah dalam al-Quran secara
umum mengacu pada sesuatu yang netral, tidak negatif atau positif. Kata musibah
berasal dari kata a-shaba yang berarti sesuatu yang menimpa kita. Dalam istilah
al-Quran, apa saja yang menimpa manusia disebut dengan "musibah",
baik yang berwujud kebaikan atau keburukan bagi manusia. Hal ini dijelaskan
oleh Allah dalam firman-Nya:
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا
فِيْ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى
مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka
cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang
yang sombong lagi membanggakan diri" [Q.S. al-Hadid (57): 22-23].
Pada firman-Nya yang lain, Allah menjelaskan bahwa jika
"musibah" yang berupa kebaikan, maka hal itu berasal dari Allah, dan
bila "musibah" berupa keburukan -yang kemudian disebut dengan
bencana, maka karena perbuatan manusia sendiri. Allah menegaskan:
مَآ اَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ۖ وَمَآ اَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَّفْسِكَ ۗ وَاَرْسَلْنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوْلًا ۗ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيْدًا
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari
Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah
Allah menjadi saksi" [Q.S. al-Nisa (4): 79].
Sidang Jumat yang berbahagia
Berdasarkan penjelasan tadi, al-Quran juga secara jelas
dan sempurna menguraikan bahwa tidak semua musibah adalah bencana. Musibah yang
disebut bencana dan bermakna negatif adalah musibah yang mendatangkan keburukan
bagi manusia dan hal itu merupakan hasil dari perbuatan manusia sendiri juga,
bukan dari Allah, meskipun secara kasat mata musibah itu terjadi di alam.
Sebagaimana firman-Nya:
وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ
اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar
(dari kesalahan-kesalahanmu)" [Q.S. al-Syura (40): 30].
Ketika musibah diartikan dengan penilaian yang negatif
(mendatangkan keburukan), maka manusia dianjurkan untuk memaknainya dengan
mengembalikkan "esensi" peristiwanya kepada Allah. Dengan demikian,
dalam konteks ini, manusia harus menyadari sepenuhnya bahwa dirinya hanyalah
"pelaku dan penerima" cobaan Allah berupa sesuatu yang dinilai tidak
baik tersebut. Allah menyatakan:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah,
mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" [Q.S.
al-Baqarah (2): 156].
Dengan memahami arti kata musibah seperti itu, maka musibah
yang bernilai negatif merupakan salah satu cobaan dan ujian yang berupa
keburukan. Dalam al-Quran cobaan dan ujian tersebut disebut dengan istilah
bala' sebagaimana firman Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ
وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar" [Q.S.
al-Baqarah (2): 155].
Di samping berfungsi sebagai ujian dan cobaan yang berupa
keburukan, bala' juga merupakan ujian dan cobaan yang berupa kebaikan.
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: KAUM-KAUM YANG TELAH DIBINASAKAN #6; TSAMUD
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ
اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ
اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ,
وَالْمُؤْ مِنِيْنَ وَالْمُؤْ مِنَاتِ, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ, اِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, يَا قَاضِىَ الْحَاجَاتِ, وَيَا كَافِىَ
الْمُهِمَّاتِ
.اَللّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُ قْنَا اتِّبَاعَةَ,
وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْناَ اجْتِنَابَهُ
رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
.اِنَّ اللهَ يَاْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ, اِيْتَاءِ
ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ, يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ