Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ
وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ
وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ
الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى
اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ
وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ
الْعِقَابِ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah
sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
dengan semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang
ditetapkan Allah subhânahu wa ta’âla dan menjalankan perintah-Nya. Karena
dengan ketakwaan, setiap persoalan hidup yang kita alami akan ada jalan
keluarnya dan akan ada pula rezeki yang datang kepada kita tanpa
disangka-sangka.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ketika awal kita ada di dunia ini, kita membutuhkan
seseorang yang menjadi perantara kelahiran, yaitu ibu. Saat itu, kita
membutuhkan seorang bidan yang membantu mengeluarkan kita dari perut ibu. Dari
kecil hingga tumbuh dewasa kita membutuhkan orang tua, ketika kesulitan dan memiliki
hajat, kita membutuhkan tetangga dan warga sekitar, ketika punya problem
kehidupan kita juga membutuhkan seorang pendengar, hingga ketika ajal
menjemput, kita pun membutuhkan orang yang menguburkan jasad kita.
Dari sini, kita dapat memahami bahwa manusia adalah
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian, kita semua saling membutuhkan
satu sama lain. Oleh karena itu, pesan yang ditanamkan sejak kecil hingga
dewasa adalah jangan bosan-bosan menolong orang lain yang membutuhkan.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan umatnya untuk
saling tolong menolong dan merekatkan tali persaudaraan. Tolong menolong di
sini tidak terikat oleh apa pun. Bantulah dengan tulus siapa pun orangnya,
entah dia kaya atau miskin, berpendidikan tinggi atau tidak mengenyam
pendidikan sama sekali, bahkan muslim atau non-muslim, selama itu dalam ranah
sosial dan kebaikan, maka tidak ada salahnya kita membantu mereka, karena
bagaimana pun mereka adalah saudara dalam kemanusiaan. Kecuali, jika bantu
membantu itu hal kejahatan dan keburukan, maka Islam melarang hal ini. Allah
menegaskan dalam Al-Quran surah Al-Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Menolong orang lain, khususnya mereka yang sedang
kesulitan sungguh memiliki banyak manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang
yang kita tolong, bahkan kondisi masyarakat pun akan mendapatkan manfaat dari
sikap dan perbuatan baik ini.
Dengan menolong orang muslim yang sedang membutuhkan
pertolongan, maka kita telah mencerminkan pesan persaudaraan yang ditamsilkan
oleh Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ
وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Orang-orang mukmin dalam hal saling
mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah
satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak
bisa tidur) dan panas (ikut merasakan sakitnya)”
Lebih tegas terkait keutamaan menolong sesama Muslim,
Rasulullah bersabda dalam hadis riwayat Imam Muslim:
مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ
الدُّنْيَا، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ
يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ،
وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ
فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Siapa yang melapangkan satu
kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu
kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka
Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Siapa menutupi
(aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup aibnya di dunia dan akhirat.
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong
saudaranya.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dalam hadits lain Rasulullah memerintahkan umatnya untuk
menolong orang yang dizalimi bahkan orang yang ingin berbuat zalim juga. Dalam
hadis Nabi disebutkan:
انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا
“Tolonglah saudaramu ketika dia
berbuat zalim atau ketika dia dizalimi.”
Dalam hadits yang disebutkan tadi, mungkin kita
bertanya-tanya, bagaimana mungkin kita menolong orang zalim padahal Allah telah
melarang bantu membantu dalam hal keburukan. Hal ini pun pernah ditanyakan juga
para sahabat, Rasulullah pun menjawab:
تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
“Pegang tangannya (tahan ia dari
perbuatan zalim).”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Dari hadits-hadits di atas, kiranya dapat menjadi
pelajaran bagi kita semua agar bermurah hati menolong sesama Muslim karena
mereka adalah saudara kita. Pun tanpa menafikan kita juga harus menolong siapa
saja orang-orang di sekitar kita yang sedang dalam kesulitan. KH. Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur berpesan:
“Tidak penting apa agama atau sukumu.
Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang. Orang tidak akan
pernah tanya apa agamamu,”
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِي هٰذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لَآ إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيَّ
بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ
آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا اٰتِنَا
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر