Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ رَسُولِ اللَّهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاه. أَشْهَدُ
أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ. أَمَّا بَعْدُ
فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ
الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَقَالَ اِذَا جَاءَكَ
الْمُنٰفِقُوْنَ قَالُوْا نَشْهَدُ اِنَّكَ لَرَسُوْلُ اللّٰهِ ۘوَاللّٰهُ يَعْلَمُ
اِنَّكَ لَرَسُوْلُهٗ ۗوَاللّٰهُ يَشْهَدُ اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ لَكٰذِبُوْنَۚ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Pada kesempatan mulia ini, mari kita senantiasa
menguatkan tekad dan terus berupaya untuk meningkatkan iman dan takwa kepada
Allah swt dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Dengan hal ini mudah-mudahan kita termasuk golongan mukminin dan muttaqin yang
dikasihi oleh Allah swt. Keimanan, khususnya ketakwaan sendiri, merupakan
pembeda antara orang biasa dengan orang yang dimuliakan oleh Allah swt,
sebagaimana termaktub dalam dalam Al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 13:
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Allah telah membagi manusia menjadi tiga golongan, yaitu
(1) golongan orang-orang beriman (mukminin), (2) golongan orang-orang yang
ingkar (kafirin), dan (3) golongan orang-orang munafik (munafiqin). Pembagian
ini mengarahkan kita untuk menghindari sikap inkar atas segala perintah Allah
dan jangan sampai kita tergolong orang kafir; ataupun sikap iman dan takwa
namun hanya dimulut dengan mengatakan patuh pada Allah, namun pada faktanya
tidak menjalankan apa yang diperintahkan-Nya, sehingga kita menjadi orang
munafik. Jika kita merasakan ada ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan,
maka kita harus secepatnya bermuhasabah atau menilai diri sendiri.
Jangan-jangan ada bibit kemunafikan dalam diri kita.
Dalam hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari disebutkan:
آيَة الْمُنَافِق ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ
وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اُؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga,
yaitu (1) ketika berbicara ia dusta, (2) ketika berjanji ia mengingkari, dan
(3) ketika ia diberi amanat ia berkhianat).
Dari hadits ini kita bisa melakukan instropeksi diri
dengan melihat apakah ada tiga sifat ini dalam diri kita. Apakah jika
berbicara, kita sering melakukan kedustaan? Apakah jika kita berjanji pada
seseorang dan juga pada diri sendiri, kita sering mengingkarinya? Apakah saat
kita diberi suatu tanggung jawab atau amanat, kita memiliki kecenderungan untuk
mengkhianatinya?
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan, kata munafik atau
nifak terambil dari kata nafaq atau terowongan yang memiliki dua muka yakni
kiri dan kanan. Jika dikejar dari mulut terowongan satu, maka akan lari ke
mulut terowongan satunya. Ada sesuatu yang disembunyikan yang tidak terlihat
dari mata. Karenanya, sifat munafik termasuk sifat buruk yang sulit untuk
dideteksi, sehingga orang yang memiliki sifat ini termasuk musuh dalam selimut
dan termasuk dalam kategori pembohong.
Ibnu Rajab al-Hanbali menyebut, kata munafik secara
bahasa bisa diartikan sebagai bagian dari penipuan, berbuat licik, dan
menunjukkan perbuatan yang berbeda dari yang sebenarnya. Ia menyebut bahwa
sifat munafik terdiri dari dua jenis yakni munafik secara aqidah dan munafik
secara perbuatan. Orang yang mengatakan bahwa ia termasuk golongan orang yang
beriman padahal sebenarnya ia mengingkari seluruh ataupun sebagian dari ajaran
Islam, maka ini termasuk munafik secara aqidah.
Sementara orang yang menunjukkan perilaku seolah-olah
baik tetapi di belakang ia menyimpan sifat sebaliknya, semisal seorang Muslim
yang sering berdusta, sering mengingkari janji, sering berkhianat, dan
sejenisnya, maka ini adalah termasuk munafik secara perbuatan.
Perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan pula.
Begitu juga sifat munafik akan mendapatkan balasan atau ancaman dari Allah swt
sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 145:
اِنَّ الْمُنٰفِقِيْنَ فِى الدَّرْكِ الْاَسْفَلِ
مِنَ النَّارِۚ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيْرًاۙ
"Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada
tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolong pun bagi mereka."
Sifat munafik ini pun menjadi kekhawatiran Rasulullah
saw, sehingga beliau mengingatkan umat Islam untuk menjauhinya. Terlebih
Rasulullah saw paling khawatir jika terdapat umat munafik yang memiliki
kemampuan pintar berbicara, sebagaimana disebutkan dalam sebuah yang
diriwayatkan oleh Imam ath-Thabrani:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ بَعْدِيْ
كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمُ اللِّسَانِ
“Sungguh yang paling aku khawatirkan
atas kalian semua sepeninggalku adalah orang munafiq yang pintar berbicara.”
Ma’asyiral Muslimin sidang Jumat Rahimakumullah
Dari uraian ini, semoga kita bukan termasuk golongan
orang munafik aqidah dan juga munafik perbuatan. Semoga Allah swt senantiasa
memberikan petunjuk bagi kita untuk senantiasa menjadi jiwa-jiwa yang memiliki
hati dan pikiran yang bersih, dan mampu terhindar dari siksaan dan balasan
pedih dari Allah. Semoga kita terhindar dan dijauhkan dari perilaku “berkata
dusta, berjanji mengkhianati, dan diberi amanat berkhianat”. Amin
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ َأَقُوْلُ قَوْلِي
هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Baca juga: BEBERAPA RAHASIA AL QURAN #27; KEMATIAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN KAFIR TIDAK AKAN SAMA
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ ثُمَّ
الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ
بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ
وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا
عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ
فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ
وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ
وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ
يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ