Ada hal yang harus diingat setiap hari oleh seorang muslim, yaitu melaksanakan kewajiban. Setidaknya ada sepuluh kewajiban yang diperintahkan Allah kepada seorang muslim. Allah SWT berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.” (QS. An Nisaa: 36).
Pertama, kewajiban terhadap Allah SWT.
Ini adalah kewajiban yang paling utama. Seorang muslim
tidak boleh melalaikan kewajiban ini. Dia wajib menyembah Allah sebagai
Pencipta makhluk, Pemilik Segala Urusan, Pemberi karunia hidup, Pemilik seluruh
nikmat, dan sebagainya. Dan seorang muslim tidak boleh mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun.
Salah satu contoh kewajiban kepada Allah yang paling
tampak adalah sholat. Seorang muslim seharusnya tidak hanya sekedar sholat
saja, tapi juga harus khusyuk dalam sholatnya, termasuk
menjaga dan memelihara sholat merupakan ciri utama seorang beriman. Allah SWT
juga mengancam orang-orang yang melalaikan sholatnya hingga habis waktu yang
telah ditetapkan.
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al Maâun: 4-5).
Kedua, kewajiban terhadap ibu-bapak.
Seorang muslim wajib berbuat baik kepada kedua
ibu-bapaknya. Kewajiban ini menduduki tempat setelah tauhid dan memurnikan
ibadah kepada Allah SWT. Kewajiban terhadap keduanya, tidak cukup hanya
dilaksanakan pada saat peringatan Hari Ibu atau Hari Bapak (kalau ada), tapi
setiap hari. Kita tentu tidak akan rela bila melaksanakan kewajiban kepada
mereka hanya setahun sekali. Karena Allah SWT sangat memberikan perhatian
khusus kepada orang tua, terutama ibu. Allah SWT berfirman:
“Kami perintahkan kepada manusia
supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan
umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku
untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada
ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai;
berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri”. (QS. Al Ahqaf : 15).
Ketiga, kewajiban terhadap karib kerabat.
Karib kerabat antara lain saudara laki-laki dan
perempuan, paman dan bibi dari bapak, paman dan bibi dari ibu, anak perempuan
dan laki-laki, dan kerabat lainnya.
Keempat dan kelima, Kewajiban terhadap anak yatim dan orang-orang miskin.
Sudahkah hari ini kita menunaikan kewajiban kita terhadap
orang-orang yang lemah di sekitar kita? Mereka adalah anak-anak yatim dan fakir
miskin.
Keenam dan ketujuh, kewajiban terhadap tetangga dekat dan
tetangga jauh. Tetangga dekat tampak lebih didahulukan ketimbang
tetangga jauh. Dekat dan jauh di sini ada yang mengartikan dengan lokasi/jarak,
hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang muslim dan yang bukan muslim.
Kedelapan, kewajiban terhadap teman sejawat.
DR. Yusuf Qordhowi menjelaskan, teman sejawat atau teman
dekat, termasuk diantaranya adalah teman dekat yang bersifat selamanya (antara
lain: suami / istri), maupun teman dekat yang bersifat sementara.
Kesembilan, kewajiban terhadap ibnu sabil.
Ibnus sabil ialah orang yang dalam perjalanan yang bukan
maksiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang tidak diketahui ibu
bapaknya.
Kesepuluh, kewajiban terhadap hamba sahaya.
DR. Yusuf Qordhowi berpendapat, pengertian kewajiban
terhadap hamba sahaya tidak hanya terbatas pada konteks zaman perbudakan (yang
kini sudah tidak ada lagi). Pengertian itu sangat luas, yakni
mencakup semua yang berada dalam kekuasaan dan milik setiap orang, misalnya
seperti binatang, alat-alat, dan barang-barang. Seorang muslim diamanatkan
Allah SWT untuk menjaga, memelihara, dan mengatur semua itu.
Saudaraku, sudahkah kita melaksanakan kewajiban-kewajiban
itu hari ini?
Baca juga: Tafsir Surah al Qori’ah