إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jamaah JUMAT yang
dirahmati Allah,
Marilah kita selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan iman dan taqwa itu, manusia akan meraih
kesuksesan yang sebenarnya dalam kehidupan. Baik kehidupan di dunia sekarang
ini, atau diakhirat nanti. Karena seluruh manusia yang hidup di dunia ini akan
menuju kepada akhir yang sama, yaitu menuju kematian. Allah berfirman:
Artinya, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan balasanmu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan.” (QS. Ali Imran/3 : 185)
Ayat Allah yang mulia ini, dengan tegas memberitakan
bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Setiap orang, termasuk kita,
akan merasakan kematian. Baik orang itu kaya atau miskin, berpangkat atau
tidak; berani atau takut, semua akanmati, walaupun manusia lari kematian, dan
berlindung di dalam benteng yang kokoh, ia tidak akan mampu menolak kematian.
Allah berfirman:
Artinya: “Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh..”
(QS. An Nisaa’/4:78).
Kemudian apa sebenarnya yang akan terjad setelah
kematian? Apakah manusia setelah mati berubah menjadi tanah dan selesai segala
urusan? Tidak! Akan tetapi, sesungguhnya ada kehidupan setelah kematian. Ada
pembalasan terhadap segala perbuatan. Dan seluruh manusia akan melihat hasil
perbuatannya. Jika perbuatannya baik, hasilnyapun baik. Sebaliknya jika
perbuatannya buruk, hasilnyapun buruk.
Artinya: “Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan balasanmu.” (QS Ali Imran/3 : 185).
Kita lihat kenyataan di dunia ini, keadilan tidak tegak
dengan sebenarnya! Memang di dunia ini sudah ada balasan, namun belum sempurna.
Demikian juga di alam kubur, ada pembalasan, ada nikmat kubur, ada siksa kubur,
namun itu juga belum sempurna. Balasan yang sempurna adalah setelah pengadilan
agung pada hari kiamat. Sudah siapkah kita menghadapinya? Siapkah kita
mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita? Semoga kita selalu mendapatkan
bimbingan Allah Ta’ala, meniti jalan yang lurus, hingga akhir hayat kita.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ
هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Baca juga: Hadits Nasihat Tentang Menyikapi Masalah Harta Dan Dunia
[KHUTBAH KEDUA]
اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ،
وَأْشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ الله وَلِيّ الصّالِحِيْنَ، وَأِشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ صَلّي عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ
عَلى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فى
الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا بَعْدُ:
Jamaah JUMAT yang
dirahmati Allah,
Telah kami sampaikan berita dari Allah tentang kematian
yang pasti datang, dan Pembalasan pada hari kiamat yang siap menghadang.
Lantas, siapakah yang akan meraih keberuntungan dan kesuksesan pada hari
pembalasan nanti? Marilah kita perhatikan firman Allah berikutnya:
Artinya: “Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung.” (QS. Ali Imran/3 :
185).
Inilah keberuntungan hakiki, inilah kesuksesan abadi,
inilah puncak harapan sejati, inilah yang pantas dijadikan cita-cita. Yaitu
selamat dari neraka dan masuk ke dalam surga. Dan ini tidak akan terjadi,
kecuali jika kita seorang hamba mendapatkan rahmat Allah, wasilah masuk surga,
sebab selamat dari neraka, adalah iman dan amal shalih. Allah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka
di sisi Rabb mereka ialah surga ‘And yang mengalir di bawahnya sungai-sungai;
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan
merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang
takut kepada Rabbnya.” (QS. Al Bayyinah/98: 7-8).
Namun jika seseorang tidak beriman, maka dia disebut
seburuk-buruk makhluk dan kekal di dalam neraka. Allah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli
kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah 98:6).
Walaupun jalan itu sudah jelas, kebenaran
terang-benderang, ternyata banyak manusia tertipu dan terpedaya di dunia ini.
Allah telah mengingatkan manusia pada akhir ayat:
Artinya: “Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran/3: 185).
Jamaah JUMAT yang
dirahmati Allah,
Kita harus ingat bahwa, kesenangan dunia ini hanyalah
ujian. Apakah manusia lebih mementingkan dunia, ataukah lebih mementingkan
ridha Allah? Yaitu dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangannya.
Ketahuilah, dan hendaklah kita waspada. Orang yang ingin
menempuh jalan kebenaran, dia memiliki musuh, yaitu setan yang berwujud jin
atau manusia. Setan-setan tersebut menghiasa dunia ini, sehingga seseorang
menjadi lupa terhadap tujuan hidupnya, yaitu mengabdi dan menyembah kepada
Allah yang Esa.
Allah berfirman,
Artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepad Tuhanmu dan
takutlah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong
anaknya dn seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun.
Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan
dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu
dalam (mentaati) Allah.” (QS. Luqman/31 : 33).
Oleh karena itu, kita harus selalu waspada, karena memang
dunia ini hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Gunakanlah hidup kita ini
untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ikhlas dan mengikuti
tuntunan RasulNya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا
الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا
بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ
الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.