بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
اللهُ أَكْبَرُ ٧x كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ
للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً،
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ
وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ،
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اْلحَمْدُ للهِ الَّذِى أَنْعَمَ عَلَيْنَا
بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَ اْلإِسْلاَمِ وَ أَنْزَلَ اْلعِيْدَ ضِيَافَةً
لِلْأَنَامِ وَ جَعَلَهُ مِنْ أَكْرَمِ شَعَائِرِ اْلإِسْلاَمِ.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ.
اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ
وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَ لاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. اِتَّقُوْا اللهَ
أَيْنَمَا كُنْتُمْ, اِتَّقُوْا اللهَ وَ كُوْنُوْا مَعَ الصَّادِقِيْنَ. وَقَالَ
اللهُ تَعَالَى فِى اْلقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, ثُمَّ أَوْحَيْناَ إِلَيْكَ
اَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ
اْلمـُشْـرِكِيْنَ.
اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ.
Hadirin jamaah sholat idul adha yang dimuliakan Allah SWT
Dengan segala kerendahan hati marilah kita bersama
panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Allah ilahi rabbi, karena tiada
ungkapan kata yang tepat kita haturkan kepadaNya, kecuali rasa syukur yang tak
terhingga, berkat inayah dan karuniaNya jualah kita dapat berkumpul dan
berjumpa di Masjid Al Hikmah di pagi hari ini untuk bersama-sama memekikkan
kalimah takbir, tahmid, tahlil dan tasbih dan menunaikan Sholat sunnah Idul
Adha. Pada bagian lain lebih dari 1,5 juta umat Islam di seluruh dunia, hari
ini pula mereka berkumpul di tanah suci Makkah al Mukarromah untuk melakukan
ibadah haji, menyambut panggilan ilahi:
لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ
شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ اْلحَمْدَ وَ النِّعْمَةَ لَكَ وَ اْلمـُلْكَ لاَ
شَرِيْكَ لَكَ
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Rasullah
Muhammad SAW yang selalu kita nanti-nantikan syafaatnya pada hari pembalasan.
اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ
أَكْبَرُ, وَللهِ الْحَمْدُ.
Ibadah Haji merupakan ibadah yang momentumial/napak tilas
pengabdian, pengorbanan Nabi Ibrahim AS dalam menunaikan tugas kerasulan
sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Surah al Hajj ayat 27:
وَ اَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ
يَأْتُوْكَ رِجَالاً وَ عَلَى كَلِّ ضَامِرٍ يَأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍ
( الْحَجّ ٢٧)
Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan
ibadah haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan
mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS. Al
Hajj: 27)
Saudara-saudaraku,
Betapa nikmatnya jika kita dapat menyambut penggilan itu
bersama-sama umat Islam di seluruh dunia, mereka berkumpul di padang Arafah
tanpa memandang suku dan bangsa, harta
dan tahta, kedudukan dan kekayaan, dan atribut lainnya. Apakah mereka itu
presiden, raja-jelata, rakyat-pejabat, sopir-juru parkir, direktur-tukang
bubur, petani, pedagang, tukang cukur-kondektur, jenderal atau kopral semuanya sama berbaju
ihram. Pendek kata pada saat itu, manusia sedang mencari dan berusaha mencari
jati diri dengan melepaskan semua atribut, tanda, topeng yang menutup jasad
diri, saat itu Allah SWT sedang melihat siapa di antara hamba-Nya yang paling
bertaqwa.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
( الحجرا ت: ١٣)
Karenanya wukuf di Arofah merupakan rukun haji,
diharapkan menjadi momentum penghambaan dan mawas diri, pengenalan dan
penyerahan diri kepada Allah SWT dengan merenungi arti hidup, tujuan hidup dan
kemana setelah hidup. Sehingga ditemukanlah “makna wukuf”, sebagai ritual
paling puncak dalam prosesi haji, sampai-sampai Nabi bersabda :
اْلحَجُّ اْلعَرَفَةُ
‘ Haji itu di Arofah”
Oleh karena itu seseorang yang haji sesungguhnya berada
dalam puncak pendakian spiritualitas, tidak ada lagi rukun Islam setelah haji,
tentu harapan kita semoga ibadah yang lain
terjaga dan berkualitas, mantap dengan tetap semangat, dan tidak saja
sampai disitu namun bagaimana selalu berusaha untuk mewujudkan konsekuensi logis
dari rukun Islam yang lima dalam tataran sosial yang implementatif dan dinamis.
اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ
أَكْبَرُ, وَ للهِ الْحَمْدُ.
Saudara-saudaraku Jamaah Sholat Idul Adha yang berbahagia.
Momentum Idul Adha di dalamnya terdapat 2 (dua) ritual
penting yakni haji dan kurban, keduanya mengingatkan kita agar dapat mengambil
makna yang lebih jauh dari itu yakni
kesungguhan jiwa dan raga untuk memenuhi perintah Allah Ta’ala, sehingga
melahirkan manusia yang mabrur, jauh dari takabur, manusia yang selalu berbuat
baik, melahirkan kebaikan dan memberikan yang terbaik.
Berkurban tidak sekedar mengalirkan darah binatang
ternak, namun berkurban berarti tunduk total kepada perintah dan menjauhi
larangan-larangan Allah ta’ala, sebagaimana ketundukan Nabi Ibrahim AS dalam
menjalankan perintah Allah SWT untuk mengorbankan Ismail AS sang anak.
Beberapa riwayat menjelaskan, ketika Nabi Ibrahim sudah
berada di puncak tugas kerasulan, ia merasa sudah semakin tua, semakin kesepian
dan renta, dan sangat ingin mempunyai keturunan, usia beliau sudah lebih dari
100 tahun, sementara istrinya belum juga memberikan keturunan. Berkat kemurahan
Allah SWT sebagaimana usaha kerasnya, waktu dan penderitaan dalam perjuangan
selama menyampaikan ajaran Islam. Allah mengaruniai seorang anak yang kemudian
diberi nama Ismail, dari seorang hamba sahaya (budak) milik Sarah, bernama
Hajar.
Seorang yang sangat miskin, sangat sederhana dan tidak
cukup terhormat atau tidak memiliki daya tarik yang dapat menimbulkan
kecemburuan dalam hati Sarah. Karena itu Sarah tidak keberatan kalau Hajar
diperistri oleh Ibrahim. Ismail tumbuh sebagai seorang anak yang sangat
disayang, dicintai oleh bapaknya karena ia merupakan anak semata wayang, namun
apa dikata, di tengah bergeloranya kebahagiaan dan kesenangan yang luar biasa,
datanglah ujian Allah SWT yang amat berat kepada Nabi Ibrahim AS, untuk
mengorbankan putranya Ismail.
Baca juga: Hadits Tentang Adab Pergaulan 1
Allah berfirman dalam surah As Shoffaat ayat 102:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْىَ قَالَ
يبُنَىَّ إِنِّى أَرَى فِى اْلمـَنَامِ أَنِّى أَذْبَحُكَ فاَنْظُرْ مَاذَا تَرَى
– قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ – سَتَجِدُنِى إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ
الصَّابِرِيْنَ ( الصافات: ١٠٢)
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup)
berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar".(QS. As Shoffaat: 102)
Dari ayat tersebut, dapat kita bayangkan, betapa
terguncangnya Ibrahim, dengan turunnya perintah itu, untuk memilih satu
diantara dua yaitu Allah atau Ismail. Dan Ibrahim ternyata sebagai hamba
pilihan Allah yang selalu siap memenuhi perintah Allah dalam bentuk apapun, ia
tidak ingin cintanya kepada Allah memudar karena lebih mencintai putranya.
Akhirnya ia memilih Allah dan mengorbankan Ismail yang akhirnya menjadi syariat
ibadah kurban bagi umat Nabi Muhammad SAW.
Dr. Ali Syari'ati dalam bukunya “Al Hajj” menyatakan
bahwa Ismail adalah sekedar simbol, simbol dari segala yang kita miliki dan
cintai dalam hidup ini. Kalau Ismailnya Nabi Ibrahim adalah putranya sendiri,
lantas siapa Ismail kita? Bisa jadi diri kita sendiri, keluarga kita, anak
istri kita, harta, tahta, pangkat, derajat,
jabatan dan kehormatan kita. Yang jelas seluruh yang kita miliki bisa
menjadi Ismail kita yang karenanya akan diuji dengan itu.
Saudara-saudaraku…
Kecintaan kepada Ismail yang berlebihan itulah yang kerap
membuat iman kita goyah atau lemah untuk mendengar dan melaksanakan perintah
Allah, membuat egois, mementingkan diri sendiri, serakah tidak mengenal batas
kemanusiaan, yang akhirnya membuat hidup kita tidak berkah. Janganlah Ismail
kita membuat kita lupa kepada Allah SWT.
اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ أَكْبَرُ, اللهُ
أَكْبَرُ, وَ للهِ الْحَمْدُ.
Melalui khutbah ini, semoga kita dapat mengambil hikmah
hasanah melalui haji dan kurban yang
merupakan jembatan menuju jannah, kemuliaan ketakwaan kepada Allah
sebagaimana keunggulan Ibrahim Khalillullah, yang senantiasa taat dan patuh
memilih Allah sebagai arah menghadapkan wajah. Dan semoga melalui ketinggian
nilai ibadah haji dan ibadah kurban, akan lahir sosok manusia pilihan,
“Ibrahim-Ibrahim” berikutnya dari bumi tercinta Indonesia, yang layak dijadikan
contoh teladan dalam setiap derap langkah kehidupan.
Demikian khutbah Idul Adha yang dapat saya sampaikan,
semoga bermanfaat, dan mohon maaf atas segala kesalahan.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
اْلكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَ
انْحَرْ. إِنَّ شَانِـئَكَ هُوَ اْلأَبْتَرَ.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ أَنْتَ
أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ.
KHUTBAH KEDUA
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَ الْحَمْدُ للهِ
كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً، لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَ
اللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ
عِيْدًا لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَ وَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ مِنْ
غَيْرِ الأُمَمِ، وَ نَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَ هُوَ ذُو الْجَلاَلِ
وَ اْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ أَنْتَ
وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن
تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاء وَ تُذِلُّ مَنْ
تَشَاءُ بِـيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَ أَشْهَدُ
اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمُ عَلَى
حَبِيْبِناَ اْلمـُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَ أَدَّى
اْلأَمَانَةَ، وَنَصَحَ الأُمَّةَ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ
اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ اْلمـُتـَّقُوْنَ
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَءَامِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَ يَجْعَلْ
لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَ يَغْفِرْ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Jamaah shalat Idul
Adha yang dimuliakan Allah
Di tempat ini,
pada saat ini, marilah kita sama-sama berdo'a.
mudah-mudahan apa yang menjadi cita-cita kita bersama di kabulkan oleh
SWT.
اللّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى الِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَ
ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ
وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ
وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ
وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ
وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ يا إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا
مِنْهُمْ
Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin
dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan
jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama
Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat
dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang
hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانَا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا
وَأَصْلِحْ لَناَ آخِرَتنا الَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ
زِيَادَةً لَناَ فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَناَ مِنْ كُلِّ
شَرٍّ
Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama
adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan
kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah
kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah
kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.
اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا اْلإِيْمَانَ
وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ
وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ
Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah
keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan,
kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat
petunjuk.
Ya Allah tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Perkasa, kami
sadar bahwa dalam hati kami masih ada dengki, iri, riya, sifat-sifat jahat dan
tidak terpuji, ampunilah kami.
Kami juga sadar bahwa engkau menimpakan bencana adalah
karena kehendakMu, tapi jadikanlah becana yang Engkau datangkan sebagai
sentilan bagi kami agar lebih meningkatkan takwa dan iman kami, janganlah
Engkau jadikan bencana tersebut untuk mengazab kami dan saudara-saudara kami.
Ya Allah, kami mohon atas nama-Mu ampunilah dosa-dosa
kami, dosa-dosa saudara-saudara kami yang tertimpa musibah, terimalah seluruh
amal baik kami dan amal baik mereka. Karena Engkaulah Maha Pengampun.
Ya Allah tuhan Yang Merajai alam semesta, pada hari ini
kami berkumpul untuk memenuhi syariatmu, sungguh hewan yang kami kurbankan
adalah untukMu, sebagai bukti dari kami bahwa kami lebih mencintai Engkau Ya
Allah daripada seluruh yang kami miliki, jika Engkau tidak mau menerima, kepada
siapa lagi kami berharap.
اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ
وَاْلمـُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمـُشْرِكِيْنَ وَ دَمِّرْ أعْدَاءَ
الدِّينِ وَ اجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah
syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan
melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan
dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala
sesuatu, wahai Rabb alam semesta.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ
تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ
عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ
أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ
لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا
عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ
وَللهِ الْحَمْدُ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
Baca juga: Hadits Tentang Hak-Hak Sesama Muslim