ألله اكــبر X
7 الله اكــبر كــلّما أحرمو ا من الـميقات. وكلّما لبّ الملـبّون وزيـد فى الحســـنات. وكــلـّما
دخـلوا فـجاج مكّة وتلك الرّحبات. وكلّما طافوا بالبيت العتيق وضجّة ا لأصوات
بالدّعوات. وكــلّما ســعوا بين المروة والصــّفا وتـلك المشــاعر المفـضّلات.
وكلّما وقفوا خاضعين بعرفات.
وكلّما باتوا بمزدليفة وأفاضوا الى منى ورموا تلك الجمــرات.
الله اكـبر
الـحــمد لله . الـحــمد لله الّذى
خــــلق آدم من صلصال كالفخّار. واخطاء بحواره وأسجد له ملا ئكته المقرّبين ا لأ
طهار. فسجدوا إ لاّ أبليس أبى فباء باللّعنة والصّغار. أشهد ان لا اله الاّ
الله وحده لا شر يك له توحيدا لربنا كما شهدبه لنفسه فقال انّنى أنا الله
لا اله الاّ أنا.
واشهد انّ سيّدنا محمّدا عبده ورسوله افضل من
صلّ ونحر. وحجّ واعتمر. اللّهمّ صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد وعلى اله واصحابه الذّ
ين أذهب الله عنهم الرّجس وطهّر .
(امّا بعد) فيا ايّها النّاس
اتّقو ا الله تعالى. واعلموا أنّ يومكم هذا يوم فضيل, وعيد جليل, وسمّاه الله
تعالى يوم الحجّ ا لأكبر.
Maha Besar Allah yang telah membentangkan bumi sebagai
tempat kita berkampung halaman, Maha Besar Allah yang telah menggelar langit
sebagai atap kita berteduh, Maha Besar Allah yang telah menciptakan matahari
yang dengan sinarnya penuh berisi syari’at-syari’at bagi hidup dan kehidupan
mahluk alam ini.
Sejak terbenamnya matahari kemarin sore sampai
menyingsingnya fajar di pagi hari ini, kaum Muslimin dan Muslimat dari seantero
penjuru tanah air, serempak mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid, dengan
satu komando yakni komando “iman”, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke
dalam jiwa, hingar bingar hingga mendirikan bulu roma .. Kecillah kita selaku
makhluk yang papa, jiwa ini miskin tak berarti apa, bahkan bergelimang noda dan
dosa, hanya rahmad, maghfiroh dan ampunan-Mu Yaa .. Allah yang kami minta. Kami
ibarat segelintir pasir di tengah-tengah padang pasir, bila dibandingkan dengan
kebesaran dan keagungan – Mu !
ALLAHU AKBAR 3X
WALILLAHIL HAMD !
SAUDARA – SAUDARA KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG
BERBAHAGIA
Hari ini tanggal 10 Dzulhijjah, kemudian diiringi
Ayyaamut Tasyriek tiga hari setelahnya hingga tanggal 13 Dzulhijjah selama
empat hari berturut-turut, kita berada di dalam suasana idul adha.
Apabila kalangan selain kaum Muslimin berhari raya adalah
merupakan hari bersuka ria, hari berpesta pora, dan hari yang dimeriahkan
dengan perayaan yang kadang-kadang menjurus kedalam kemaksiatan, maka kita umat
Islam sebagai ”khoiro ummatin” diajarkan oleh agama kita yang suci,
pelaksanaannya dimeriahkan dengan berbagai macam ibadah dan amal shaleh,
sehingga pelaksanaan hari raya itu, merupakan Syi’ar yang meriah dan penuh
kegembiraan, tetapi tetap pada garis kesucian dan kemurniannya menurut ajaran
agama.
Pada hari ini pula Allah swt. memerintahkan kepada kita
untuk melaksanakan ibadah yang bukan saja berupa ibadah qalbiyyah (murni
pekerjaan hati) semata, bukan saja ibadah badaniyyah dan ibadah maliyah belaka,
namun ketiga macam ibadah ini terkombinasikan menjadi satu paket sebagaimana
tercermin pada hari ini. Sehingga patutlah kiranya Allah menyebut hari ini
dengan “ ‘IIDUN JALIIL”, (lebaran yang agung), juga dengan nama “YAUMA HAJJIL
AKBAR” (Hari ibadah haji yang agung) dimana pada hari ini saudara-saudara kita
yang tengah melaksanakan ibadah haji, berkumpul di Tanah Mina untuk
menyempurnakan ibadah haji mereka dengan mendekatkan diri kepada Allah serta
melaksanakan ‘Sunnata Abiihim Ibrohim Kholiilullah ’Alaihi Al Sholatu Wa al
Salam, dengan menyembelih hayawanan korban.
ALLAHU AKBAR 3X
WALILLAHIL HAMD
HADIRIN KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT JAMAAH IDUL ADHA
RAHIMAKUMULLAH
Pada hari yang agung ini setidaknya ada dua ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt.
kepada kita yakni melaksanakan shalat Ied dan menyembelih hayawan qurban dengan
ketentuan perintah yang berstatus hukum SUNNAH MU’AKKADAH, sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah Ta’ala dalam
Al Qur’an surat Al Kautsar ayat 1 sampai 3 :
إنّ أعـطينك كـالكوثر. فصــلّ لر بّك وانحر .انّ شـانئك هو ا لأبتر
Artinya : “Sesungguhnya kami telah memberikan kenikmatan
yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang
yang membenci kamu (Muhammad) dialah yang terputus.”
Dengan ini mudah-mudahan shalat Ied yang baru saja kita
laksanakan bersama-sama diterima oleh Allah Ta’ala SWT, serta memberikan kesan
yang mendalam untuk ketentraman jiwa kita, dan kekuatan iman di dalam menempuh
segala perjuangan hidup demi Izzul Islam Wal Muslimien, kejayaan agama, nusa
dan bangsa juga kebahagiaan dunia dan akhirat kelak. Amin ..Amin Amin Yaa Rabbal ‘Alamien
ALLAHU AKBAR . 3X WALILLAHIL HAMD
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia
Sesudah shalat ‘Ied kita perintahkan oleh Allah Ta’ala
untuk melaksanakan Syari’at kurban yang bermula dari kisah Nabi Ibrahim as.
yang berpuncak pada kerelaannya untuk menyembelih putra tercintanya Isma’il
untuk memebuhi perintah Allah swt.
Pada suatu hari Nabi Ibrahim bersama istri tercintanya
Dewi Hajar dan putranya Isma’il ketika itu masih berumur dua tahun, hijrah dari
tempat tinggalnya di Persia (Tanah Yaman), menuju Makkah, yang oleh Allah
dikisahkan di dalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat 37 dengan istilah BIWAADIN
GHOIRI DZI ZAR’IN ‘INDA BAITIKAL MUHARRAM’ pada sebuah jurang yang tandus tanpa
tetumbuhan dan penghuni di dekat Baitullah Al Muharram dengan tujuan suatu saat
nanti akan membangun kembali ka’bah yang tatkala itu tinggal pondasinya yang
terpendam pasir, sedangkan ka’bahnya diangkat oleh Allah Azza Wa Jalla tatkala
terjadi banjir bandang pada masa Nabi Nuh as.
Di sanalah kemudian turun perintah Allah melalui mimpi
nyata Nabi Ibrahim selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 8 sampai
tanggal 10 Dzulhijjah yang kemudian dikenal dan populer dengan nama hari
Tarwiyyah, hari Arofah dan Yauman Nahriy atau hari Idul Adha. Hal ini
dikisahkan dalam Al- Qur’an surat Al Shoffat ayat 101 – 108
فبشّرنه بغلام حليم. فلمّا بلغ معه السّعى قال
يا بنيّ إنىّ أرى فى المنام انّى اذبحك فانطر ما ذا ترى. قال يا أبت افعل ما تؤمر.
ستجدنى إن شآء الله من الــــــصّابرين. فلـــماّ اســـلم وتلّه للـجــبين. ونادينــه
ان يآإبراهـيم . قدّ صدقت الرّء يا. انّا كذلك نجز ى المحسنين. انّ هذا لهو البلاء الـمبين.
وفديـــــــنه بذبح عظــيم. وتركــنا عليه فى ا لأخـر ين.
Artinya : “Dan aku beri engkau wahai Ibrahim suatu
kegembiraan dengan seorang anak yang cerdik, maka ketika anak itu telah tampak
sanggup membantu ayahandanya (umur 7 tahun). Berkatalah Ibrahim kepada putranya
: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”,
maka fikirkanlah, bagaimana pendapatmu. Ia pun menjawab : “Wahai Ayahku !
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada mu, Insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Tatkala keduanya telah berserah diri
dan Ibrahim membaringkan putranya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran
keduanya) dan kami pangillah Dia. Hai
Ibrahim ! sesungguhnya kami membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah
kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini
benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik)
dikalangan orang-orang yang kemudian.”
Baca juga: Hadits Tentang Adab Bermajlis 3
ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
Pada kisah di atas Nabi Ibrahim benar-benar diuji oleh
Allah swt. apakah cinta dan sayangnya terhadap putranya melebihi dari cinta dan
imannya kepada Allah Ta’ala yang disembahnya. Rupanya Nabi Ibrahim konsisten
pada pilihan rela berpisah dengan putra kandungnya sendiri, asal saja perintah
Allah dapat ia junjung dan ditaati. Dari kisah peristiwa tersebut lahir pulalah
syari’at qurban sebagai ujian keimanan dan ketaqwaan, keteguhan hati dan
kerelaan berkorban.
Lalu pertanyaannya kemudian adalah : “Apakah hal ini
berbekas pula bagi umat islam sekarang ?” Kita semua diminta untuk memberikan
jawaban sejujur-jujurnya. Dan berusaha menjelmakannya pada semua aspek
kehidupan kita.
Paling tidak hal ini dapat kita ukur dari sejauhmana
empat golongan masyarakat sebagai tiang penegak sendi-sendi kehidupan berbangsa
dan bernegara, sebagaimana pernyataan Rasulullah saw. dalam sebuah haditsnya :
قوّة البلاد بأربعة : بعلم العلمآء وبعدل
العمرآء وبشخاوة ا لأغنيآء وبدعـــآء الـفقـــــرآء
Artinya : “Kekuatan suatu negara bergantung kepada empat
golongan, yaitu dengan ilmunya, alim ulama, dan cerdik pandai. Dengan
kebijaksanaan dan keadilan para penguasanya, dengan kemurahan hati orang-orang
kaya, dan dengan do’a, dorongan dan respon dari kaum fakir miskin.”
Lebih jelasnya :
1. Alim
Ulama, kaum cerdik pandai dengan ilmunya bertanggung jawab mencerdaskan rakyat
agar mengerti dan sadar akan hak dan kewajibannya.
2. Kaum
penguasa dengan kekuasaannya berkewajiban melindungi kepentingan rakyat banyak,
mencanangkan undang-undang dan peraturan mengedepankan supremasi hukum dan
meletakkannya berada di atas kekuasaan sehingga keadilan benar-benar terwujud.
3. Orang
kaya dengan kekayaannya seharusnya bersedia menolong dluafa’ kaum lemah, fakir
miskin dan;
4. Kaum
lemah atau rakyat banyak dengan do’anya, dorongannya dan responnya ikut serta
membantu pemerintah dalam mensukseskan program dan cita-citanya menuju
masyarakat yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kejayaan.
Dengan kata lain keempat golongan ini telah harus saling
pengertian, mewarisi watak keberanian untuk rela mengorbankan kepentingan
pribadi, kepentingan keluarga, kepentingan golongan dan seterusnya dan
sebagainya, demi kepentingan yang lebih besar, yakni bahu membahu dan bekerja
sama melaksanakan tugas-tugas Nasional menuju cita-cita menjadi bangsa yang
besar, bangsa yang tangguh, aman sentausa, adil dan makmur penuh ampunan Allah
swt. segera akan terwujud. Amin
Amin Amin Yaa Robbal ‘Alamin.
Dari sini pula dapatlah difahami bahwa; pengorbanan
diminta bukan hanya perasaan dan sikap, tetapi juga jiwa dan raga demi
kelangsungan Izzul Islam wa al-Muslimin yang Ya’lu wa laa Yu’la ‘Alaihi dan
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara dengan segala tanggung jawabnya.
Pengorbanan sedemikian dari angkatan muda Islam sungguh
diminta lebih banyak, karena merekalah sebagai pemegang estafet perjuangan, dan
ditangan mereka segala urusan umat di masa mendatang sangat menentukan :
فى يد الشّبّان أمر الأمّة. وان تقدّمتم
تقدّمت وان تأخرثمّ تأخّرت
Artinya : “Di tangan pemudalah segala urusan umat di masa
mendatang. Bila mereka maju, majulah umat, dan bila mereka mundur maka mundurl
dan hancurlah umat”.
(Demikianlah statemen/pernyataan menumental Imamuna Al
Syafi’i Ra )
ALLOHU AKBAR . 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN JAMAAH JUM’AH IDUL ADHA YANG BERBAHAGIA
Bukan tanpa tujuan kita berkumpul pada hari ini, - di
sini – paling tidak ada tiga ajakan suci yang perlu kami sampaikan :
PERTAMA : Kita berkewajiban mencoba menguji
kembali ketaqwaan dan ketaatan kita kepada Allah swt. untuk menanamkan kembali
karakter jiwa pada kerelaan berkorban dalam arti yang seluas-luasnya.
KEDUA : Kita berkewajiban untuk
mengontrol kembali nilai-nilai rohaniyah yang kita miliki, saat ini yang yaqin
telah goyah karena cobaan kehidupan modern, sebagai efek samping dari kemajuan
sains/ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mempesonakan kita.
KETIGA : Marilah kita bangun kembali
kebersamaan, persatuan dan kesatuan, membulatkan tekad bahwa pembangunan
lahiriyah dan batiniyah sebenarnya saling kuat menguatkan dan tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Ketiga ajakan mulia ini akan terasa sangat penting bagi
kita sebagai bangsa yang tengah membangun kembali sendi-sendi kehidupan yang
telah porak poranda, dalam rangka memenuhi kewajiban Ilahiyyah sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah Swt. :
هو أنشاء كـــم من الأرض واســتعمركــــم
فـيها
Artinya : “Dia (Allah) telah menciptakan kalian semua
(Manusia) dari bumi (Tanah) dan aku menjadikan kalian semua sebagai
pemakmurannya.” (Qs. Hud : 61)
ALLAHU AKBAR .3X WALILLAHIL HAMD
Idul Adha sebagai pelambang satu kesatuan umat, kesatuan
yang merupakan syarat mutlaq bagi keberhasilan dan lancarnya setiap usaha
bersama. Hari ini tercermin di lapangan padang Arafah, jutaan kaum Muslimin
dari berbagai penjuru dunia, dari berbagai tingkat/strata sosial, dari berbagai
negara yang berbeda sistem politiknya, peradabannya, adat istiadatnya, telah
terkumpul menerima panggilan Allah. Lapangan Arofah merupakan daerah terbuka
dan daerah damai, berhentilah di sana segala macam persengketaan, terbuka
daerah itu bagi lawan dan kawan untuk melakukan ibadah yang sama, dalam satu
bahasa, dalam satu etika dan tata cara, dengan satu tekad mereka pula
menyerukan :
لــبيك اللّهــمّ لبيك .لبيك لا شــر يك لك
لبّيك. انّ الـحمد والنّعمة لك والملك لا شــريك لك.
HADIRIN JAMAAH IDUL ADHA RAHIMAKUMULLAH
Penyembelihan hayawan qurban sebagai salah satu bentuk
realisasi dari mengikuti tuntunan/ sunnah Nabi Ibrahim as. menjadi syari’at
islam yang abadi sampai akhir Zaman, dalam kesempatan ini pula, kiranya perlu
kami sampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan penyembelihan hayawan qurban
:
Pertama : Hukum melaksanakan penyembelihan
menurut pendapat yang dipilih adalah “sunnah mu’akkadah”, kecuali bila
dinadzari, maka menjadi wajib.
Kedua : Hewan-hewan yang dapat dijadikan
qurban adalah :
1. Badanah
(onta) baik ‘Irbiy maupun Bukhotiy (yang memiliki dua punu’ : Jawa) .
2. Baqorun
(sapi/lembu) termasuk di dalamnya adalah kerbau.
3. Kabsun
(kambing) yaitu kambing, domba yang telah berumur 1 tahun, atau kambing
jawa/kambing kacang yang telah berumur 18 bulan.
Ketiga : Tentang waktu penyembelihannya
adalah setelah shalat Idul Adha hingga tenggelamnya matahari pada hari ketiga
dari Ayyamul Al Tasyriek (tanggal 13 Dzulhijjah).
Keempat : Ketentuan penisbatan hak
uduniyyah adalah seekor kambing untuk satu orang, dan seekor sapi, kerbau atau
onta adalah untuk tujuh orang.
Kelima : Tatkala akan menyembelih qurban
disunnahkan membaca basmalah dan takbir :
Khutbah Kedua
Bismillahir Rohmanir Rohiem, Allahu Akbar 3x Walillahil
Hamd
Terakhir : Tentang etika pembagian daging hayawan qurban
adalah sebagai berikut : Bagi orang yang mengorbankan hayawannya maka sebaiknya
membagi tiga bagian pada daging udhiyyahnya, 1/3 untuk dimakan sendiri, 1/3
untuk dishadaqahkan kepada fakir miskin. Dan 1/3 nya lagi dihadiahkan kepada
siapa saja.
Namun apabila udhiyyahnya wajibah sebab di nadzari maka
semuanya harus dishadaqahkan kepada fakir miskin, kecuali bagi yang
mengorbankannya di perkenankan mengambil beberapa kerat daging saja untuk
sekedar “tabarrukan” (ngalap berkah).
Dan dilarang menjual hayawan qurban baik berupa kulit,
tulang maupun bulunya, kecuali bila telah diserah terimakan kepada yang berhak
menerimanya, juga tidaklah diperkenankan mengambil kepalanya atau sebagian
dagingnya untuk upah bagi penyembelihnya.
HADIRIN JAMAAH IDUL ADHA YANG DIMULIAKAN ALLAH ..
Sebagai akhir dari rangkaian khutbah kami, marilah kita
sama-sama memanjatkan do’a mudah-mudahan apa yang menjadi amal ibadah kita
bersama benar-benar diterima oleh Allah swt. Amien.
Disamping itu juga mudah-mudahan Allah memberikan
kekuatan kepada saudara-saudara kita yang tengah melakukan ibadah haji,
moga-moga mereka berpredikat sebagai
Dan mudah-mudahan pula Allah sebagai HAJJAN MABRUURON
sehinga dapat menjadi suri tauladan buat hidup dan kehidupan kita bersama,
Amin.
Dan mudah-mudahan pula Allah segera metaqdirkan kepada
kita semua untuk segera mendapat giliran dipanggil oleh Nabiyullah Ibrahim as.
untuk menyempurnakan rukun Islam kita yang kelima yaitu pergi ke Baitullah,
Amien 3x Yaa Robbal Alamien
أقول قولى هـذا فاســتغفر الله العظــــــيم
لى ولكـــم فاستغفــروه ا نّه هو الغــفور
الرّحــــــــيم.