Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ
نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى
أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَاشَرِيْكَ
لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ.
اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى:يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang. Kita panjatkan rasa syukur kepada-Nya atas nikmat
sehat, hidup, dan keberkahan yang senantiasa dilimpahkan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang membawa
rahmat bagi seluruh alam.
Sebagai hamba yang patuh, kita telah diamanahkan oleh
Allah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan dengan menjalankan perintahNya
dan menjauhi laranganNya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Saat ini, kita hidup di zaman yang dipenuhi dengan
berbagai tantangan, di antaranya adalah era media sosial yang begitu
merajalela. Kita dikelilingi oleh informasi dari berbagai penjuru dunia,
termasuk kabar-kabar tentang konflik yang terjadi di Palestina.
Tentu, kita tidak bisa memungkiri bahwa media sosial
menjadi saluran informasi yang sangat cepat dan masif. Namun, bersama dengan
kemudahan itu, kita dihadapkan pada tanggung jawab besar untuk mengelola
informasi dengan bijak. Kita perlu mengingat bahwa setiap kata yang kita
ucapkan, setiap informasi yang kita sebarkan, memiliki dampak besar, terutama
dalam konteks konflik seperti di Palestina.
Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab moral
untuk menjaga perdamaian dan memberikan dukungan kepada saudara-saudara kita
yang sedang mengalami penderitaan di Palestina. Namun, dalam memberikan
dukungan, mari kita lakukan dengan bijak. Kita harus memastikan bahwa informasi
yang kita sebarkan benar, akurat, dan tidak memicu konflik yang lebih besar.
Allah telah mengingatkan dalam Al-Qur’an surat Al Hujurat ayat 6:
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا
عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang
fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar
kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat
kamu menyesali perbuatanmu itu.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dalam menyikapi konflik di Palestina, mari kita jauhi
fitnah, ujaran kebencian, dan penyebaran informasi palsu. Dalam menghadapi arus
informasi di media sosial, marilah kita menjadi masyarakat yang bijak, cerdas,
dan kritis. Verifikasi informasi sebelum menyebarkannya, dan pastikan bahwa
pesan yang kita sampaikan bersifat konstruktif dan mendukung perdamaian di
Palestina. Kita tidak boleh menjadi alat penyebar kebencian atau memperkeruh
suasana. Rasulullah bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ
لِسَانِهَ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللهُ
عَنْهُ
Artinya: "Orang Muslim adalah orang yang mampu
membuat rasa aman orang lain, dengan menjaga lisan dan tangannya. Sedang orang
yang hijrah adalah seseorang yang berpindah guna menjauhi hal-hal yang dilarang
oleh Allah SWT. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Islam kita sudah diajarkan bagaimana para sahabat
sangat selektif dalam memilah dan memilih informasi atau hadits dari Nabi
Muhammad saw. Di antara cara-cara melihat apakah hadits shahih atau tidak
adalah dengan melihat 3 hal yakni sanad (urutan pihak membawa hadits), matan
(isi hadits), dan rawi (periwayatnya). Jika dikaitkan dengan konteks kekinian,
3 hal tersebut memiliki makna bahwa sanad adalah siapa yang berbicara, matan
adalah apa isi yang dibicarakan, dan rawi adalah media apa yang memproduksi dan
menyebarkannya.
Jika ketiga hal ini bisa dipegang teguh oleh masyarakat
dalam bermuamalah di media sosial, maka hoaks, ujaran-ujaran kebencian, dan
berita-berita provokasi tidak akan bisa viral beredar khususnya terkait dengan
situasi di Palestina.
Namun faktanya, Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah masih
saja banyak masyarakat yang terpancing oleh berita-berita ‘tak bertuan’.
Mirisnya, bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa saja yang tidak selektif
dalam memilih berita. Masyarakat yang berstatus orang terdidik dan tokoh pun
masih ada yang ikut menyebarkan broadcast ‘tak bertuan’.
Di Indonesia sendiri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah
menerbitkan Fatwa MUI Nomor 24 tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah
Melalui Media Sosial. Fatwa ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi umat
Islam dalam bermuamalah (beraktivitas) di media sosial yang sangat bermanfaat
menjadi panduan dalam menyikapi derasnya informasi di era media sosial saat
ini. Apalagi berbagai hal bisa dengan mudah viral di dunia maya dan diperlukan
panduan untuk menyikapinya.
Dalam fatwa tersebut, masyarakat diingatkan bahwa
informasi yang berasal dari media sosial memiliki kemungkinan benar dan salah.
Kemudian untuk kewaspadaan, masyarakat juga diingatkan bahwa informasi yang
baik belum tentu benar, yang benar belum tentu bermanfaat, yang bermanfaat
belum tentu cocok untuk disampaikan ke ranah publik dan tidak semua
konten/informasi yang benar itu boleh dan pantas disebar ke ranah publik. Umat
Islam juga tidak boleh langsung menyebarkan informasi sebelum diverifikasi dan
dilakukan proses tabayyun serta dipastikan kemanfaatannya.
Simpati pada Palestina tidak harus dengan menyebarkan
informasi secara membabi buta tanpa melihat keabsahannya. Simpati dan bantuan
nyata bisa kita wujudkan dalam bentuk materiil maupun moril untuk mengurangi
penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Bagi yang memiliki harta,
bantuan bisa diwujudkan dengan mendonasikan hartanya untuk membantu kesulitan
yang dihadapi oleh rakyat Palestina. Bantuan harus disalurkan melalui lembaga
atau pihak yang sudah pasti kiprahnya agar niat baik kita tidak diselewengkan.
Selain bantuan dalam bentuk materi, kita juga bisa membantu
perjuangan rakyat Palestina dengan bantuan moril dengan terus mendoakan agar
perdamaian segera terwujud. Doa yang kita panjatkan kepada Allah bisa lebih
khusus dengan melangitkan Qunut Nazilah yang telah disyariatkan dalam agama
Islam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Membela dan simpati pada rakyat Palestina wajib!. Namun
mengonsumsi informasi yang benar tentang Palestina, harus!. Semoga peperangan
di Palestina segera usai dan mereka dianugerahi perdamaian sehingga bisa hidup
normal kembali dalam kebahagiaan dan ketentraman. Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ
وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ
وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
Baca juga: Nilai Nyawa Seorang Muslim
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ
الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ
الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ
وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ
الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ
أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ
أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى
سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلٰى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا
اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ
نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ
اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ
وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا
هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً.
اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ
وَنَسْتَهْدِيْكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ
كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ. اَللّٰهُمَّ
إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ
رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحِقٌ.
اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِخْوَانَنَا اْلمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، خُصُوْصًا فيِ
غَزَّةَ، وَاحْقِنْ دِمَائَهُمْ. اَللّٰهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُوْدِ، الصُهْيُونِيِّيْنَ
الْمَلْعُوْنِيْنَ، وأَنْزِلْ غَضَبَكَ عَلَيْهِمْ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وكِتَابَكَ
وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.
رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي
الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللّٰهِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ