Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ
نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ
لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ.
اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ
مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ . فَاِنْ
تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ
رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Shalawat dan
salam senantiasa kita haturkan kepada Rasulullah saw. Semoga kita senantiasa
termasuk golongan hamba yang pandai bersyukur dan mendapatkan syafaat dari Nabi
Agung Muhammad saw di hari kiamat. Amin.
Saat ini, kita sedang berada di bulan Rabiul Awwal yang
di Indonesia lebih sering disebut sebagai bulan Maulid. Disebut demikian memang
karena dalam bulan ini terjadi sebuah kejadian agung yakni kelahiran Nabi
Muhammad saw. Sosok paling mulia di dunia, sosok yang kita diperintahkan untuk
senantiasa bershalawat untuk meraih syafaatnya. Bukan hanya kita saja yang
bershalawat, Malaikat dan Allah swt pun bershalawat kepada beliau. Hal ini
termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman,
bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan
kepadanya.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Kehadiran Nabi Muhammad ke dunia ini membawa sebuah misi
penting di antaranya adalah memperbaiki akhlak manusia. Misi ini menandakan
bahwa akhlak menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia karena itulah yang
akan membawa perdamaian dan ketentraman dalam setiap interaksi manusia dengan
lingkungan sekitar. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Bukhari, Baihaqi, dan Hakim:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخَلاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Akhlak menjadi bagian utama dalam bangunan kepribadian
seorang muslim sehingga para ulama menyebut bahwa “Al-Adabu fauqal ilmi’. Bahwa
adab, tatakrama, akhlak, di atas ilmu yang dalam artian harus didahulukan untuk
dimasukkan dalam diri setiap muslim. Dalam pendidikan pun sudah seharusnya
mengedepankan aspek afektif (sikap dan karakter) dibanding aspek kognitif
(kepintaran otak). Maka itu fungsi guru dan orang tua yang paling utama adalah
mendidik agar generasi muda menjadik baik. Bukan hanya mengajar untuk
menjadikan generasi muda menjadi pintar.
Pendidikan karakter dan akhlak generasi muda di era saat
ini menjadi sangat dan sangat penting. Hal ini karena tantangan dan godaan
zaman di tengah perkembangan teknologi semakin menjadi-jadi. Akibat
perkembangan teknologi dan informasi saat ini, ancaman terhadap degradasi moral
sangat terlihat di depan mata. Kita lihat bagaimana saat ini akhlak para pemuda
sudah mulai tereduksi akibat gaya hidup digital di zaman modern.
Kejadian tindakan kriminal, asusila, kurangnya kepedulian
sosial dan menurunnya rasa sosial-kemanusiaan yang dilakukan dan dimiliki
generasi muda mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini kita
rasakan mereka lebih asik bermain di dunia maya dengan ponselnya dari pada
bersosialisasi di dunia nyata. Kebiasaan berkomentar di media sosial yang tak
melihat dengan siapa ia berbicara, terbawa dalam kehidupan nyata. Sehingga bisa
dirasakan mereka menyamakan antara berbicara dengan teman dan berbicara dengan
orang tua.
Gampangnya berkomunikasi, berinteraksi, dan mencari
informasi juga sedikit demi sedikit menjadikan para generasi muda
menggampangkan berbagai hal. Ini berdampak kepada sikap malas dan mudah
menyerah pada tantangan permasalahan yang dihadapi. Mereka terdidik dengan
hasil yang instan tanpa perjuangan berat dan menghilangkan etos perjuangan
serta sikap tak kenal menyerah.
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Fenomena-fenomena ini patut direnungi oleh kita dan para
orang tua pada umumnya. Momentum Maulid Nabi Muhammad saw menjadi saat yang
tepat untuk kembali memperkuat penjagaan pada akhlak generasi penerus. Perlu
dipantau aktivitas mereka saat memegang handphone agar akhlak bisa benar-benar
terjaga. Akhlak menjadi barometer apakah seseorang menjadi insan terbaik atau
tidak. Bukan kepintaran yang menjadi barometer!. Rasulullah bersabda dalam
hadits yang diriwayatkan Thabrani dari Ibnu Umar:
خَيْرُ النَّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Sebaik-baik manusia adalah yang
paling baik akhlaknya.”
Sudah saatnya di bulan Maulid ini kita kembali meneladani
akhlak Nabi yang merupakan suri tauladan terbaik sebagaimana ditegaskan dalam
Al-Qur’an surat Al-ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ
حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah
benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak
mengingat Allah.”
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Selain menjadikan Maulid sebagai momentum menjaga akhlak
generasi muda, mari jadikan bulan Maulid ini sebagai kesempatan meningkatkan
kuantitas dan kualitas shalawat dan cinta kita kepada Nabi Muhammad. Perbanyak
shalawat, insyaallah hidup menjadi nikmat karena mendapat syafaat di hari
kiamat.
Syafaat dari Nabi Muhammad menjadi hal yang sangat
penting untuk kita raih. Karena kita tidak tahu ibadah mana yang akan diterima
di sisi Allah. Menurut kita kuantitas dan kualitas ibadah sudah maksimal, namun
belum tentu di sisi Allah swt. Sehingga kita perlu senantiasa berdoa untuk
meraih rahmat dari Allah serta perbanyak bershalawat kepada Nabi untuk meraih
syafaatnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim, disebutkan ada seorang sahabat yang mengadu kepada Nabi. Ia merasa
tidak rajin dalam menjalankan ibadah namun punya modal kecintaan kepada Allah
dan Rasul-Nya. Jawaban Nabi pun sangat menggembirakan. Nabi mengatakan sahabat
tersebut akan dikumpulkan bersama Nabi di hari kiamat.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا
صَوْمٍ وَلَا صَدَقَةٍ وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ
أَحْبَبْتَ
"Dari sahabat Anas, sesungguhnya seorang laki-laki
bertanya kepada Nabi, kapan hari kiamat terjadi ya Rasul? Nabi bertanya balik,
apa yang telah engkau persiapkan? Ia menjawab, aku tidak mempersiapkan untuk
hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa dan sedekah. Hanya aku mencintai
Allah dan Rasul-Nya. Nabi berkata, engkau kelak dikumpulkan bersama orang yang
engkau cintai. (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,
Semoga kita bisa meneruskan dan mewujudkan misi Nabi
kepada para generasi muda yakni menjadikan akhlak mulia sebagai sendi-sendi
peradaban kehidupan manusia. Semoga kita senantiasa bisa meneladani akhlak Nabi
dan kita akan menjadi umatnya yang mendapatkan syafaatnya dan masuk dalam
surganya Allah swt. Amin.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Baca juga: BEBERAPA RAHASIA AL QURAN #32; NAFSU MANUSIA MEMERINTAHKAN PERBUATAN FASIK
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ
لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلَازِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ
وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً
وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ
أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا
اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ