Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ،
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ
الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا
بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan mulia ini marilah kita bersama-sama lebih
memantapkan hati kita untuk senantiasa bertakwa kepada Allah subhanahu wata'ala
dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Marilah kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang kuat dan teguh dalam pendirian
serta mampu mengendalikan diri dalam berbagai masalah kehidupan yang kita
hadapi.
Dengan ketakwaan atau rasa takut kepada Allah, kita akan
senantiasa berhati-hati dalam melakukan sesuatu agar tidak melanggar
perintah-perintah Allah. Dengan takwa juga kita akan senantiasa berusaha untuk
tidak mengerjakan semua larangan Allah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di era perkembangan teknologi dan informasi yang sangat
pesat dewasa ini, kehidupan manusia sangat tergantung pada teknologi. Hampir
semua aktivitas kehidupan manusia tidak lepas dari kemudahan-kemudahan yang
dihasilkan dari perkembangan teknologi. Sampai-sampai saat ini pun, berkat
teknologi, kita sudah hidup di dua dunia, yakni dunia nyata dan dunia maya.
Perubahan pola hidup manusia ini tentu membawa pengaruh,
baik positif maupun negatif, sehingga memerlukan kesiapan mental spiritual dari
setiap individu kita. Tanpa kesiapan dan pengendalian diri, kita akan
terombang-ambing dengan berbagai informasi yang saat ini setiap detik
membanjiri dunia maya, khususnya di media sosial. Ketika terombang-ambing maka kita
akan mudah terjerumus dan jauh dari Allah subhanahu wata'ala.
Dulu, akses informasi tak semudah di era digital
sekarang. Tapi, justru di sinilah tantangannya. Banjirnya informasi menuntut
kita cermat memilih sumber informasi yang benar-benar valid dan bisa menjadi
rujukan dalam menentukan langkah kehidupan. Bisa dikatakan, orang yang sukses
saat ini bukanlah orang yang memiliki banyak informasi, melainkan orang yang
mampu menyaring informasi.
Terkait dengan setiap informasi yang kita terima, Allah
subhanahu wata'ala sudah mengingatkan melalui firman-Nya dalam QS Al-Hujurat
Ayat 6:
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا
عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah dijelaskan bahwa
kalimat:
فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهٰلَةٍ
(maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya) adalah memastikan
kebenaran dari berita yang kita terima. Dan termasuk dari memastikan ini adalah
bersikap tenang tanpa tergesa-gesa; mengendalikan diri, tidak mudah tersulut,
dan memperhatikan apa yang sedang terjadi dari berita yang ada sehingga dapat
jelas kebenarannya.
Dari penjelasan ini jelaslah bahwa kita harus
mengendalikan diri, tidak boleh terburu-buru dengan langsung mempercayai segala
informasi yang kita terima. Kita harus menelusuri siapa, dari mana, dan atas
motif apa berita tersebut muncul dengan langkah klarifikasi, cek dan ricek,
atau bertabayun. Terlebih di media sosial, banyak oknum yang menyebarkan hoaks
dan ujaran kebencian untuk kepentingan tertentu.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Saat ini kita sudah memasuki era disrupsi yang disebut
sebagai era post-truth atau pasca-kebenaran, yakni saat kebenaran semakin
diabaikan karena masifnya berita-berita tidak benar. Kebenaran saat ini bisa
dianggap tidak benar dan ketidakbenaran bisa dianggap kebenaran akibat
informasi tidak benar yang lebih banyak dari informasi yang benar. Orang pun
akan menampik kebenaran ketika banyak menerima ketidakbenaran walaupun ia
mendengar atau bahkan melihatnya. Tujuannya tidaklah lagi sekadar untuk
membalikkan fakta namun untuk menumbangkan kebenaran tersebut.
Kondisi ini sudah pernah diingatkan oleh Ibnu Muqaffa,
seorang pujangga kenamaan yang hidup pada zaman Dinasti Abbasiyah yang
termaktub dalam kitab Adabud Dunyâ Waddîn:
لَا تَتَهَاوَنْ بِإِرْسَالِ الْكِذْبَةِ مِنْ
الْهَزْلِ فَإِنَّهَا تُسْرِعُ إلَى إبْطَالِ الْحَقِّ
Artinya: “Janganlah seseorang menganggap remeh mengirim
berita bohong meski sekadar guyon dan lucu-lucuan. Karena sesungguhnya
kebohongan itu dapat dengan cepat menenggelamkan informasi yang berisi
kebenaran.”
Oleh karena itu, ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sudah saatnya kita untuk membekali diri dengan
pengendalian diri agar kita tidak terseret informasi di era post-truth yang
penuh dengan berbagai informasi tipu daya yang merugikan diri sendiri dan orang
lain. Lalu apa bekal yang paling baik? Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah:
197.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Artinya: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal
adalah takwa.”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ,
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ
هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: KELOMPOK YANG MENDAPAT NIKMAT
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا
النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ
بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ
عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ
وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ
وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ
الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه
وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ
وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ
يُعْطِكم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ