اْلحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ
بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ
شَهِيْدًا
أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ
إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا عِعبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ
الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Kaum Muslimin sidang Jum’at rahimakumullah
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa
Ta’ala, yang dengan kasih sayang-Nya, kita dapat berkumpul di tempat ibadah
ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
Sebagai umat manusia yang diberikan amanah dan tugas oleh
Allah, kita dipanggil untuk merenungi peran kita sebagai khalifah di bumi.
Al-Quran mengajarkan kepada kita bahwa Allah berfirman,
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ
جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.'” (QS.
Al-Baqarah: 30).
Ayat suci ini mengingatkan kita bahwa Allah memberikan
tanggung jawab besar kepada umat-Nya untuk memakmurkan bumi. Namun, tanggung
jawab ini tidak hanya sebatas menjaga alam, melainkan juga memimpin diri
sendiri dan orang lain menuju kebaikan.
Setiap individu di antara kita memiliki peran sebagai
pemimpin, sekecil apapun itu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ
رَعِيَّتِهِ
“Ketahuilah, setiap kalian adalah
pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang
dipimpin” (HR. Bukhari 6605). Oleh karena itu, kita perlu memahami bahwa
keberhasilan atau kegagalan dalam memenuhi tugas sebagai khalifah akan dimintai
pertanggungjawaban di hadapan Allah.
Sebagai pemimpin, tugas kita bukan hanya menjaga alam dan
sumber daya, melainkan juga menjaga akhlak, keadilan, dan kesejahteraan sosial.
Allah menciptakan kita dengan akal, sehingga kita dapat menggunakan
kebijaksanaan dan keadilan dalam menjalankan amanah ini.
Jamaah Jumat yang berbahagia!
Penting bagi kita untuk memahami bahwa kepemimpinan
bukanlah sekadar posisi formal, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang
membutuhkan keahlian dan integritas. Apalagi pemimpin dalam sebuah negara yang
besar, tanggung jawabnya semakin mendalam dan kompleks.
Rasulullah Saw bersabda,
فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai
pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya (HR. Bukhari 6605).
Oleh karena itu, penting bagi pemimpin untuk memiliki
keahlian di bidangnya. Rasulullah Saw telah memberikan nasihat yang bijak,
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
“Apabila suatu urusan diserahkan
kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”. (HR Bukhari dan
Muslim).
Ini adalah peringatan agar pemimpin memahami batas
keahliannya dan tidak memberikan tugas atau wewenang kepada mereka yang tidak
berkompeten. Pemberian tanggung jawab kepada yang tidak ahli dapat
mengakibatkan rusaknya pekerjaan bahkan organisasi yang dikelolanya.
Kita sebagai umat Islam, terutama yang memiliki peran
sebagai pemimpin, perlu menjadikan amanah sebagai prioritas utama. Amanah tidak
hanya terkait dengan keuangan, tetapi juga dengan kebijakan, keadilan, dan
kesejahteraan rakyat.
Marilah kita bersama-sama merenungi dan mengintrospeksi
diri. Semoga Allah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada kita semua untuk
menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah!
Pemimpin harus mengutamakan, membela dan mendahulukan
kepentingan umat, menegakkan keadilan, melaksanakan syari’at, berjuang
menghilangkan segala bentuk kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah,
sebagaimana Firman Allah SWT.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْاۗ اِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak
(kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi (yang bertindak) dengan adil.
Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil. Berlakulah adil karena (adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan
(QS. Al Maidah: 8).
Ini adalah petunjuk Allah yang jelas tentang bagaimana
seorang pemimpin harus bertindak. Pemimpin harus menjadi pelopor kebenaran,
menegakkan keadilan, dan tidak dikuasai oleh kebencian terhadap suatu kelompok.
Keadilan adalah pondasi utama dalam kepemimpinan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hidupnya.
Seorang pemimpin yang mengamalkan keadilan harus membela
dan mendahulukan kepentingan umat. Tugasnya bukan hanya sekadar menjalankan
amanah formal, tetapi juga berjuang untuk menghilangkan segala bentuk
kemunkaran, kekufuran, kekacauan, dan fitnah. Dengan demikian, pemimpin akan
mampu menjalankan kepemimpinan yang sejalan dengan syari’at Islam.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: Bisa Jadi Kamu Mencintai Sesuatu Walaupun Itu Buruk Bagimu
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى
التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
Pemimpin yang mampu menjalankan amanahnya dengan penuh
tanggungjawab, akan menjadi pemimpin yang dicintai rakyatnya. Sebagaimana Sabda
Rasulullah saw,
خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ
وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ
الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah
mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian
dan kalian mendo’akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka
yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan
kalian mengutuk mereka.” (HR Muslim).
Dalam sabda tersebut, Rasulullah Saw menegaskan
pentingnya hubungan yang baik antara pemimpin dan umatnya. Pemimpin yang
mencintai dan dicintai oleh umatnya akan membangun fondasi kekuatan yang kuat
dan harmonis. Keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya terukur dari pencapaian
materi, tetapi juga dari keberhasilannya dalam menciptakan kedamaian dan
kebahagiaan di tengah-tengah masyarakat.
Oleh karena itu, pemimpin yang berkomitmen untuk
mencintai dan dicintai umatnya harus senantiasa mendengarkan aspirasi rakyat,
memberikan solusi yang adil, serta mendoakan kebaikan bagi mereka. Sebaliknya,
umat juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung dan mendoakan pemimpinnya
agar senantiasa mendapat petunjuk dari Allah.
Marilah kita sebagai umat Islam, baik sebagai pemimpin
maupun sebagai rakyat, bersatu padu dalam membangun kepemimpinan yang penuh
kasih sayang, keadilan, dan berkah. Semoga Allah memberikan taufik dan
hidayah-Nya sehingga kita semua mampu menjalankan peran sebagai khalifah dengan
baik.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
عبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ
يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ