الله أكبر الله أكبر الله أكبر 3X
اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ
إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ:
فَيَاعِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ:
يَآاَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Jamaah Sekalian Rahimakumullah.
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang
telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang banyak, salah satunya
adalah nikmat Iman dan Islam sehingga bisa kita nikmati ibadah Ramadhan yang
baru saja kita lewati dan ibadah shalat Idul Fitri pada pagi ini. Semoga apa
yang kita laksanakan selalu mendapat ridha dari Allah Swt, amin.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi
kita Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari
akhir nanti.
Berakhirnya bulan Ramadhan kemarin sore membuat pada jiwa
kita muncul dua perasaan sekaligus yakni sedih dan gembira. Kita sedih karena Ramadhan
terasa begitu cepat berlalu, padahal belum banyak rasanya amal shalih yang
seharusnya kita lakukan. Sedangkan tahun depan belum tentu Ramadhan bisa kita
masuki kembali, bukan karena dia tidak akan datang lagi, tapi persoalannya
belum tentu usia kita sampai pada Ramadhan tahun yang akan datang.
Meskipun demikian kita juga gembira karena dengan ibadah
Ramadhan yang kita laksanakan, ada harapan besar yang bisa kita raih, yakni
ampunan dosa dari Allah dan dikembalikan kita seperti saat baru dilahirkan
sehingga bukan hanya dosa terhapus, tapi juga memiliki tauhid atau aqidah yang
mantap.
Pada pagi ini, kita pun bertekad untuk memanfaatkan sisa
waktu dalam kehidupan ini untuk meningkatkan ketaqwaan dan pengabdian kepada
Allah Swt, hari ini 1 Syawal yang artinya peningkatan merupakan start atau saat
memulai kembali langkah-langkah peningkatan itu.
Sejak merdeka hingga hari ini, bangsa kita selalu
dihantui oleh berbagai persoalan. Satu masalah belum selesai diatasi sudah
muncul masalah baru yang lebih banyak dan lebih berat mengatasinya. Berbagai
bangsa di dunia juga mengalami begitu banyak masalah, baik negara kecil maupun
negara besar, bahkan negara miskin maupun negara kaya.
Berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah
longsor, banjir hingga badai serta Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak)
diakui bahkan dirasakan sebagai persoalan amat berat dari sisi ekonomi, orang
yang miskin menjadi bertambah miskin dan orang yang semula tidak tergolong
miskin bisa jadi akan terasa menjadi orang miskin.
Kemiskinan yang semakin besar dikhawatirkan akan
menimbulkan masalah-masalah baru, termasuk penurunan kualitas iman yang
tercermin dalam bentuk munculnya kepribadian dengan akhlaq yang rendah dan
kekhawatiran ini sudah mulai kita rasakan.
Di samping itu, di antara kita juga masih banyak orang
yang mampu dan berkecukupan, ini pun tidak boleh membuatnya menjadi orang yang
hanya mementingkan diri sendiri dan melupakan orang lain.
Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah.
Ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati pada
hakikatnya adalah tarbiyah untuk imaniyah (pembinaan iman) agar keimanan itu
menjelma menjadi ketaqwaan kepada Allah Swt, karenanya ibadah Ramadhan
khususnya ibadah puasa diwajibkan kepada mereka yang beriman sebagaimana
firman-Nya:
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa (QS 2:183).
Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt menyebut dan memuji umat
Islam yang telah beriman kepada-Nya sebagai umat yang terbaik. Namun yang perlu
kita renungi lagi adalah apakah sudah sesuai antara sebutan terhadap kita
dengan kenyataan sehari-hari. Rasanya masih terjadi kesenjangan yang sangat
tajam antara idealita seorang mukmin dengan realitanya.
Di samping itu, di dalam hadits, Rasulullah Saw juga
memuji umat yang beriman kepada Allah Swt sebagai orang yang mengagumkan atau
menakjubkan.
Oleh karena itu, kita pun harus merenungi lagi, apakah
sebutan dari Rasul yang mulia itu telah nampak dalam kepribadian kita
sehari-hari. Menjadi seorang mukmin merupakan sebuah pilihan yang tepat,
persoalannya adalah bagaimana agar kita dapat menunjukkan kepribadian diri kita
yang mengagumkan.
Ibadah Ramadhan yang baru kita lalui sebenarnya mendidik
kita untuk menjadi mukmin yang mengagumkan itu. Lebih lanjut Rasulullah Saw
menyebutkan ciri-ciri mukmin yang mengagumkan sehingga hal ini harus kita miliki,
beliau bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ ِإنَّ أَمْرَهُ
كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَالِكَ ِلأَحَدٍ ِإلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ
أَصاَبَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ وَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَاِنْ أَصاَبَتْهُ ضَرَّاءُ
صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Menakjubkan urusan orang beriman, sesungguhnya semua
urusannya baik baginya dan tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain
bagi seorang mu’min. Kalau ia memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik
baginya. Kalau ia tertimpa kesusahan, ia sabar dan itu baik baginya (HR. Ahmad
dan Muslim).
Dari hadits di atas, ada tiga sifat yang harus kita
miliki agar pribadi kita sebagai mukmin bisa menjadi pribadi yang mengagumkan,
dan situasi serta kondisi sekarang amat menuntut lahirnya pribadi-pribadi
seperti ini.
Pertama, Berorientasi Pada Kebaikan. Pada dasarnya,
setiap manusia senang pada kebaikan dan mereka pun telah mengenalnya, karenanya
Al-Qur’an menyebutkan satu istilah untuk kebaikan yang disebut dengan ma’ruf.
Namun meskipun manusia sudah mengetahui tentang kebaikan,
ternyata mereka masih belum mau juga berbuat baik, karenanya harus ada upaya
memerintah manusia untuk melakukan kebaikan, inilah yang disebut dengan amar
ma’ruf.
Manakala manusia telah menjadi mukmin yang sejati, maka
manusia akan sangat senang melakukan kebaikan, dia akan memberi kontribusi
dalam kebaikan bahkan berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu ingin menjadi
yang terbaik, ini semua disadari karena hidup di dunia hanyalah salah satu fase
kehidupan, sedangkan fase akhirnya adalah kehidupan akhirat, Allah Swt
berfirman:
وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَاتَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللهُ جَمِيْعًا
إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat kebaikan).
Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu (QS 2:148).
Manakala seorang mukmin telah berorientasi pada kebaikan,
maka seluruh aktivitas yang dijalaninya tidak akan mengandung kesia-siaan,
semua memberi manfaat, baik bagi dirinya, keluarga maupun orang lain, bahkan
bermanfaat bagi alam semesta, mukmin seperti inilah yang akan memperoleh banyak
keberuntungan dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat, Allah Swt berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ
هُمْ فِى صَلاَ تِهِمْ خَاشِعُوْنَ وَالَّذِيْنَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُوْنَ
Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna (QS 23:1-3).
Baca juga: Tips Memberi Nasihat
Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.
Kaum Muslimin Rahimakumullah.
Ciri kedua dari mukmin yang mengagumkan adalah selalu
Bersyukur Atas Kesenangan yang diperolehnya. Bersyukur kepada Allah Swt atas
kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan yang diperoleh merupakan sikap yang
sangat mulia.
Hal ini karena dengan begitu, seorang mukmin menyadari
bahwa segala kenikmatan merupakan anugerah atau pemberian dari Allah Swt.
Manusia memang seharusnya menyadari bahwa usaha yang dilakukannya sebenarnya
tidak seberapa besar, tapi Allah Swt memberikan balasan dengan balasan yang
besar.
Sifat seorang mukmin yang menunjukkan rasa syukur atas
segala kenikmatan itu menunjukkan bahwa ia tidak akan lupa diri bila kenikmatan
diperolehnya dalam kehidupan ini.
Cara bersyukur yang ditunjukkan oleh seorang mukmin
adalah. Pertama, bersyukur dengan hati, yakni mengakui bahwa kenikmatan yang
diperolehnya berasal dari Allah Swt, apa yang dilakukannya hanyalah sebab untuk
mendapatkan kenikmatan yang banyak.
Kedua, bersyukur dengan lisan, yakni mengucapkan hamdalah
atas segala kenikmatan yang telah diperoleh, karenanya hamdalah itu diucapkan
seorang mukmin yang mengagumkan saat sesudah makan, bangun tidur hingga buang
air besar, karena semua itu merupakan kenikmatan.
Ketiga, bersyukur dengan amal, yakni apapun yang
dilakukannya merupakan wujud dari rasa syukurnya sehingga amal itu dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah Swt.
Dengan menunjukkan rasa syukur itulah, kenikmatan yang
diperoleh seorang mukmin akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sehingga
kenikmatan itu tidak hanya dirasakan oleh diri dan keluarganya, tapi juga oleh
orang lain sehingga kenikmatan itu bertambah banyak, baik dari segi jumlahnya
atau paling tidak rasanya, Allah Swt berfirman:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ َلأَزِيْدَنَّكُمْ وَ
لَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيْدٌ
Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih (QS 14:7).
Ketiga yang merupakan ciri mukmin yang mengagumkan adalah
Bersabar Atas Kesusahan. Sabar atas segala musibah atau kesusahan yang menimpa
merupakan ciri yang melekat pada pribadi orang yang beriman, karenanya seorang
mukmin itu menjadi manusia yang mengagumkan.
Kesabaran seorang mukmin dalam menghadapi kesusahan
membuatnya menjadi tidak mudah berputus asa, sesulit apapun keadaan yang
menimpa dirinya, dia tetap optimis akan ada hari esok yang lebih baik, baginya
yang penting adalah berusaha dan bertawakal kepada Allah Swt.
Orang yang berputus asa bukan hanya menjadi apatis, tidak
memiliki semangat hidup hingga bunuh diri, tapi juga orang yang menghalalkan
segala cara dalam meraih sesuatu, karena ia merasa menggunakan cara yang wajar
untuk mendapatkan sesuatu hanya akan memperpanjang kesusahan.
Berbagai kasus dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita
menunjukkan bahwa kesabaran telah hilang dari kepribadian kita. Karena itu,
dalam kehidupan ini kesabaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi
keberhasilan dan kebaikan hidup yang kita jalani. Kesabaran akan membawa
kegembiraan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat, Allah Swt berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ
وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ
الصَّابِرِيْنَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS 2:155).
Dari uraian di atas, bisa kita ambil sebuah pelajaran
bahwa bagi seorang mukmin, kesenangan dan kesengsaraan hidup merupakan ujian
dari Allah Swt, senang tidak akan membuatnya menjadi lupa diri dan susah tidak
akan membuatnya menjadi putus asa, ini merupakan bekal yang amat penting untuk
kembali kepada Allah Swt sebagaimana firman-Nya:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ
وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang
sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS 21:35).
***
Akhirnya marilah kita tutup shalat dan khutbah Id kita
hari ini dengan sama-sama berdoa:
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ
النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا
فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ
وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ
الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah
sebaik-baik pemberi rezki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang
dzalim dan kafir.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا
وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ
شرٍّ
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia
merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia
menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali
kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan
dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ
مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ
جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا.
اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا
أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ
عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ
يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu
yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan
ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula
keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini.
Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan
dan kekuatan selama kami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan
jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah
Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan
jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat,
mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia.
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik
di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab
neraka.
***
الخطبــة الثـانيــة
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ وعلى آله وصحبه أجمعين
ا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا.
اللهم أعزِّ الإسلام والمسلمين, وأذل الشرك
والمشركين ودمِّر اعداءك أعداء الدين, واجعل دائرة السوء عليهم يا رب العالمين.
اللهم فرِّق جمعهم وشتِّت شملهم إنك على كل شىء قدير.
اللهم عذِّب الكفرة الذين يصدّون عن سبيلك,
ويكذّبون رسلك, ويقاتلون أولياءك, اللهم انصر المسلمين على عدوِّك وعدوهم, واجعل
بلدتنا إندونسيا بلدة آمنة مطمئنة وبارك لأهلها.
اللهم ادفع عنَّا البلاء والوباء والربا والزنا والزلازل والمحن وسوء الفتن
ما ظهر منها وما بطن عن بلادنا هذا خاصَّة وعن سائر بلاد المسلمين, يا رب العالمين.
اللهم لاتدع لنا ذنبا إلا غفرته ولا همّا إلا
فرجته ولا دينا إلا قضيته. اللهم إنا نعوذ
بك من أن نشرك بك شيئا نعلمه, ونستغفرك لما لا نعلمه, ربَّنا ظلمنا أنفسنا وإن لم
تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين.
ربنا هب لنا من أزواجنا وذرّياتنا قرّة أعين واجعلنا للمتقين إماما. ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا او أخطأنا, ربنا ولا
تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا, ربنا ولا تحمِّلنا مالا طاقة لنا
به, واعف عنا, واغفر لنا وارحمنا أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين. ربنا أفرِغْ علينا صبرا وتوفَّنا مسلمين.
ربنا آتـنا في الدنيا حسنة وفي الأخرة حسنة
وقنا عذاب النار. سبحان ربك رب العزة عما
يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين