الله اكبر X7 الله اكبر
كلّما هلّ هلال وابدر. الله اكبر كلّما صام صائم وأفطر. وكلّما أطعام القانع
المعتر. الله اكبر الله اكـــــبر الله
اكـــــبر .لا اله الا الله والله اكـــــبر الله اكـــــبر و لله الحمد. الحمد
لله الّذى سهّل للعباد طر يق العبادة
ويسّر .ووفّاهم اجور أعمالهم من خز ائن جوده الّتى لا تحصر. وجعل لهم يوم عيد يعود
عليهم فى كلّ سنة ويتكرّر. أحمده سبحانه وهو المستحقّ لأن يُحمد ويُشكر. واشكره
على نعم لا تعدّ ولا تحصر. واشهد أن لا اله إ لاّ الله وحده لا شر يك له الملك
العظيم الأكبر. واشهد أنّ ســيّدنا مـحــمّدا عبده ورسوله الشـّافع فى المخشـر.
اللّهـمّ صلّ وسـلّم على سيّدنا محمّد وعلى
اله واصحابه الّذين اذهب عنهم الرّجس وطهّر .
(امّا بعد)
فيا ا يّها النّاس إتّقوا الله ولا تغرّ نّكم ومددا لأعمار.
HADIRIN KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT JAMAAH IDUL FITRI 1
SYAWAL YANG BERBAHAGIA
Puji dan syukur yang sedalam-dalamnya, dengan penuh
perasaan gembira, kita sanjungkan kehadirat Allah swt. Tuhan yang telah memanjangkan
usia kita, sehingga di pagi yang ceria ini kita dapat berkumpul bershaf-shaf
memenuhi tempat yang berkah ini.
Fajar tanggal 1 Syawal telah menyingsing di ufuk timur,
pada saat ini kita berada pada hari yang agung, pada hari ini pula Allah Azza
Wa Jalla memperlihatkan kemulyaan dan keagungannya, dimana seluruh umat TAUHID
di segenap penjuru dunia, bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan
dan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid :
الله اكبر X 3 لا اله إ لاّ الله و الله أكبر. الله اكبر ولله
الحمد
Pengumandangan tersebut merupakan realisasi rasa syukur,
sebagai ungkapan kesadaran, kalimat keyakinan, serta merupakan panji-panji
kemenangan dan kejayaan umat Islam.
HADIRIN HADIRAT RAHIMAKUMULLAH
Dalam suasana hati yang penuh kegembiraan ini, dengan
segala kemewahan yang terasa di paksakan, dengan segala keberlebihan yang sukar
dibayangkan, dalam pesta semesta yang gegap gempita, oleh gemuruh takbir
kemenangan yang hingar bingar, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke
dalam jiwa, hingga mendirikan bulu-bulu roma. Marilah sejenak kita melakukan
perenungan pada hakikat makna ibadah yang telah kita lalui bersama, pada nuansa
hati yang tak terkendali ini
Benarkah, selama sebulan lamanya kita telah menjalankan
ibadah puasa, dengan penuh keta’atan dan kepatuhan, hanya mengharap ridla –
Nya, sebagai bukti meningkatnya kualitas ketaqwaan kita kepada Allah swt. .. ? Sebagaimana maksud dicanangkannya puasa
itu sendiri;
يآايّها الّذين أمنوا كتب عليكم الصّيام كما
كتب على الّذين من قبلكم لعلّكم تتّقون
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, telah
diwajibkan atas kalian semua berpuasa, sebagaimana ia diwajibkan kepada
orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian semua bertaqwa.”
(Qs. Al Baqarah : 183)
Betulkah, kita semua telah lulus dalam menghadapi
ujian berpuasa sebulan penuh lamanya,
membendung dan menyingkirkan segala godaan dan nafsu angkara murka ?
Berhasilkah kita membersihkan iman, dari bintik-bintik
kemaksiatan, kemunafikan, dan kemungkaran ?
Hari ini Ramadhan telah berlalu .., bulan suci, bulan
yang penuh rahmat dan maghfiroh, relakah kita melepaskannya seadanya ?
Bagaimanapun, seiring dengan menggelindingnya jarum jam, terpaksa kita harus
rela melepaskannya.
Hari ini hari bersuka ria. Namun
adakah suka ria kita sedang mensyukuri kemenangan atas setan dan kemaruk
hawa nafsu ? Ataukah karena kita kini terbebas kembali seperti semula? Tak ada
lagi yang kita sungkani. Atau bahkan terstimulir oleh kemenangan yang ada pada
pihak setan dan nafsu atas diri kami !
Na’udzubilla Billahi Min Dzalik.
YAA .. RABB !
Rasanya puasa kami hampa, jiwa ini miskin tak berarti apa, bahkan diri ini
bergelimang noda dan dosa. Maka hanya rahmat dan maghfirahmu Yaa Allah yang kami minta, kami ibarat setetes
embun dalam lautan keagunganmu
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHI AL – HAMD
HADIRIN JAMAAH ‘IDUL FITRI YANG DIMULIAKAN ALLAH
Kaum muslimin memang berhak bergembira pada hari ketika
berbuka dan lebaran tiba, namun kegembiraan kita diperintahkan untuk masuk ke
dalam agama Islam secara kafaah sebagaimana firman Allah :
يآايّهاالّذين آمنوا اذ خلوا فى السّلم كآ
فّة. و لا تتّبعوا خطوات الشّيطان إ نّه
لكم عدوّ مبين
(البقرة : 208)
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman masuklah kalian
semua ke dalam Islam secara totalitas.” ( Qs. Al-Baqarah : 208 )
Lalu pertanyaannya adalah; Gembira yang islami itu yang
bagaimana ? Gembira yang islami yaa gembira yang wajar-wajar saja, gembira yang
penuh rasa syukur, gembira yang tidak sampai menafikan atau bahkan melecehkan
adanya keperihatinan di fihak lain.
Kegembiraan kaum muslimin atas datangnya lebaran tentunya
menjadi hak milik bagi ia yang telah dapat merampungkan kewajiban ibadah puasa
Ramadhannya dengan penuh keikhlasan dan njungkung ibadah semata-mata karena
mengharap ridlo – Nya, disamping kita telah berhasil pula nyelengi pahala, dan
dosa-dosa kita yang telah lewat diampuni oleh Allah Azza Wa Jalla, sebagaimana
di jamin sendiri oleh Rasulullah saw. sendiri lewat sebuah haditsnya :
من صام رمضان ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدّم
من ذنبه
Artinya : “Barang siapa telah melaksanakan puasa Ramadhan
karena iman dan mengharap pahala Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang
telah lewat.
Baca juga: Hadits Tentang Adab Bermajlis 2
HADIRIN JAMAAH IDUL FITRI YANG BERBAHAGIA
Apapun dan bagaimanapun bentuk puasa yang telah kita
lakukan, berapapun nilai yang telah Allah Ta’ala berikan atas puasa kita dengan
segala kesempurnaan rahmat dan anugerahnya, untuk lebih menjamin keyakinan
keberhasilan perjuangan kita di bulan puasa itu, Allah masih memberi kesempatan
kepada kita – yang memang memiliki watak tidak sempurna ini – untuk nambeli
kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan puasa kita, barang
kali sesekali, sementara mulut kita berpuasa tidak makan dan tidak minum tetapi
kita khilaf tidak memuasakannya dari memakan daging saudara-saudara kita dengan
ngrasani, mengumpat atau mengeluarkan kata-kata yang tak pantas misalnya dan
seterusnya dan lain sebagainya.
Kita diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan
makanan kita untuk saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat
fitrah. Di samping makna solidaritas yang terkandung di dalam zakat fitrah itu,
seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, zakat fitrah itu
berfungsi untuk membersihkan orang yang berpuasa dari keterlanjurannya beromong
kosong dan berkata buruk saat berpuasa, bahkan menurut hadits riwayat Abu
Hafsih Bin Shaahin, puasa Ramadhan bergantung antara langit-langit dan bumi dan
hanya zakat fitrahlah yang dapat menaikkannya ke atas.
Kewajiban membayar zakat fitrah ini – menurut Imam Al
Syafi’i RA – di fardlukan kepada setiap muslim yang merdeka atau hamba Muba’ad
yang memiliki kelebihan bahan makanan di malam dan hari lebarannya, juga
pakaian dan tempat tinggal yang layak bagi semua keluarga yang menjadi tanggung
jawab nafaqahnya. Adapun tentang waktu wajibnya adalah sejak tenggelamnya mata
hari di hari terakhir bulan suci Ramadhan, dan boleh saja membayarkan zakat
fitrah sejak telah masuknya bulan suci Ramadlan dengan niat Ta’jil. Sedangkan
membayarkan zakat fitrah setelah dilaksanakannya sholat idul fitri hingga
tenggelamnya mata hari juga masih diperkenankan atau masih diterima, tetapi
dengan niat mengkodlo’i-nya.
Mudah-mudahan zakat fitrah kita, dapat menyempurnakan
ibadah puasa kita, sehingga Allah mengampuni kita, merahmati kita, dan
membebaskan kita dari api neraka. Dan moga-moga pula, Allah masih
menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melengkapi ganjaran ibadah
puasa itu dengan kesediaan kita nantinya, untukpuasa Ramadlan kita yang telah
berlalu dengan mengiringinya berpuasa
selama enam hari di bulan Syawal ini. Mudah-mudahan ..
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN HADIRAT KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH
Selanjutnya segala aktifitas apa saja yang paling utama
dilakukan sekembali kita dari shalat
idul fitri ini ?
Setelah berpuasa dan njungkung ngibadah selama sebulan
penuh di bulan Ramadhan dengan niat ikhlas hanya memburu ridla Allah Ta’ala,
dan kita telah menambelinya dengan mengeluarkan zakat fitrah, dosa-dosa kitapun
diampuni.
Namun seperti kita ketahui, dosa yang diampuni itu,
hanyalah dosa yang berhubungan langsung dengan Allah. Sementara masih ada dosa
lain yang berkaitan dengan sesama kita, antar kita, dimana ampunan Allah
bergantung pada pema’afan masing-masing kita yang bersangkutan. Oleh karenanya
untuk menyempurnakan ketidak berdosaan kita, setelah shalat idul fitri
ditradisikanlah halal bihalal, “sini menghalalkan dan memaafkan situ, situ
menghalalkan dan memaafkan sini”.
Dengan demikian pada lebaran kali ini, diharapkan semua
macam dosa apapun lebur dan kita kembali sebagaimana fitrah kita, mulus tanpa
dosa bagaikan seorang bayi.
Tidakkah kita tak ingin menjadi pailit kelak di hari
kemudian ? Seperti digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadits shohihnya :
أتذرون من المفلس؟ قالوا المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع.
فقال عليه الصّلاة والسّلام إنّ المفلس من امّتى من يأتى يوم القيامة بصلاة وصيام
وزكاة ويأتى من قدشتم هذا وقذف هذا وأكل مال هذا وسفك دام هذا وضرب هذا. فيعطى هذا
من حسناته وهذا من حسناته. فأنّ فنيت حسناته قبل أن يقضى ماعليه . أخذ من خطا ياهم.
فطرحت عليه ثمّ طرح فى النّار (رواه مسلم عن ابى هريرة)
Artinya : “Tahukah kalian semua, siapakah orang yang
bangkrut itu ? Tanya Rasulullah kepada para sahabatnya – merekapun menjawab :
orang yang bangkrut menurut kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan
harta benda yang tersisa.” Kemudian
Rasulullah menyampaikan sabdanya : “Orang yang benar-benar pailit – diantara
umatku – ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (seabrek) pahala
shalat, puasa dan zakat; tapi (sementara itu)
datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu,
memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya
kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum
dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang
pernah di dzaliminya) dan ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakkanlah ia ke
api neraka.” Naudzubillah ! (HR. Muslim
dari Abu Hurairah)
Ternyata mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh
kita yang biasa kita gunakan untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa,
memberikan zakat, dapat membuat kita pailit kelak. Tidak hanya menghabiskan
modal pahala yang kita tumpuk sepanjang umur kita tapi bahkan dapat menarik
kepada kita kerugian orang lain. Ini semua tentunya gara-gara kita terlalu
meremehkan dosa dan kesalahan terhadap sesama. Oleh karenanya, apabila kita
memuliakan Tuhan, maka termasuk yang dimuliakan Tuhan ialah manusia.
Sedangkan makanan dan kue-kue lebaran kiranya hanyalah
sekedar “Ubo Rampe”, karena ada kunjung mengunjungi, patutnya hidangan di
sediakan sebagai penghormatan kepada tamu yan hendak berkunjung. Pahalanya
terletak pada penghormatan tamu itu, atau pada niat sedekah yang mengiringinya.
Demikian pula, agaknya soal pakaian, memperindah rumah dan atau mempercantik
ruang tamu.
ALLAAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
Akhirnya, marilah kita mengikrarkan permohonan maaf kita
kepada diri kita sendiri, sebelum kemudian sungkem dan meminta maaf kepada
orang-orang tua kita, para Masyayikh dan guru-guru kita, juga antar sesama.
Selamat idul fitri, wahai mata
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya
Kugunakan melihat kilau comberan.
Selamat idul fitri, wahai telinga
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya
Kusumpali rongsokan-rongsokan kata
Selamat idul fitri, wahai mulut
Maafkanlah aku, selama ini
Kau hanya kujejali dan kubuat memuntahkan
onggokan-onggokan kotoran
Selamat idul fitri, wahai tangan
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya kugunakan
Mencakar-cakar kawan dan berebut remayh-remah murahan
Selamat idul fitri, wahai kaki
Maafkanlah aku, selama ini kau hanya kuajak menendang kanan kiri
Dan berjalan di lorong-lorong kegelapan
Selamat idul fitri, wahai akal budi
Maafkanlah aku, selama ini kubiarkan kau terpenjara
sendiri .
Selamat idul fitri, wahai diri
Marilah menjadi manusia kembali ..!
والله سبحانه وتعالى يقول وبقوله يهتدى
المهتدون. فإذا قرئ القرآن فاستمعوا له
وأنصتوا لعلّكم ترحمون. اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم. وسارعوا الى مغفرة من ربّكم وجنّة عرضها السّموات والأرض أعدّت للمتّقين. والّذين ينفقون فى السّرّآء
والضّرآء والكاظمين الغيظ والعافين عن النّاس والله يحبّ المحسنين.
بارك الله لي ولكم فى القر آن العظيم. ونفعنى وإيّاكم بما فيه من ا لا يات والذّ كر الحكيم وتقبّل مني ومنكم تلا وته ان هو الغفور الرحيم
Baca juga: 5 Kiat Meredam Marah