Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh..
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ
سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ..اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى
يَوْمِ الدِّيْنِ.
Alhamdulilah, segala puji Allah yang telah mempertemukan
kita kembali dalam majelis khotbah dan salat Jumat hari ini
Tak lupa salawat dan salam kita sampaikan untuk junjungan
kita Baginda Rasulullah Muhammad salallaahu 'alaihi wasallam, keluarga dan para
sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebaikan sampai hari
kiamat.
Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah, Seperti
disampaikan di awal khotbah, tema kali adalah pembahasan tentang mendidik anak
generasi Islami, di mana tema ini diangkat karena bertepatan dengan peringatan
Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli.
Sebagai orangtua dan keluarga muslim, kita tentu memiliki
anak-anak, baik anak kandung, keponakan, cucu, maupun kerabat yang masih
berusia anak dan remaja, di mana sebagai yang memiliki ikatan darah ingin agar
anak-anak ini kelak tumbuh menjadi penerus keluarga yang memiliki akhlak mulia.
Kita juga ingin keluarga kita senantiasa tak hanya berkumpul di dunia saja,
tapi nantinya bisa dikumpulkan bersama pula di akhirat. Dalam Al-Qur'an, Allah
juga menjanjikan anak cucu dari keluarga yang beriman kelak akan dipertemukan
kembali di dalam surga. Firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ اٰمَنُوا وَاتَّبَعَتهُم ذُرِّيَّتُهُم بِاِيمَانٍ اَلحَـقنَا بِهِم ذُرِّيَّتَهُم وَمَاۤ اَلَـتنٰهُمۡ مِّن عَمَلِهِم مِّن شَىءٍؕ كُلُّ امرِیءٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ
Wallaziina aamanuu wattaba'at hum zurriyyatuhum
biiimaanin alhaqnaa bihim zurriyyatahum wa maaa alatnaahum min 'amalihim min
shai'; kullum ri'im bimaa kasaba rahiin
Artinya: "Dan orang-orang yang beriman, beserta anak
cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan
anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala
amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang
dikerjakannya." (QS. At-Tur: 21) Dalam ayat ini dijelaskan bahwa di surga
Allah akan mempertemukan orang tua dengan keturunannya yang seiman. Orang-orang
yang beriman akan mendapat balasan surga, beserta anak cucu atau ibu bapak
mereka yang mengikuti dalam keimanan, walaupun derajat keimanannya tidak
serupa, mereka akan dipertemukan bersama di surga sebagai anugerah atas
ketakwaan yang telah diperbuat. Allah tidak mengurangi sedikit pun pahala amal
kebajikan yang telah mereka perbuat di dunia.
Setiap orang terikat dan akan bertanggung jawab dengan apa
yang dikerjakannya, dan dia tidak akan dihukum karena dosa orang lain. Allah
SWT menerangkan, orang-orang yang beriman tersebut akan dipertemukan Allah
dalam satu tingkatan dan kedudukan yang sama sebagai karunia Allah kepada
mereka, meskipun para keturunannya itu ternyata belum mencapai derajat sempurna
dalam beramal. Sehingga orang tua mereka menjadi senang, yang membuat
kegembiraan menjadi semakin sempurna karena dapat berkumpul semua bersama-sama.
Lalu keturunan anak cucu orang-orang beriman juga akan ditingkatkan derajatnya
oleh Allah SWT bila ternyata tingkatan mereka lebih rendah dari derajat orang
tua mereka.
Dalam beberapa ayat di Al-Qur'an Allah SWT telah
memberikan gambaran tentang situasi surga penuh kenikmatan seperti tersedianya
makanan di dalam surga. Setiap buah-buahan atau makanan yang diinginkan
penghuni surga pasti akan diperoleh sesuai dengan selera mereka. Di surga juga
digambarkan bagaimana mereka hidup senang di sana. Penghuni surga saling
berebutan minum, minum tetap dalam kesopanan, berbicara tentang hal lucu, di
sana mereka dilayani oleh pelayan-pelayan yang sangat ramah dan cantik. Mereka
juga membicarakan hal ihwal mereka di dunia dahulu sebelum mereka berada di
dalam kesenangan dan kemewahan surgawi.
Dalam sebuah hadis, diriwayatkan bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda: "Apabila seseorang memasuki surga, menanyakan kedua orang
tuanya, istrinya, dan anaknya, maka dikatakan kepadanya: "Mereka belum
sampai pada derajat dan amalanmu." Maka ia berkata: "Ya Tuhanku, aku
telah beramal untukku dan untuk mereka". Maka (permohonannya dikabulkan
Tuhan) disuruhlah mereka (orang tua, istri, anak) untuk bergabung dengan
dia." (HR. Ibnu Mardawaih dan ath-thabrani dari Ibnu 'Abbas) Rasulullah
SAW juga bersabda: "Apabila mati seorang anak Adam, maka terputuslah
amalnya kecuali tiga: amal jariah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang
saleh yang mendoakannya."(HR. Muslim dari Abu Hurairah) Hadirin jamaah
Jumat rahimakumullah, Memiliki anak-anak yang soleh dan soleha merupakan impian
sebagian besar kaum muslimin, sebagai orangtua kita berperan penting untuk
mendidik mereka agar dapat menjadi insan yang Islami.
Kita wajib mengenalkan mereka kepada Allah SWT, sebagai
Tuhannya, serta mengajarkan mereka tentang nilai-nilai ketuhanan. Hal-hal utama
lainnya mengajarkan bacaan basmalah dan hamdalah serta doa-doa ringan sebelum
dan sesudah mengerjakan sesuatu yang baik dalam aktivitas kesehariannya, dan
kita pun mencontohkannya. Rasulullah SAW bersabda yang maknanya: “Suruhlah
anak-anakmu untuk mengerjakan shalat jika mereka sudah berusia tujuh tahun. Dan
jiak mereka sudah berusia sepuluh tahun, maka pukullah (dengan pukulan yang
tidak membahayakn) jika tidak mau melaksanakannya. Kemudian pisahkanlah tempat
tidur mereka.” (HR. Al-Hakim).
Bagi anak-anak yang masih sangat kecil, pasti ia belum
mengerti tentang baik dan buruk, belum memahami bahaya yang akan menjerumuskan
ke dalam jurang kenistaan, karenanya perhatian orang tua, sebagai orang yang
paling dekat dengan anak-anak haruslah selalu memperhatikan aspek etika dan
moral agama. Ada beberapa kewajiban yang bisa ditanamkan orangtua kepada
anaknya, di antaranya: Berkewajiban memberi nama anaknya dengan nama yang baik
dan terpuji. Seperti, Muhammad, ahmad, dan nama-nama lain yang bermakna baik.
Menanamkan akidah dan akhlak kepada putra-putrinya. Mengajarkan kecintaan pada
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pegangan hidup bagi orang yang
beriman. Jika putra-putri itu telah dewasa dan telah berkemampuan, maka
kewajiban berikutnya sebagai orang tua adalah menikahkannya dengan pasangan
yang beriman dan berbudi pekerti yang baik. Demikianlah khotbah Jumat yang bisa
disampaikan kali ini, semoga apa yang disampaikan dapat menjadi pelajaran dan
bermanfaat bagi kita semua, serta mudah-mudahan kelak kita semua juga
dikumpulkan Allah SWT dalam surga-Nya, Aamiin allahumma aamiin.
Baca juga: RUMAH YANG DIJANJIKAN BAGI ORANG BERIMAN; SURGA