الله أكبرُ
3 × الله أكبرُ 3 ×
الله أكبرُ 3 × وللهِ الحمد
الحمد للهِ الواحدِ القهّار, العزيْزِ
الغفَّار, مُكَوِّر الليْلِ عَلَى النَّهَارِ, تَذْكِرةً لِذَوِي القلوبِ
والأبصَار.
وَأشهد أن لا إله إلا الله البرّ الكريم,
الرَّؤوف الرّحيمُ .
وَأشهد أنّ محمدا عبدُه ورسولُه الهادي إلى
صراطٍ مستقيمٍ والداعي إلى دينٍ قويمٍ. صلواتُ الله وسلامُه عليهِ
وعلى سائرِ النبيينَ والصالحينَ.
أمّا بعد: فقد قال تعالى :يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَءَامِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ
مِنْ رَحْمَتِهِ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
الله أكبرُ
3 × وللهِ الحمد
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt yang
telah memberikan kenikmatan dalam kehidupan kita, kenikmatan yang sedemikian
banyak hingga kita tidak mampu menghitungnya. Kehadiran kita pada pagi ini
bersamaan dengan sekitar tiga sampai empat juta jamaah haji yang sedang
menyempurnakaan pelaksanaan rukun Islam yang kelima merupakan kenikmatan
tersendiri dalam rangka memperkokoh ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi kita
Muhammad saw, kepada para keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya
sebagaimana telah diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim as dan keluarganya yang
kita kenang pada hari-hari ini.
Ma’asyiral Muslimin!
Ribuan tahun yang lalu, di tanah kering dan tandus, di
kegersangan kawasan yang meranggas, di atas bukit-bukit bebatuan cadas, sebuah
cita-cita besar ummat manusia digagas. Nabi Ibrahim Alaihissalam telah
menggagas sebuah cita-cita yang kelak terbukti melahirkan peradaban besar.
Cita-cita kesejahteraan lahir dan batin. Suatu kehidupan yang aman, tenteram,
dan gemah ripah loh jinawi.
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ
هَذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ
مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلًا
ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ
الْمَصِيرُ
“Dan (ingatlah),
ketika Ibrahim berdo`a: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman
di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan
kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia
menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali". (QS,
al-Baqarah: 126)
Di pagi hari ini jutaan manusia, dengan kesadaran
keagamaan yang tulus, kembali mengenang potongan sejarah yang sangat bernilai
itu. Maka manusia dari berbagai suku dan bangsa di seluruh penjuru dunia
mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai bentuk rasa syukur dan
sikap penghambaan mereka kepada Allah SWT. Sementara jutaan yang lain sedang
membentuk lautan manusia di tanah suci Makkah, menjadi sebuah pemandangan
menakjubkan yang menggambarkan kelemahan dan ketundukan manusia di hadapan
kebesaran Allah Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaannya untuk
memenuhi panggilan-Nya, “Labbaika Allahumma labbaik, labbaika lasyarikalaka
labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk la syarika lak.”
Ma’asyiral Muslimin!
Sungguh apa yang dicita-citakan Nabi Ibrahim adalah
sebuah peristiwa sejarah yang menentukan perjalanan hidup manusia. Ia
menghendaki sebuah masyarakat ideal yang bersih; yang akan lahir dari keyakinan
agama, nilai-nilai luhur, dan tata aturan yang agung. Sehingga dalam salah satu
doanya Ibrahim Alaihissalam berharap agar Allah berkenan mengutus seorang rasul
yang kelak membacakan ayat-ayat Allah, mengajarkan tata aturan hidup berupa Al
Qur'an dan As Sunnah, serta mensucikan mereka agar memiliki akhlak dan budi
pekerti yang luhur.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيْهِمْ رَسُوْلاً
مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Ya Tuhan kami,
utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan
ayat-ayat-Mu pada mereka, dan mengajarkan Al Qur'an dan As Sunnah pada mereka,
serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana." (QS, al-Baqarah: 129)
Sebab -dalam jagat perpolitikan- ideal dan bersihnya
sebuah bangsa minimal ditentukan oleh tiga faktor penting. Pertama, aqidah
masyarakatnya. Kedua, keluhuran akhlak orang-orangnya. Ketiga, tata aturan yang
mengatur hubungan antar masyarakatnya.
الله أكبرُ
3 × وللهِ الحمد
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kehancuran pilar-pilar ini berarti kemunduran,
kelumpuhan, dan bahkan kehancuran bagi suatu bangsa. Yang berarti bangsa yang
bersangkutan akan mengalami krisis yang menggurita. Krisis di segala bidang
kehidupan masyarakat.
Manakala penduduk suatu bangsa mau beriman dan bertakwa
tentulah Allah akan melimpahkan banyak berkah dari langit dan bumi. Sebaliknya,
bilamana mereka ingkar maka Allah akan menindak mereka. Bisa jadi negeri yang
kaya raya dan gemah ripah loh jinawi bisa menjadi negeri terbangkrut di dunia
hanya karena keingkaran penduduknya.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا
لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ
مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.." (QS,
al-A'raf: 96)
Keimanan dan ketakwaan yang mantap akan melahirkan moral
dan perilaku yang santun penuh keluhuran. Sementara, moral adalah identitas
sebuah bangsa. Seorang pujangga menuturkan, "Bangsa adalah moral. Jika
moral ada maka bangsa tersebut ada. Namun jika moralnya tida ada maka bangsa
tersebut akan lenyap sirna."
الله أكبرُ
3 × وللهِ الحمد
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Cita-cita dan harapan Nabi Ibrahim Alaihissalam untuk
terwujudnya masyarakat sejahtera merupakan harapan semua manusia. Beliau menghendaki sebuah masyarakat ideal yang
bersih. Cita-cita itu ada pada agama Islam, agama Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Dan karena itulah beliau mewariskan Islam untuk anak cucu sepeninggalnya, untuk
generasi berikutnya sampai akhir masa. Agar mereka hidup dalam kesejahteraan.
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ
وَيَعْقُوبُ
يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ
فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada
anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam".Wahai anak-anakku! Sesungguhnyaa Allah
telah memilih agama ini bagimu!” (QS, al-Baqarah [2]: 132)
Ma’asyiral Muslimin!
Apa yang diwasiatkan oleh Nabi Ibrahim -dan juga Nabi
Ya’qub- jelas mengisyaratkan agar anak generasi sesudahnya menerima dan
menegakkan Islam secara utuh serta konsisten dalam semua bidang kehidupan baik
ideologi, politik, masyarakat, budaya dan yang lainnya guna merealisasikan
cita-cita kesejahteraan. Ketulusan dalam menerima dan menegakkan Islam serta
berpegang teguh pada cita-cita luhur adalah jaminan untuk memperoleh
kesejahteran hidup. Sebaliknya, ketidakpatuhan dan pembangkangan kepada Islam
dapat menjerumuskan kehidupan kaum muslimin ke dalam lembah yang penuh nestapa
dan akan menjerembabkan manusia ke dalam krisis multi dimensi yang
berkepanjangan.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا
يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya
penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat
Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.." (QS,
al-A'raf: 96)
الله أكبرُ
3 × وللهِ الحمد
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Kehidupan kita di Indonesia hingga hari ini masih
dihantui oleh berbagai persoalan yang terasa sangat sulit untuk menghadapi dan
mengatasinya, baik di bidang sosial, ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan
maupun budaya. Bila kita memandangnya dari sisi ajaran Islam yang murni, maka
kita bisa merasakan dan harus kita akui bahwa kesulitan dalam menghadapi dan
mengatasinya karena terjadi kesenjangan yang begitu besar antara pengakuan kita
sebagai muslim dengan kenyataan kehidupan yang kita jalani, karenanya keindahan
Islam sebagai suatu ajaran agama tidak nampak lagi karena terhalang oleh
"kabut" sikap dan prilaku umat Islam yang tidak sejalan dengan
nilai-nilai Islam, dalam kaitan ini benarlah apa yang dikatakan oleh Syekh
Muhammad Abduh, seorang ulama dari Mesir:
"Islam itu terhalang oleh (sikap dan prilaku) umat
Islam."
Baca juga: Shalat-Shalat Sunnah
Sesungguhnya krisis disegala bidang kehidupan yang beberapa
tahun belakangan menimpa bangsa ini tiada lain bersumber dari krisis moral dan
perilaku yang lahir dari jauhnya kaum muslimin dari ajaran agamanya. Krisis
moral apabila menjangkiti para pelaku pasar dan ekonom maka lahir krisis
ekonomi. Bila mewabah pada kalangan politisi muncul apa yang disebut politisi
busuk dan krisis politik. Bila bersarang pada para pemimpin bangsa
mengakibatkan krisis kepemimpinan. Dan bila krisis ini menyerang para aparat
penegak hukum terjadilah krisis hukum dan keadilan.
Krisis moral yang menjadikan gelapnya wajah bangsa kita
bukanlah rahasia lagi. Lihatlah berita-berita tentang kriminal dan tindak
asusila di media masa kita. Beberapa sumber penelitian pada tahun 2003 yang
lalu menguatkan hal ini. Bangsa yang mayoritas penduduknya muslim ini ternyata
mendapat rangking ke-2 sedunia dalam masalah pornografi. Mendapat rangking ke-6
dari negara-negara di dunia dalam masalah korupsi. Namun, dalam perbaikan
kualitas manusia mendapat rangking ke-112 dari 175-an negara di dunia.
Celakanya sampai saat ini belum terlihat upaya serius
untuk keluar dari krisis yang telah mengepung bangsa ini. Lebih celaka lagi
masih terlihat keengganan bangsa ini, termasuk dari kalangan pemimpinnya, untuk
kembali ke akar budayanya, yaitu Islam yang dilukiskan oleh Nabi Ibrahim
sebagai satu-satunya jalan menuju pencapaian cita-cita kesejahteraan. Islam
adalah satu-satunya jalan menuju masyarakat yang bersih dan berkeadilan.
Mudah-mudahan Pemilu yang akan datang dapat melahirkan transformasi
kepemimpinan sehingga memunculkan pemimpin-pemimpin yang bersih dan peduli;
yang dapat mengarahkan kehidupan bangsa ini ke cita-cita luhurnya, hidup aman
sentosa dan makmur di bawah naungan ridha Ilahi.
الله أكبرُ
3 × وللهِ الحمد
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Marilah kita tutup khutbah kita pada hari dengan
sama-sama berdo'a dengan harapan Allah mudahkan segala urusan yang kita hadapi
dan dicarikan jalan keluar dari berbagai persoalan yang menyelimuti kehidupan
kita:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي
قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ
يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ
الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin
dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah
hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW,
berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan
mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak
jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا
دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا
مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama
adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan
kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah
kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah
kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan
.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ
وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا
الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah
keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan,
kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat
petunjuk
اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ
وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ
الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ
والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
Ya Allah, berilah kesabaran kepada kami atas kebenaran,
keteguhan dalam menjalankan perintah, akhir kesudahan yang baik dan ‘afiyah
dari setiap musibah, bebas dari segala dosa, keuntungan dari setiap kebaikan,
keberhasilah dengan surga dan selamat dari api neraka, wahai dzat yang Maha
Pengasih.
رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ
وَسلّم والحمدُ للهِ