Khutbah Pertama
إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى
آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ،
اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ اِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ
إِلا لِيَعْبُدُونِ
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Mengawali khotbah siang ini, khatib mengajak kita semua,
mari sama-sama kita meningkatkan kualitas takwa kita kepada Allah SWT. Yakni
dengan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Hampir tiap hari, kita selalu dengar ada banyak sekali
kabar duka. Hari-hari ini, kematian agaknya bukan hal yang aneh. Si A meninggal
dunia. Si B wafat. Dan lain sebagainya. Baik itu keluarga kita atau orang lain.
Fakta ini hendaknya menambah keyakinan kita bahwa
kematian sejatinya adalah hal yang sangat dekat sekali dengan diri kita.
Kematian adalah sebuah keniscayaan yang pasti akan dialami oleh setiap yang
ada. Hanya hidup adalah Allah SWT.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ
رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ (27)
“Semua yang ada di bumi itu akan
binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap
kekal.”
Masalah kapan kematian itu akan datang dan menghampiri
kita, Wallahu a’lam. Hanya Allah yang tahu.
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ
Tak seorang pun yang mengetahui tempat dan waktu kapan ia
akan meninggal dunia.
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Yang harus diingat adalah datangnya kematian itu ada dua
macam. Ada yang disertai sebab terlebih dahulu, seperti sakit atau kecelakaan.
Dan ada pula yang terjadi secara mendadak dan tak diawali sebab.
Kadang ada orang yang kemarin masih sehat-sehat saja,
hari ini telah ada.
Ada yang minggu kemarin masih berangkat ke masjid, shalat
jum’at, bersama kita, hari ini telah meninggal dunia.
Kemarin si Fulan masih segar bugar, beraktivitas seperti
biasa, hari ini, telah kembali ke hadirat Allah.
Kematian itu, cepat atau lambat, pasti juga akan datang
juga kepada kita. Sekarang, mari kita tanyakan kepada diri kita
sendiri-sendiri, “Apa bekal kita untuk ke akhirat? Sudah cukupkah bekal kita
bila sewaktu-waktu akan dipanggil menghadapNya?”
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ
بِمَا تَعْمَلُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman!
Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang
telah diperbuatnya untuk hari esok atau akhirat, dan bertakwalah kepada Allah.
Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Lewat ayat ini, Allah memerintahkan kepada kita untuk
senantiasa mengerjakan terlebih dahulu hal-hal yang mendatangkan manfaat untuk
masa yang akan datang. Seperti halnya, kita mempersiapkan segala sesuatu terlebih
dahulu untuk menyambut datangnya tamu.
Masa depan atau masa yang akan datang itu ada dua: di
dunia dan akhirat. Keduanya jelas berbeda. Masa depan di dunia, jika kita gagal
atau kurang berhasil, penyesalannya hanyalah sampai ketika hayat masih dikandung
badan saja.
Namun, kegagalan di alam akhirat adalah kegagalan yang
hakiki. Kita akan merasakan penyesalan yang tiada akhir. Kita, siap tidak siap,
suka tidak suka, harus mempertanggungjawabkan apa yang telah kita lakukan
selama hidup di dunia.
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Pada ayat tadi, kata ghad yang bermakna “akhirat”,
disebutkan dalam bentuk nakirah atau umum. Hal ini menunjukkan bahwa akhirat
adalah suatu yang besar dan karenanya tak diketahui bagaimana keadaannya.
Kebesaran dan ketidaktahuan seseorang tentang akhirat
hendaknya menjadikan kita selalu memperbaiki diri kapan dan dimanapun berada.
Karena tak seorang pun mengetahui bagaimana nasibnya di akhirat kelak. Yang
bisa dilakukan adalah mempersiapkannya bekal dengan maksimal.
Apa bekal itu?
Tidak lain dan tidak bukan adalah ketakwaan kita kepada
Allah selama di dunia.
Definisi ketakwaan, sebagaimana yang sering kita dengar,
adalah menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Yang mana pada ayat
tadi, Allah menyebutkan perintah untuk bertakwa itu sebanyak dua kali:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
Dan…
وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ
Penyebutan dua kali ini menunjukkan penekanan atau
penguatan, betapa pentingnya takwa itu. Ada pula yang berpendapat bahwa
perintah takwa yang kedua adalah perintah untuk mengevaluasi dan menyempurnakan
amalan yang dilakukan atas dasar takwa pada perintah pertama.
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Mengakhiri khotbah ini, khatib ingin mengajak kita semua
untuk menginstropeksi diri kita masing-masing. Mari kita tingkatan ibadah kita
selama kita masih bisa bernapas. Karena, ketika kematian datang, manusia,
sehebat apapun dia, tak mungkin akan
bisa menghindar.
إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ
سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Ketika kematian datang, tak akan
bisa diundur atau dimajukan sama sekali”
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: Menghitung Diri
Khutbah Kedua
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى
اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا
اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ
بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ
وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ
وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا
مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمـُسْلِمِيْنَ وَاْلمـُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا
بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَ