Khutbah Jumat: Konsumsilah Yang Halal, Hindarilah Dampak Makanan Haram



Khutbah I

الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ   أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ وَاشْكُرُوْا لِلّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ اِيَّاهُ تَعْبُدُوْنَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw, yang telah menjadi teladan bagi umatnya dalam segala hal, termasuk dalam mencari rezeki yang halal dan berkah.

Pada kesempatan ini mari kita tingkatkan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Di antara wujud nyata dari implementasi takwa adalah mengonsumsi makanan halal dan menghindari makanan yang haram. Kehalalan makanan yang dikonsumsi ini bukan hanya dari sisi zat atau fisiknya, namun juga halal dari cara mendapatkannya.

Menjaga kehalalan makanan yang kita konsumsi juga merupakan wujud syukur atas anugerah-Nya yang melimpah ruah. Allah saw telah mengingatkan melalui firman-Nya yang sudah dibacakan khatib di awal khutbah yaitu Surat Al-Baqarah: 172 yang artinya: "Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah jika hanya kepada-Nya kamu menyembah."

Rasulullah saw pun telah menjadi panutan bagaimana mencari dan mengonsumsi rezeki yang halal dan berkah. Rasulullah dalam haditsnya telah memberi contoh ikhtiar agar makanan yang kita konsumsi senantiasa halal dan berkah. Di antaranya melalui sabdanya dari Aisyah ra:

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” (HR. Abu Daud)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam upaya mewujudkan kehalalan makanan, kita patut bersyukur karena pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah memberi perhatian lebih pada sektor ini. Saat ini, pemerintah sedang terus menguatkan program sertifikasi halal yang diharapkan makanan dan minuman serta produk-produk lain yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia memenuhi kriteria halal. Upaya ini harus kita dukung karena akan berdampak pula pada hal lain di antaranya mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada produk makanan dan minuman yang telah tersertifikasi dan berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat dan bangsa.

Langkah sertifikasi halal makanan dan minuman ini harus kita dukung dan lanjutkan dengan berusaha mencari rezeki yang halal untuk mendapatkannya. Kehalalan dari zat dan cara memperolehnya ini menjadi hal yang penting karena akan berdampak pada kesehatan dan keberkahan kehidupan. Kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari makanan haram masuk ke dalam aliran darah tubuh kita dan juga keluarga kita. Jangan sampai kita mencari  rezeki dengan cara H3: yakni halal, haram, hantam, semisal dengan korupsi dan mengambil hak orang lain yang bukan merupakan hak kita. Naudzubillah min dzalik.

Terlebih di era saat ini, di mana berbagai macam lapangan pekerjaan semakin variatif sehingga kehati-hatian perlu diperkuat. Rasulullah telah mengingatkan dalam haditsnya:

لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ ، أَمِنْ حَلاَلٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ

Artinya: “Akan datang suatu zaman di mana manusia tidak lagi peduli dari mana mereka mendapatkan harta, apakah dari usaha yang halal atau yang haram.” (HR. Bukhari)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Untuk menyadarkan kita semua, berikut dipaparkan beberapa dampak makanan haram bagi diri dan kehidupan kita. Pertama, memakan harta haram adalah perbuatan mendurhakai Allah dengan mengikuti langkah-langkah setan yang merupakan musuh nyata bagi kita. Hal ini termaktub dalam QS. Al-Baqarah: 168:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

Kedua, mengonsumsi makanan haram menjadikan kita tidak bersemangat dalam beribadah. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al-Mu’minun ayat 51:

يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Artinya: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang thayyib (yang baik), dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Perintah memakan makanan yang baik atau halal dalam ayat ini dibarengkan dengan perintah ibadah. Firman Allah ini menyiratkan bahwa makanan halal mampu menyemangati melakukan ibadah amal saleh.

 

Ketiga, tubuh yang di dalamnya mengalir darah dari makanan yang haram akan menjadi hak api neraka untuk membakarnya. Rasulullah bersabda:

إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ

Artinya: “Sesungguhnya daging badan yang tumbuh berkembang dari sesuatu yang haram akan berhak dibakar dalam api neraka.” (HR. Tirmidzi)

 

Keempat, makanan haram akan menjadikan doa sulit dikabulkan oleh Allah. Hal ini ditegaskan Rasulullah:

يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌوَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَه

Artinya: “Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim)

Kelima, makan haram dapat menjadikan tubuh kita mudah terserang penyakit. Kita perlu sadari bahwa kesehatan mahal harganya. Harta yang banyak tidak mampu memberi manfaat maksimal untuk beribadah jika penyakit bersemayam dalam tubuh kita. Kesehatan akan benar-benar kita rasakan keberadaannya ketika kita sudah jatuh sakit.

Oleh karena itu, ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mari kita jauhi makanan-makanan haram dari zatnya maupun dari cara memperolehnya. Mudah-mudahan kita diberikan rezeki yang halal dan mampu menjalankan tugas utama kita dengan baik di muka bumi ini yakni beribadah kepada Allah swt. Amin

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Baca juga: Nasehat Pernikahan


Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ  ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama