Khutbah Jumat: Membangun Rumah Tangga Harmonis dalam Islam



Membangun rumah tangga harmonis merupakan dambaan setiap orang. Kendati demikian, kenyataannya yang sering terjadi malah ketidakharmonisan dalam rumah tangga, terlebih maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Padahal, orang yang telah menikah dalam Islam berarti sudah menyempurnakan separuh agama. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadis. Dari Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda:

 

إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ كَمَّلَ نَصْفَ الدِّيْنِ ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ البَاقِي

"Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR Al Baihaqi).

Oleh karena itu, ketika seorang mukmin memantapkan diri untuk menikah, maka rumah tangga harus dijaga dengan sebaik-baiknya oleh kedua belah pihak, suami ataupun istri. Agar mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Berikut lima tema khutbah Jumat tentang membangun rumah harmonis sesuai ajaran Islam:

 

1. Jangan Longgar Ibadah

Hal terpenting dalam membangun keluarga dalam Islam yakni dengan tekun melaksanakan ibadah. Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah tidak akan terwujud bila pasangan tidak menjaga ibadahnya dengan baik.

Mukmin yang rutin melaksanakan ibadah wajib tentunya dekat dengan Allah. Dengan menjaga ibadah salat oleh pasangan suami istri, Insya Allah, Sang Khalik juga memberkahi hubungan rumah tangga.

Selain itu, tujuan utama menikah dalam Islam tak lain memiliki keturunan yang salih dan salihah. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 72:

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ۚ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Artinya: Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.

 

2. Mengerti Satu Sama Lain

Mengerti kondisi pasangan sangat penting guna menjaga keharmonisan rumah tangga. Misal dalam hal ini, ketika istri sedang sakit dan butuh waktu istirahat, maka sebaiknya jangan disuruh memasak hanya karena suami lapar. Biarkan istri istirahat dan terus perhatikan perkembangan kesehatannya sembari merawatnya.

Sebaliknya, ketika suami tengah berada dalam posisi sulit, sebaiknya istri selalu berada di samping suami sebagai support system. Misal, pemasukan usaha suami sedang anjlok tidak seperti biasanya. Maka dukung dia agar selalu semangat dan menemukan ide-ide baru dalam mengembangkan usahanya.

 

3. Melaksanakan Kewajiban dan Hak Masing-masing

Baik suami ataupun istri memiliki kewajiban masing-masing dalam rumah tangga. Untuk mewujudkan keluarga yang harmonis tentunya pasangan harus melaksanakan masing-masing kewajiban.

Seorang suami merupakan kepala keluarga yang wajib menafkahi keluarganya. Serta menjadi Imam yang ideal bagi keluarga, hal ini seperti yang tertuang dalam surat An-Nisa ayat 34 yang artinya:

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka." (QS An-Nisa: 34).

Sementara itu, kewajiban istri yakni diwajibkan untuk menjaga diri atau kehormatannya hanya kepada suaminya saja, serta mentaati perintah suami. Dalam hal ini bukan berarti seluruh perintah suami yang semena-mena harus ditaati. Perintah suami yang tidak mesti ditaati adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Tidak ada ketaatan dalam perkara maksiat. Ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’ruf (kebaikan),” (HR Bukhari dan Muslim).

"Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS An-Nisa: 34).

 

4. Doakan Pasangan Sebagai Penyejuk Hati

Sebagai sepasang suami istri, semestinya saling mendoakan yang terbaik bagi pasangan. Terlebih berdoa agar pasangan dijadikan sebagai penyejuk hati. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 74:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.

 

5. Harus Saling Sabar

Dalam rumah tangga pasti ada saja masalah yang melanda, hal ini merupakan ujian kecil dalam rumah tangga dari Allah SWT. Maka itu, untuk menghadapi setiap masalah dan ujian kedua pasangan mesti bersabar, bukan dihadapi dengan emosi yang meluap-luap.

 

Selain itu, Allah juga menyukai hamba-hamba-Nya dengan sifat sabar. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:

وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: {لَوْ كَانَ الصَّبْرُ رَجُلاً لَكَانَ رَجُلاً كَرِيْمًا}

Artinya: "Jika sabar itu seorang laki-laki, niscaya ia adalah orang yang pemurah dan Allah menyukai orang-orang yang sabar," (HR At Thabrani).


Baca juga: MERAIH TAQWA DENGAN PUASA RAMADHAN


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama