Khutbah Jumat: Harapan adalah Ruh Kehidupan

 


Khutbah Pertama

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ،

أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إِلّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَالْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ قَدِيرٌ، حرَّم الْيَأسَ ونَدَّدَ بِالْقُنُوطِ، فَقَالَ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ يَعْقُوبَ عَلَيهِ السَّلَامُ: ﴿ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ ﴾ [سورة يوسف: 87]، وَقَالَ تَعَالَى عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ إِبْرَاهِيْمَ عَلَيهِ السَّلَامُ: ﴿ قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ ﴾ [سورة الحجر: 56]

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ؛ أَمَرَنَا بِالتَّيْسِيْرِ وَالتَّبْشِيْرِ، فرُوِيَ عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنّهُ قَالَ: (( يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا))

عِبَادَاللَّهِ....أُوْصِيكُم ونَفسّي المقَصِّرَةِ بتَقْوَى اللّهِ -عز وجل- بفِعْلِ أوامِرِهِ واجتِنابِ نَوَاهِيهِ، قال الله -سبحانه وتعالى- فِي كتابِهِ العَزِيْزِِ: ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ).

Hadirin...

Alhamdulillah Jumat ini kita masih diberi umur dan kesehatan untuk melakukan rutinitas salat Jumat. Khatib mengingatkan agar kita terus berusaha bertakwa kepada Allah semampu kita. Tak ada yang akan kita bawa untuk meninggalkan dunia ini selain keimanan dan ketakwaan.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah..

Setiap orang harus mempunyai harapan. Tidak ada kehidupan bagi orang yang tidak punya harapan, sebab harapan adalah pokok dalam kehidupan ini. Tanpa adanya harapan, manusia tidak punya rasa semangat, hingga putus asa dan bermalas-malasan. Dan tahukah kalian, bermalas-malasan adalah pekerjaan yang tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya. Bahkan Nabi berdoa meminta dijauhkan dari sifat bermalas-malasan.

وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ

Artinya: "(Ya Allah) dan aku berlindung kepadamu dari lemah dan rasa malas"

Hadirin...

Agama Islam adalah agama yang mengharuskan seseorang bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam kebaikan. Agama yang mengharuskan pemeluknya penuh optimisme dalam menjalani hidup. Agama yang mengharuskan umatnya untuk mempunyai harapan. Agama yang tidak menyukai pemeluknya berputus asa. Maka, harapan dan rasa optimis adalah sesuatu yang dianjurkan oleh agama Islam agar ada dalam diri setiap muslim dan setiap umat manusia.

Hadirin Rahimakumullah...

Apa faktor seorang murid bersungguh-sungguh dalam belajar, berkontemplasi menelaah bahkan rela bergadang untuk mengulang pelajaran? Ya, tiada lain karena murid tersebut mempunyai harapan dan rasa optimis serta berkeinginan lulus serta mendapatkan nilai yang memuaskan juga ilmu yang matang.

Apa yang membuat para pedagang rela melewati jarak, tak peduli cuaca panasnya terik matahari dan cuaca dingin dan basahnya air hujan. Berangkat untuk berdagang di pasar, ada juga yang berjualan di dekat pinggiran jalan dari mulai terbitnya matahari sampai menjelang malam? Ya, karena mereka mempunyai harapan dan rasa optimis akan mendapatkan untung dan rezeki dari Allah SWT, dengan cara kerja yang halal yang diniatkan untuk menafkahi sanak familinya.

Apa faktor pendorong orang sakit berobat, kolsultasi penyakitnya ke dokter, meminta saran obat terbaik ke dokter? Mereka punya harapan dan keoptimisan dalam dirinya untuk kembali sembuh.

Apa faktor pemuda semangat bekerja? Pemuda mempunyai harapan memperoleh penghasilan sendiri, agar tidak lagi membebani orang tuanya.

Apa faktor para tentara rela panas-panasan, berlatih cara menembak yang benar dan bahkan siap jika ditugaskan di daerah perbatasan nun jauh? Ya, karena para tentara punya harapan dan optimisme dirinya bisa menjaga tanah air yang dicintainya.

Maka, hadirin, harapan adalah ajaran Islam dan harapan adalah ruh kehidupan.

Hadirin...

Jika kita melihat kehidupan para nabi, kita akan melihat betapa kehidupan mereka dipenuhi dengan harapan. Tak ada dalam kamus kehidupan mereka yang namanya putus asa dan putus harapan. Walaupun yang dihadapi mereka begitu berat. Lihatlah Nabi Nuh, ia mengajak kaumnya beriman kepada Allah selama 950 tahun. Apakah banyak dari kaum Nabi Nuh yang beriman kepada Allah? Tidak. Hanya sedikit. Lalu, apakah hal itu membuat Nabi Nuh putus asa? Tidak. Ia terus mengajak kepada kaumnya untuk beriman tanpa rasa bosan dan putus harapan.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِۦ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ وَهُمْ ظَٰلِمُونَ ﴾ [سورة العنكبوت: ١٤]

Artinya: "Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim." (Surah Al-‘Ankabūt: 14)

Nabi Musa dan pengikutnya dikejar oleh Firaun dan bala tentaranya, yaitu seorang raja zalim yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika di hadapan Nabi Musa dan pengikutnya tidak ada lagi jalan untuk lari kecuali laut, sedangkan musuh sudah hampir dekat dengan Nabi Musa dan pengikutnya. Hingga para pengikutnya mengatakan, "sesungguhnya kita akan benar-benar tersusul", Nabi Musa dengan rasa penuh optimisme disertai keyakinan dan rasa penuh harap kepada pertolongan Allah menjawab, "Tidak, sesungguhnya Tuhanku bersamaku, Dia akan memberiku petunjuk".

Benar saja, Allah SWT memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya dan seketika laut terbelah menjadi dua. Sehingga Musa dan pengikutnya berjalan di belahan jalan laut itu dengan aman. Sedangkan Firaun dan tentaranya tenggelam saat mereka menyusul di jalan yang tadi dilewati Musa. Laut yang tadi terbelah pun kembali ke asalnya sehingga Firaun dan tentaranya tenggelam di laut sana. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Quran Surah Asy-Syu'ara ayat 60-66.

Banyak sekali perjalanan kehidupan para Nabi yang walaupun dicoba dengan cobaan yang berat, tidak pernah putus asa. Tidak ada ujian yang paling berat melebihi ujiannya para nabi.

Nabi Muhammad SAW, Nabi kita dalam setiap keadaan apapun selalu penuh harap dan mempunyai sikap optimis. Lihat saja contohnya, saat Nabi Muhammad di Gua Tsur bersama Sayyidina Abu Bakar Siddiq di perjalanan Hijrah ke Madinah. Nabi menginap di Gua Tsur bersama Abu Bakar RA selama tiga hari, melihat situasi Makkah dan siasat apa yang akan dilakukan kaum kafir Quraisy. Kabar terkini didapat langsung dari putranya Abu Bakar Ash-Shiddiq yang tugasnya setiap malam mengantarkan makan dan memberitakan kabar Makkah.

Benar bahwa kaum musyrikin sedang mengintai dan mencari Nabi. Bahkan sudah diniatkan akan membunuh Nabi jika mereka menemukannya, apalagi dibuka sayembara dengan hadiah yang besar.

Pencarian kafir Quraisy sampai ke dekat Gua Tsur. Ya, suara gerombolan kafir Quraisy itu sudah terdengar oleh Nabi dan Abu Bakar Ash-Shiddiq yang ada di dalam gua. Abu Bakar gelisah dan takut diketahui oleh para kafir Quraisy. Gelisah karena mereka benar-benar di dekat lawang Gua Tsur. Namun, Nabi dengan penuh rasa optimis dan penuh harap meyakinkan Abu Bakar, "Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah bersama kita". Apa yang terjadi, kafir Quraisy itu tidak masuk gua, mereka saling berselisih paham karena melihat muka lorong gua itu tertutup penuh sarang laba-laba dan ada telur merpati dibawahnya yang utuh. Artinya tidak mungkin ada yang masuk ke gua ini jika keadaannya demikian.

Hadirin Rahimakumullah...

Kita sebagai umat muslim harus mempunyai harapan dan sikap optimis dalam menjalankan kehidupan ini. Janganlah merasa putus asa dan kehilangan harapan. Al-Quran mengutuk orang-orang yang putus harapan. Bahkan dianggap sebagai teman dari kesesatan. Dalam Al-Quran Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖٓ اِلَّا الضَّاۤلُّوْنَ ﴾ [سورة الحجر: ٥٦]

Artinya: "Dia (Ibrahim) berkata, “Adakah orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya selain orang yang sesat?” (Surah Al-Ḥijr: 56)

Dalam ayat yang lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

﴿ وَإِذَآ أَنْعَمْنَا عَلَى ٱلْإِنسَٰنِ أَعْرَضَ وَنَـَٔا بِجَانِبِهِۦ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ كَانَ يَـُٔوسًا ﴾ [سورة الإسراء: ٨٣]

Artinya: "Apabila Kami menganugerahkan kenikmatan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri (dari Allah dengan sombong). Namun, apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa." (Surah Al-Isrā': 83)

Nabi Muhammad mengajarkan umatnya agar mempunyai harapan dan keoptimisan. Dari Abu Hurairah berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ الْفَأْلُ الْحَسَنُ وَيَكْرَهُ الطِّيَرَةَ (رواه متفق عليه)َ

Artinya: "Rasulullah mencintai tafa'ul yang baik (perkataan yang baik, rasa optimis) dan membenci anggapan sial." (HR. Muttafaqun 'Alaih)

Maka jika kita ingin hidup bahagia, mesti seharusnya bagi kita untuk mempunyai rasa optimis dan penuh harapan yang dihaturkan kepada Allah SWT.

Hadirin sidang Jumat Rahimakumullah...

Dalam hal ini khatib juga mengingatkan bahwa ada hubungan yang kuat antara harapan dan perbuatan. Ya, harapan itu tidaklah bisa terwujud jika tidak dibarengi dengan perbuatan. Perbuatan itu adalah salah satu bentuk ikhtiar untuk mendapatkan harapan-harapan itu. Ada sebuah perkataan:

مَنْ زَرَعَ حَصَدَ

Artinya: "Siapa yang menanam maka ia akan memetik (hasil panen)."

Maka, sejalan dengan perkataan di atas, pemahaman terbaliknya adalah orang yang tidak menanam maka tidak akan memetik. Orang yang berharap tapi tidak melakukan sesuatu untuk mendapatkan harapannya maka kecil sekali untuk mendapatkan apa yang diharapkannya. Orang yang mengharapkan rahmat Allah, mendapatkan surganya Allah di akhirat nanti, maka harus banyak beramal di dunianya.

Semoga kita selalu optimis dan harapan-harapan kita dikabulkan oleh Allah SWT, dibarengi dengan ikhtiar dan tawakal kepada-Nya.

بَارَكَ اللّٰهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظيم ونَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِالآيَاتِ والذِّكرِ الحَكِيم وتَقَبَّلَ مِنِّي ومِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيم


Baca juga: Bisikan Setan


Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ للّٰهِ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ لَهُ اَلْوَاقِفِيْنَ عَلَى بَابِهِ حَتَّى يَرْضَى وَيَفْتَحَ عَلَيْنَا فُتُوْحَ الْعَارِفِيْنَ بِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَنَبِيُّهُ وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ بَلَغَ الرِّسَالَةَ وَأَدَّى الْأَمَانَةَ وَنَصَحَ لِلْأُمَّةِ وَجاهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِيْنَ، فَصَلَّى اللّٰهُ عَلَيْكَ وَسَلَّمَ يَا سَيِّدِيْ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ!

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ … اِتَّقُوا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهَوا عَمَّا نهى وَاعْلَمُوْا أنَّ اللّٰهَ أمَرَكُمْ بِأمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَى بِمَلَائِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى أنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ يَا أيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إنْدُوْنِيْسِيَا خَاصَّةً، وَسَائِرَ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

نَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ بِحُرْمَةِ بَابِكَ كُلِّهِ أَنْ تُنَزِّلَ النَّعِيْمَ وَالْخُلْدَ عَلَى أَرْوَاحِ الشُّهَدَاءِ وَضَحَايَا الْإِرْهَابِيِّ فِيْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ وَمَغَارِبِهَا وَأَنْ تُنَزِّلَ الْعَافِيَةَ وَالشِّفَاءَ عَلَى الْجُرْحَى وَالْمُصَابِيْنَ وَأَنْ تُنَزِّلَ الْأَمَانَ وَالْعَافِيَةَ عَلَى بِلَادِنَا وَأَوْطَانِنَا كُلِّهَا وَعَلَى بِلَادِ الْعَالَمِيْنَ، وَنَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ لِأَهْلِ أَرْضِ إِنْدُوْنِيْسِيَا عَلَى وَجْهِ الْخُصُوْصِ أَنْ تَحْفِظَهُمْ، اَللَّهُمَّ احْفَظْ إِنْدُوْنِيْسِيَا وَشَعْبَهَا الْعَظِيْمَ وَاحْفَظْ عُقُوْلَهُمْ وَزَكِّ نُفُوْسَهُمْ وَوَسِّعْ أَرْزَاقَهُمْ وَجَمِّلْ أَخْلَاقَهُمْ وَابْسُطْ بَيْنَهُمْ بِسَاطَ الرَّخَاءِ وَالْعَافِيَةِ وَالْوَفْرَةِ وَالسَّعَةِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللّٰهِ، إنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ.

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama