Khutbah Jumat: Bersyukur Menjadi Umat Nabi Muhammad



Khutbah I

الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat Islam yang mulia, yang disampaikan kepada kita melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad Saw. Nikmat ini harus kita syukuri biqauli Alhamdulillahirabbil alamin sekaligus berupaya untuk mempertahankannya sampai akhir hayat kita. Hal ini telah diperintahkan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 102:

 

يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”

Sebagai bentuk syukur, kita juga harus banyak-banyak menyampaikan shalawat kepada pembawa risalah Islam yakni Nabi Muhammad Saw. Mari kita bersama-sama mengucapkan shalawat kepada beliau, semoga Allah Swt senantiasa memberkahi dan merahmatinya dan semoga kita bisa mengikuti jejak beliau dengan lebih baik dalam kehidupan kita sehari-hari.

Pada kesempatan ini, khatib juga mengajak kepada seluruh jamaah dan khususnya kepada diri khatib untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Islam adalah agama yang mengajarkan kita untuk selalu memperbaiki diri, meningkatkan iman dan amal kita, serta menjadi teladan bagi sesama manusia dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Pada khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk merenungkan betapa beruntungnya kita menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw adalah penutup para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah Swt untuk membawa ajaran Islam kepada umat manusia. Beliau adalah teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan, dan mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan ajaran agama Islam kepada umatnya.

Rasulullah adalah sosok yang sempurna dan mulia. Dengan kemuliaannya, umat Islam juga menjadi umat yang mulia. Allah berfirman dalam dalam Al-Qur’an:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali ‘Imran [3]: 110).

Rasulullah sendiri telah mengungkapkan kemuliaan umat Islam dalam haditsnya:

وَجُعِلَتْ أُمَّتِي خَيْرَ الأُمَمِ

Artinya: “Umatku dijadikan sebagai umat terbaik.” (HR Ahmad)

Syekh Ali Utsman al-Jaradi dalam Kitab an-Nafahatul Lathifah ‘alal Burdatis Syarifah mengatakan bahwa umat Islam adalah semulia-mulianya umat beragama. Hal ini karena Umat Islam memiliki panutan yang mulia yang membawa risalah mulia yakni Nabi Muhammad Saw.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Ada beberapa alasan mengapa kita harus bersyukur menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad Saw di antaranya yang pertama adalah ajaran Islam yang sempurna. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT dalam bentuk Al-Quran, kitab suci Islam, yang mengandung pedoman hidup yang lengkap dan sempurna bagi umat manusia. Ajaran Islam mencakup aspek kehidupan spiritual, moral, sosial, hukum dan masih banyak aspek-aspek lainnya. Allah juga sudah menegaskan kesempurnaan Islam yang termaktub dalam Al-Qur’an:

اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ

Artinya: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu." (QS Al-Maidah: 3).

Terlebih, ajaran Islam bukan hanya untuk umat Islam semata namun pada hakikatnya, Rasulullah diutus ke muka bumi ini sebagai rahmat bagi alam semesta. Nabi Muhammad diutus untuk membawa pesan kebaikan kepada seluruh umat manusia yang harus terus kita amalkan bukan hanya level lokal saja namun juga pada tataran global. Allah berfirman dalam surat Anbiya ayat 107:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Rasa syukur menjadi umat Islam selanjutnya karena kita memiliki sosok teladan yang sempurna yakni Nabi Muhammad Saw yang merupakan Nabi dan Rasul pamungkas yang diturunkan oleh Allah ke muka bumi ini. Nabi Muhammad SAW merupakan teladan utama bagi umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ibadah, akhlak, hubungan sosial, dan aspek lainnya. Mengikuti jejaknya merupakan upaya kita untuk mencapai kesempurnaan dalam kehidupan.

Maka sudah seharusnya kita bersyukur dan mengungkapkan kebahagiaan ini dengan senantiasa sering melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Terlebih pada waktu bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan kelahiran Nabi. Kebahagiaan ini bisa kita wujudkan dengan mengadakan peringatan Maulid yang di dalamnya diisi dengan berbagai jenis ibadah seperti bershalawat, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari, bahwasanya paman Nabi yang bernama Abu Lahab, yang dikenal sebagai seorang yang membenci dakwah Nabi saja diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin. Hal ini karena Abu Lahab bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad. Bahkan, saking gembiranya atas kelahiran sang keponakan, Abu Lahab memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaib.

Inilah bisa menjadi inspirasi dan pedoman untuk senantiasa bergembira akan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Semoga dengan kegembiraan kita memperingati kelahiran Nabi Muhammad, kita akan termasuk golongan orang yang akan mendapatkan syafaatnya di yaumil kiamat nanti.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat ini, semoga bisa menjadikan kita semakin bertambah syukur atas karunia menjadi umat Nabi Muhammad Saw. Semoga nikmat yang kita syukuri ini akan senantiasa ditambah oleh Allah Swt. karena Allah telah menjanjikan:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Baca juga: Lebih mengenal perasaan pasangan


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ  رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ

وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama