Hadits ke-1 Amal Tergantung Niat
Hadits
ke-2: Pengertian Islam, Iman, dan Ihsan
Hadits
ke-3 Rukun Islam
Hadits
ke-4 Takdir Manusia Telah Ditetapkan
Hadits ke-5 Amalan Bid'ah Ditolak
Hadits
ke-6 Halal dan Haram
Hadits
ke-7 Agama adalah Nasihat
Hadits
ke-8 Haram Darah Seorang Muslim
Hadits
ke-9 Menjalankan Perintah Semampunya
Hadits
ke-10 Meninggalkan yang Haram
Hadits
ke-11 Tinggalkan Apa yang Meragukan
Hadits
ke-12 Tinggalkan Apa yang Tidak Berguna
Hadits
ke-13 Di Antara Kesempurnaan Iman
Hadits
ke-14 Sebab-Sebab Darah Ditumpahkan
Hadits
ke-15 Di Antara Akhlak Seorang Mukmin
Hadits
ke-16 Jangan Marah
Hadits
ke-17 Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
Hadits
ke-18 Bertakwalah Kepada Allah
Hadits
ke-19 Jagalah Allah, Maka Dia akan Menjagamu
Hadits
ke-20 Malu Akhlak Para Nabi
Hadits
ke-21 Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah!”
Hadits
ke-22 Amalan yang Memasukkan ke Surga
Hadits
ke-23 Suci Itu Sebagian Dari Iman
Hadits
ke-24 Janganlah Kalian Saling Menzhalimi
Hadits
ke-25 Setiap Kebaikan adalah Sedekah
Hadits
ke-26 Setiap Persendian Wajib Bersedekah
Hadits
ke-27 Kebaikan dan Dosa
Hadits
ke-28 Mendengar dan Ta’at
Hadits
ke-29 Pintu-Pintu Kebaikan
Hadits
ke-30 Batasan-Batasan Allah
Hadits
ke-31 Buah Zuhud
Hadits
ke-32 Tidak Ada Bahaya dan Tidak Boleh Membahayakan
Hadits
ke-33 Bukti Wajib Bagi Penuntut
Hadits
ke-34 Merubah Kemungkaran
Hadits
ke-35 Hamba-Hamba Allah adalah Bersaudara
Hadits
ke-36 Keutamaan Akhlak dan Ilmu
Hadits
ke-37 Kebaikan dan Keburukan
Hadits
ke-38 Keutamaan Wali Allah
Hadits
ke-39 Tiga Hal yang Allah Maafkan
Hadits
ke-40 Hiduplah Laksana Musafir
Hadits
ke-41 Mengikuti Syariat adalah Tiang Keimanan
Hadits
ke-42 Luasnya Ampunan Allah
Hadits ke-1
Amal Tergantung Niat
عَنْ أَمِيرِ المُؤمِنينَ أَبي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ
الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإنَّمَا لِكُلِّ امْرِىءٍ
مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلى اللهِ وَرَسُوله فَهِجْرتُهُ إلى اللهِ
وَرَسُوُله، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَو امْرأَةٍ يَنْكِحُهَا
فَهِجْرَتُهُ إِلى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ»
رواه إماما المحدثين أبو عبدالله محمد بن إسماعيل
بن إبراهيم بن المغيرة بن بَرْدِزْبَه البخاري، وأبو الحسين مسلم بن الحجَّاج ين مسلم
القشيري النيسابوري، في صحيحيهما اللَذين هما أصح الكتب المصنفة.
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh ‘Umar
bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung dengan niatnya
dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan niatnya. Maka, barangsiapa yang
hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya,
dan barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia yang ingin diraih atau wanita yang
ingin dinikahi maka hijrahnya kepada apa yang dia berhijrah kepadanya.”
Diriwayatkan oleh dua imam ahli
hadits: Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin
Bardizbah al-Bukhari dan Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qushairi
an-Naisaburi di kedua kitab Shahihnya yang merupakan dua kitab paling shahih
yang pernah disusun. Shahih al-Bukhari (no. 1, 54, 2529, 3898, 5070, 6689,
6953), Shahih Muslim (no. 1907),
Hadits ke-2:
Pengertian Islam, Iman, dan Ihsan
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيضاً قَال:
بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
ذَاتَ يَوْمٍ، إَذْ طَلَعَ عَلَيْناَ رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثّياب، شَدِيْدُ سَوَادِ
الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنا أحَدٌ حَتى
جَلَسَ إلَى النبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إلَى
رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذِيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي
عَنِ الإِسْلاَم! فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الإِسْلاَمُ
أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إلَه إلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُولُ الله، وَتُقِيْمَ
الصَّلاَة، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ البيْتَ إِنِ اِسْتَطَعتَ
إِليْهِ سَبِيْلاً»
قَالَ: صَدَقْتَ. فَعجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ،
قَالَ: فَأَخْبِرِنيْ عَنِ الإِيْمَانِ! قَالَ: «أَنْ تُؤمِنَ بِالله، وَمَلاِئكَتِه،
وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَومِ الآَخِر، وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ»
قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ فَأخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ!
قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ
يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ! قَالَ: «مَا الْمَسئُوُلُ عَنْهَا
بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِها! قَالَ: «أَنْ
تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرى الحُفَاةَ العُرَاةَ العَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ
يَتَطَاوَلُوْنَ فِي البُنْيَانِ» ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثتُ مَلِيَّاً ثُمَّ قَالَ:
«يَا عُمَرُ! أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوله أَعْلَمُ قَالَ:
«فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلَّمُكُمْ دِيْنَكُمْ» رواه مسلم.
Dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu juga,
berkata: pada suatu hari kami duduk di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, tiba-tiba datang kepada kami seseorang yang sangat putih pakaiannya,
sangat hitam rambutnya, tidak nampak kalau sedang bepergian, dan tidak ada
seorang pun dari kami yang mengenalnya. Kemudian dia duduk menghadap Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyandarkan lututnya kepada lutut beliau,
dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha beliau. Dia bertanya, “Ya
Muhammad! Kabarkan kepadaku tentang Islam.” Maka, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam adalah Anda bersyahadat lâ ilâha illâllâh
dan muhammadur rasûlûllâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa
Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah jika Anda mampu menempuh jalannya.” Lelaki
itu berkata, “Engkau benar.” Kami heran terhadapnya, dia yang bertanya
sekaligus yang mengoreksinya. Lelaki itu bekata lagi, “Kabarkanlah kepadaku
tentang iman!” Beliau menjawab, “Anda beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari Akhir, dan Anda beriman kepada takdir
yang baik maupun yang buruk.” Lelaki itu menjawab, “Engkau benar.” Dia bekata
lagi, “Kabarkan kepadaku tentang ihsan!” Beliau menjawab, “Anda menyembah Allah
seolah-olah melihatnya. Jika Anda tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihat Anda.” Dia berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang hari Kiamat!”
Beliau menjawab, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya.” Dia
berkata lagi, “Kabarkan kepadaku tentang tanda-tandanya.” Beliau menjawab,
“Jika seorang budak wanita melahirkan majikannya, dan jika Anda melihat orang
yang tidak beralas kaki, tidak berpakaian, miskin, dan penggembala kambing
saling bermegah-megahan meninggikan bangunan.”
Kemudian lelaki itu pergi. Aku diam
sejenak lalu beliau bersabda, “Hai ‘Umar! Tahukah kamu siapa yang bertanya
itu?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda,
“Sesungguhnya dia Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama
kalian.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 8).
Hadits ke-3
Rukun Islam
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عُمَرَ بْن الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ النبي صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: «بُنِيَ الإِسْلامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاةِ، وَإِيْتَاءِ
الزَّكَاةِ، وَحَجِّ البِيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin
‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, berkata: aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam dibagun di atas lima hal:
syahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 8), Shahih Muslim (no. 16)
Hadits ke-4
Takdir Manusia Telah Ditetapkan
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ
مَسْعُوْدْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ المَصْدُوْقُ: «إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ
بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ،
ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ
فِيْهِ الرُّوْحَ وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ، إِنَّ أَحَدَكُمْ
لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ
فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا،
وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ
وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
telah menceritakan kepada kami dan beliau seorang yang jujur lagi diakui kejujurannya,
“Sesungguhnya seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya
selama empat puluh hari berupa sperma, kemudian menjadi segumpal darah selama
itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian diutus
seorang malaikat kepadanya untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan empat
kalimat: menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia. Demi
Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya
seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penghuni surga hingga jarak
antaranya dan surga hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu dia
beramal dengan amal penduduk neraka lalu ia pun memasukinya. Dan seseungguhnya
seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amal penduduk neraka hingga
jarak antaranya dengan neraka hanya sejengkal, lalu takdir mendahuluinya, lalu
ia beramal dengan amal penduduk surga, maka ia pun memasukinya.” Diriwayatkan
oleh al-Bukhari dan Muslim. [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 3208),
Shahih Muslim (no. 2643]
Hadits
ke-5 Amalan Bid'ah Ditolak
عَنْ أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مَنْ أَحْدَثَ فِيْ أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ» رواه البخاري
ومسلم.
Dari Ummul Mukminin Ummu Abdillah
‘Aisyah RAH, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengada-mengada dalam urusan kami ini yang bukan bagian
darinya, maka ia tertolak.” Diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 2697), Shahih Muslim (no. 1718)]
Hadits ke-6
Halal dan Haram
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بِشِيْر
رضي الله عنهما قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ: «إِنَّ الحَلالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ
مُشْتَبِهَات لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ
فَقَدِ اسْتَبْرأَ لِدِيْنِهِ وعِرْضِه، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي
الحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَقَعَ فِيْهِ. أَلا وَإِنَّ
لِكُلِّ مَلِكٍ حِمَىً. أَلا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ. أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ
مُضْغَةً إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ
أَلا وَهيَ القَلْبُ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin
Basyir radhiyallahu ‘anhuma berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya yang halal telah jelas dan yang haram
telah jelas, dan di antara keduanya ada hal-hal yang samar yang tidak diketahui
kebanyakan manusia. Barangsiapa menjaga diri dari hal yang samar (syubhat),
sungguh dia telah memelihara agama dan kehormatannya, dan barangsiapa yang
terjatuh pada yang syubhat, akan terjatuh pada yang haram, seperti penggembala
yang menggembala di sekitar tanah larangan yang suatu saat akan memasukinya.
Ketahuilah, sesungguhnya setiap raja memiliki batas larangan. Ketahuilah batas
larangan Allah adalah hal yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, di dalam tubuh ada
segumpal daging, jika baik baik pula seluruh tubuh, tetapi jika buruk buruk
pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” Diriwayatkan
oleh al-Bukhari dan Muslim. [Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih al-Bukhari (no. 52,
2051), Shahih Muslim (no. 1599)]
Hadits ke-7
Agama adalah Nasihat
عَنْ أَبِيْ رُقَيَّةَ تَمِيْم بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ
رضي الله عنه أَنَّ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ»
قُلْنَا: لِمَنْ؟ قَالَ: «للهِ، ولكتابه، ولِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ،
وَعَامَّتِهِمْ» رواه مسلم.
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus
ad-Dari radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk
Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, dan pemimpin kaum muslimin dan orang awamnya.”
Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 55),
Sunan Abu Dawud (no. 4944), Sunan an-Nasa`i (VII/156-157), dan Musnad Ahmad
(IV/102-103)]
Hadits ke-8
Haram Darah Seorang Muslim
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: «أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدَاً رَسُوْلُ اللهِ وَيُقِيْمُوْا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا
الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءهَمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ
بِحَقِّ الإِسْلامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالَى» رواه البخاري ومسلم.
Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi
manusia hingga mereka bersyahadat lâ ilâha illâllâh dan muhammadur rasûlûllâh,
menegakkan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka melaksanakan hal tersebut,
maka mereka telah memelihara harta dan darah mereka dariku kecuali dengan hak
islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.” Diriwayatkan oleh
al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 25), Shahih Muslim (no. 22)]
Hadits ke-9
Menjalankan Perintah Semampunya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
صَخْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: «مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ
فأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ
كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa
yang aku larang bagi kalian maka jauhilah, dan apa yang aku perintahkan kepada
kalian maka kerjakan semampu kalian. Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang
sebelum kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi para nabi mereka.”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 7288), Shahih Muslim (no. 1337)]
***
Hadits ke-10
Meninggalkan yang Haram
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً،
وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى:
(( يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً )) [المؤمنون:
٥١] وَقَالَ تَعَالَى: (( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا
رَزَقْنَاكُمْ )) [البقرة: ١٧٢] ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ
أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ،
وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ
له» رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu,
berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya
Allah itu baik, tidak mau menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah
telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang telah diperintahkan
kepada para rasul, Allah berfirman, ‘Wahai para Rasul makanlah dari segala
sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih.’ [QS. Al-Mukminun [23]: 51] Dan
Dia berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik
yang telah Kami berikan kepadamu.’ [QS. Al-Baqarah [2]: 172] Kemudian beliau
menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, rambutnya
kusut dan berdebu. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa,
‘Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,’ sedangkan makanannya haram, minumannya haram,
pakaiannya haram, dan (perutnya) dikenyangkan dengan makanan haram, maka
bagaimana mungkin orang do’anya akan dikabulkan.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1015)]
***
Hadits ke-11
Tinggalkan Apa yang Meragukan
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الحَسَنِ بنِ عَلِيّ بنِ
أبِي طالبٍ سِبْطِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ» رواه الترمذي والنسائي
وقال الترمذي: حديث حسن صحيح.
Dari Abu Muhammad al-Hasan bin Ali
bin Abi Thalib cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kesayangannya,
berkata: aku hafal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tinggalkan
apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu.” Diriwayatkan oleh
at-Tirmidzi dan Nasa`i, dan at-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no.
2518), Sunan an-Nasa`i (VIII/327-328)]
***
Hadits ke-12
Tinggalkan Apa yang Tidak Berguna
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مِنْ حُسْنِ إِسْلامِ المَرْءِ
تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ» حديثٌ حسنٌ، رواه الترمذي وغيره هكذا.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata :Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara bagusnya
keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya.” Hadits
hasan, diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya seperti itu.
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no.
2317), Sunan Ibnu Majah (no. 3976)]
***
Hadits ke-13 Di
Antara Kesempurnaan Iman
عَنْ أَبِيْ حَمْزَة أَنَسِ بنِ مَالِكٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَن النبي
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ يُؤمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hamzah Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu pelayan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman (dengan sempurna) salah
seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai
untuk dirinya sendiri.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 13), Shahih Muslim (no. 45)]
***
Hadits ke-14 Sebab-Sebab
Darah Ditumpahkan
عنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ
إِلاَّ بإِحْدَى ثَلاثٍ: الثَّيِّبُ الزَّانِيْ، وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالتَّاركُ
لِدِيْنِهِ المُفَارِقُ للجمَاعَةِ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak halal darah
seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina
padahal sudah menikah, membunuh jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi
memisahkan diri dari jamaah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 6878), Shahih Muslim (no. 1676)]
***
Hadits ke-15 Di
Antara Akhlak Seorang Mukmin
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ
اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ
الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
ضَيْفَهُ» رواه البخاري ومسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau
diam saja. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah
dia memuliakan tetangganya. Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan
Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 6018, 6136, 6475), Shahih Muslim (no. 47)]
***
Hadits ke-16
Jangan Marah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ
رَجُلاً قَالَ لِلنَّبيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوصِنِيْ! قَال: «لاَ
تَغْضَبْ» فَرَدَّدَ مِرَارًا وَقَالَ: «لاَ تَغْضَبْ» رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
bahwa seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku
nasihat!” Beliau menjawab, “Jangan marah.” Dia mengulangi beberapa kali dan
beliau menjawab, “Jangan marah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no.
6116)]
***
Hadits ke-17
Berbuat Baik Atas Segala Sesuatu
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بنِ أَوْسٍ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ
اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا القِتْلَةَ،
وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ،
وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ» رواه مسلم.
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus
radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah menetapkan untuk berbuat baik atas segala sesuatu. Maka,
apabila kalian membunuh membunuhlah dengan cara yang baik, dan apabila kalian
menyembelih menyembelilah dengan baik pula. Hendaklah salah seorang dari kalian
menajamkan pisaunya dan mempermudah penyembelihan.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1955)]
Hadits ke-18
Bertakwalah Kepada Allah
عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ جُنْدُبِ بنِ جُنَادَةَ وَأَبِي
عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذِ بِنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ
السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ» رواه الترمذي
وقال: حديث حسن، وفي بعض النسخ: حسنٌ صحيح.
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan
Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja
kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikan maka ia akan menghapusnya,
dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi
dan berkata, “Hadits hasan,” dalam redaksi lain, “Hasan shahih.”
[Hasan: Sunan at-Tirmidzi (no.
1987), Musnad Ahmad (V/153, 158, 177), dan Sunan ad-Darimi (II/323)]
***
Hadits ke-19
Jagalah Allah, Maka Dia akan Menjagamu
عَنْ أَبِي العَبَّاسٍ عَبْدِ اللهِ بنِ عَبَّاسٍ
رضي الله عنهما قَالَ: كُنْتُ خَلْفَ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَومَاً
فَقَالَ: «يَا غُلاَمُ إِنّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحفَظك، احْفَظِ
اللهَ تَجِدهُ تُجَاهَكَ، إِذَاَ سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَاَ اسْتَعَنتَ فَاسْتَعِن
بِاللهِ، وَاعْلَم أَنَّ الأُمّة لو اجْتَمَعَت عَلَى أن يَنفَعُوكَ بِشيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ
إِلا بِشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ لَك، وإِن اِجْتَمَعوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشيءٍ
لَمْ يَضروك إلا بشيءٍ قَد كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفعَت الأَقْلامُ، وَجَفّتِ الصُّحُفُ»
رواه الترمذي وقال: حديث حسن صحيح
Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas
radhiyallahu ‘anhu berkata: aku pernah di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pada suatu hari, lalu beliau bersabda, “Hai anak muda! Sesungguhnya aku
akan mengajarimu satu kalimat, ‘Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.
Jagalah Allah, maka kamu akan mendapatinya di hadapanmu. Apabila kamu meminta,
mintalah kepada Allah. Apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah
pertolongan kepada Allah. Ketahuilah! Seandainya umat manusia bersatu untuk
memberikan suatu manfaat kepadamu, mereka tidak akan bisa memberimu manfaat
kecuali sesuatu yang telah Allah tulis untukmu, dan seandainya mereka bersatu
untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa
menimpakan bahaya kepadamu kecuali sesuatu yang telah ditulis atasmu. Pena
telah diangkat dan lembaran telah kering.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan
berkata, “Hadits hasan shahih.”
وفي رواية غير الترمذي: «اِحفظِ اللهَ تَجِدْهُ
أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشّدةِ، وَاعْلَم أن مَا
أَخطأكَ لَمْ يَكُن لِيُصيبكَ، وَمَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُن لِيُخطِئكَ، وَاعْلَمْ أنَّ
النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَربِ، وَأَنَّ مَعَ العُسرِ يُسراً»
Dalam riwayat selain at-Tirmidzi,
“Jagalah Allah, maka kamu akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah saat
lapang, maka Dia akan mengenalmu saat susah. Ketahuilah! Apa yang meleset
bagimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan meleset.
Ketahuilah! Sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran, sesungguhnya
kelapangan itu bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesusahan itu ada
kemudahan.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no.
2516)]
***
Hadits ke-20 Malu Akhlak Para Nabi
عَنْ أَبيْ مَسْعُوْدٍ عُقبَة بنِ عَمْرٍو الأَنْصَارِيِّ
البَدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«إِنَّ مِمَّا أَدرَكَ النَاسُ مِن كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى إِذا لَم تَستَحْيِ
فاصْنَعْ مَا شِئتَ» رواه البخاري.
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amr
Al-Anshari Al-Badri radhiyallahu ‘anhu, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya sebagian ajaran yang masih dikenal
umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah: ‘Bila kamu tidak punya
rasa malu, berbuatlah sesukamu.’” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no.
3483, 3484, 6120))]
***
Hadits ke-21
Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah!”
عَنِ أَبيْ عَمْرٍو -وَقِيْلَ أَبيْ عمْرَةَ- سُفْيَانَ
بنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ
قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: «قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ
استَقِمْ» رواه مسلم
Dari Abu ‘Amr –ada yang berpendapat
Abu Amrah– Sufyan bin Abdillah ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu berkata: aku
berkata, “Wahai Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah ucapan yang
tidak aku tanyakan lagi kepada selain Anda”’ Beliau menjawab, “Katakanlah, ‘Aku
beriman kepada Allah!’ kemudian istiqamahlah.’” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 38)]
***
Hadits ke-22
Amalan yang Memasukkan ke Surga
عَنْ أَبيْ عَبْدِ اللهِ جَابِرِ بنِ عَبْدِ اللهِ
الأَنْصَارِيِّ رضي الله عنهما: أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ: أَرَأَيتَ إِذا صَلَّيْتُ المَكْتُوبَاتِ، وَصُمْتُ رَمَضانَ، وَأَحلَلتُ
الحَلاَلَ، وَحَرَّمْتُ الحَرَامَ، وَلَمْ أَزِدْ عَلى ذَلِكَ شَيئاً أَأَدخُلُ الجَنَّة؟
قَالَ: «نَعَمْ» رواه مسلم
ومعنى حرمت الحرام: اجتنبته. ومعنى أحللت الحلال:
فعلته معتقدا حله.
Dari Abu Abdillah Jabir bin Abdillah
al-Anshari radhiyallahu ‘anhuma bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Bagaimana pendapat Anda jika aku
shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, mengharamkan yang
haram, dan aku tidak menambah selain itu, apakah aku akan masuk surga?” Beliau
menjawab, “Ya.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Makna “aku mengharamkan yang haram”
adalah “aku menjauhinya”, dan makna “aku menghalalkan yang halal” adalah “aku
mengerjakannya dengan menyakini kehalalannya”.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 15)]
***
Hadits ke-23
Suci Itu Sebagian Dari Iman
عَنْ أَبِي مَالِكٍ الحَارِثِ بنِ عَاصِم الأَشْعَرِيِّ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«الطُّهُورُ شَطْرُ الإِيْمَانِ، والحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الميزانَ، وسُبْحَانَ اللهِ
والحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ أَو تَمْلأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ والأَرْضِ، وَالصَّلاةُ
نُورٌ، والصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَو
عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَبَائِعٌ نَفْسَهُ فَمُعْتِقُهَا أَو مُوبِقُهَا»
رواه مسلم.
Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim
al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Bersuci adalah sebagian dari iman. Alhamdulillah memenuhi timbangan.
Subhanallah dan Alhamdulillah memenuhi –atau keduanya memenuhi– antara langit
dan bumi. Shalat adalah cahanya, sedekah adalah bukti, sabar adalah lentera,
dan al-Qur`an adalah hujjah yang membelamu atau yang melawanmu. Setiap manusia
memasuki waktu pagi dalam keadaan menjual dirinya, lalu dia memerdekakannya
atau membinasakannya.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 223)]
***
Hadits ke-24
Janganlah Kalian Saling Menzhalimi
عَنْ أَبي ذرٍّ الغِفَارْي رضي الله عنه عَن النبي
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فيمَا يَرْويه عَنْ رَبِّهِ عزَّ وجل أَنَّهُ قَالَ:
«يَا عِبَادِيْ! إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ
مُحَرَّمَاً فَلا تَظَالَمُوْا. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ
فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ
فاَسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ. يَا عِبَادِيْ! كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ
فَاسْتَكْسُوْنِيْ أَكْسُكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعَاً فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ
لَكُمْ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ وَلَنْ
تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ. يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا
زَادَ ذَلِكَ فَيْ مُلْكِيْ شَيْئَاً. يَا عِبَادِيْ! لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ
مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِيْ شَيْئَاً. يَا عِبَادِيْ! لَوْ أنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ
وَإنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُ
كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ
المِخْيَطُ إَذَا أُدْخِلَ البَحْرَ. يَا عِبَادِيْ! إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا
لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرَاً فَليَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ
وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ» رواه مسلم.
Dari Abu Dzar al-Ghifari
radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hadits yang
diriwayatkan dari Rabb-nya bahwa Dia berfirman, “Hai hamba-hamba-Ku!
Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman atas diri-Ku dan menjadikannya
haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi. Hai
hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah orang yang sesat kecuali siapa yang Aku
beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku niscaya Aku beri kalian
petunjuk. Hai hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah lapar kecuali siapa yang Aku
beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, pasti Aku beri kalian makan. Hai
hamba-hamba-Ku! Setiap kalian adalah telajang kecuali siapa yang Aku beri
pakaian, maka mintalah kepada-Ku pakaian, pasti Aku akan beri kalian pakaian. Hai
hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian melakukan dosa di malam dan siang hari
sementara Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku,
pasti Aku ampuni kalian. Hai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian tidak akan
sampai kepada bahaya-Ku lalu kalian membahayakan-Ku, dan tidak akan sampai
kepada manfaat-Ku lalu kalian memberi-Ku manfaat. Hai hamba-hamba-Ku!
Seandainya yang paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia
semuanya berada pada hati yang paling bertakwa salah seorang dari kalian, tentu
tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang
paling awal dan terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada pada
hati yang paling durhaka salah seorang dari kalian, tentu tidak akan mengurangi
kerajaan-Ku sedikitpun. Hai hamba-hamba-Ku! Seandainya yang paling awal dan
terakhir dari kalian baik jin dan manusia semuanya berada di atas satu bukit,
lalu semuanya meminta kepada-Ku, lalu Aku beri semua permintaannya, maka hal
itu tidak akan mengurangi sedikitpun apa yag ada di sisi-Ku, secuali sekedar
seperti berkurangnya samudra jika jarum dimasukkan. Hai hamba-hamba-Ku!
Sesungguhnya itu hanyalah amal-amal kalian yang Aku tulis untuk kalian kemudian
Aku sempurnakan itu untuk kalian. Barangsiapa yang mendapati kebaikan hendaklah
ia memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapati selain itu janganlah ia mencela
kecuali dirinya sendiri.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2557)]
Hadits ke-25
Setiap Kebaikan adalah Sedekah
عَنْ أَبي ذَرٍّ رضي الله عنه أَيضَاً: أَنَّ نَاسَاً
مِنْ أَصحَابِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالوا للنَّبي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَارَسُولَ الله! ذَهَبَ أَهلُ الدثورِ بِالأُجورِ، يُصَلُّوْنَ
كَمَا نُصَلِّيْ، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ.
قَالَ: «أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ
صَدَقَة، وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَحْمَيْدَةٍ صَدَقَةً، وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ
صَدَقَةٌ، وَأَمْرٍ بالِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ، وَنَهْيٍ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ، وَفِيْ
بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ» قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ
وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَالَ: «أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فَيْ حَرَامٍ
أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فَي الحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ»
رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu:
sekelompok manusia dari shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah! Orang-orang
kaya memborong banyak pahala. Mereka shalat seperti kami shalat, mereka puasa
seperti kami puasa, tetapi mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta
mereka.” Beliau bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian apa
yang bisa kalian sedekahkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap
takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah
sedekah, setiap memerintah yang ma’ruf adalah sedekah, setiap melarang
kemungkaran adalah sedekah, dan pada senggama kalian ada sedekahnya pula.”
Mereka berkata, “Ya Rasulullah! Benarkah salah seorang dari kami melampiaskan
syahwatnya lantas dia mendapat pahala?” Beliau menjawab, “Bagaimana menurut
kalian, jika dia melampiaskannya pada yang haram, bukankah dia akan mendapat
dosa? Begitu pula, jika dia melampiaskannya pada yang halal, maka dia mendapat
pahala.” Diriwayatkan oleh Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 1006)]
***
Hadits ke-26
Setiap Persendian Wajib Bersedekah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «كُلُّ سُلامَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ
صَدَقَةٌ كُلُّ يَومٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ: تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ،
وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ في دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَو تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا
مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا
إِلَى الصَّلاةِ صَدَقَةٌ، وَتُمِيْطُ الأَذى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ» رواه البخاري
ومسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap persendian
manusia wajib bersedekah setiap hari di mana matahari terbit di hari itu:
engkau mendamaikan antara dua orang adalah sedekah, engkau menolong seseorang
untuk menaiki tunggangannya atau menggangkutkan barangnya ke atas tunggangannya
adalah sedekah, kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang engkau
ayunkan menuju shalat adalah sedekah, engkau menyingkirkan gangguan dari jalan
adalah sedekah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 2707, 2891, 2989), Shahih Muslim (no. 1009)]
***
Hadits ke-27
Kebaikan dan Dosa
عَنِ النَوَّاسِ بِنْ سَمْعَانِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «البِرُّ حُسْنُ
الْخُلْقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فيِ نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَّطْلِعَ عَلَيْهِ
النَّاسُ» رواه مسلم.
وَعَنْ وَابِصَةُ بِنْ مَعْبَدٍ رَضِىَ اللَّهُ
عَنْهُ، قال: أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فقال:
«جِئْتَ تَسْأَلُ عَنِ الْبِرِّ وَ الْإِثْمِ؟» قُلْتُ: نعم! قال: «اسْتَفْتِ قَلْبَكَ،
البِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ اِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ
مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكً»
قال الشيخ رحمه الله: حديث حسن، رويناه في مسندي
الإمام أحمد بن حنبل و الدارمي بإسناد حسن.
Dari an-Nawwas bin Sam’an al-Anshari
radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kebaikan adalah akhlak yang mulia, dan dosa adalah apa yang membuat sesak
dadamu dan engkau tidak suka orang lain mengetahuinya.” Diriwayatkan oleh
Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2553)]
Dari Wabishah bin Ma’bad
radhiyallahu ‘anhu berkata: aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam lalu beliau bersabda, “Engkau datang untuk bertanya tentang kebaikan dan
dosa?” Aku menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, “Tanyakan kepada dirimu sendiri.
Kebaikan adalah apa yang membuat jiwa tenang dan apa yang membuat hati tentram,
dan dosa adalah apa yang menyesakkan jiwa dan membuat ragu dada, meskipun
manusia berfatwa kepadamu.”
Syaikh (Imam an-Nawawi) berkata,
“Hadits hasan, kami meriwayatkannya dari Musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan
Musnad ad-Darimi dengan sanad hasan.”
***
Hadits ke-28 Mendengar dan Ta’at
عَن أَبي نَجِيحٍ العربَاضِ بنِ سَاريَةَ رضي الله
عنه قَالَ: وَعَظَنا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوعِظَةً وَجِلَت
مِنهَا القُلُوبُ وَذَرَفَت مِنهَا العُيون، فَقُلْنَا: يَارَسُولَ اللهِ! كَأَنَّهَا
مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَأَوصِنَا، قَالَ: «أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عز وجل وَالسَّمعِ
وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ
بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلافَاً كَثِيرَاً، فَعَلَيكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِينَ المّهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ
الأُمُورِ فإنَّ كلّ مُحدثةٍ بدعة، وكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ» رواه أبو داود والترمذي
وقال: حديث حسن صحيح.
Dari Abu Najih al-Irbadh bin Sariyah
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihati kami dengan suatu
nasihat yang menjadikan hati bergetar dan mata menangis, lalu kami berkata, “Ya
Rasulullah! Seolah-olah ini adalah nasihat perpisahan, maka berilah kami
wasiat.” Beliau menjawab, “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada
Allah Azza wa Jalla, mendengar dan patuh meskipun yang menjadi pemimpin kalian
seorang budak. Baransiapa yang hidup sepeninggalku, dia akan melihat banyak
sekali perbedaan. Maka, hendaklah ia berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah
Khulafaur Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi geraham. Waspadalah
kalian dari perkara yang baru dan setiap bid’ah adalah sesat.” Diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadits hasan shahih.”
[Shahih: Sunan Abu Dawud (no. 4607),
Sunan at-Tirmidzi (no. 2676)]
***
Hadits ke-29
Pintu-Pintu Kebaikan
عَن مُعَاذ بن جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ قُلتُ:
يَا رَسُولَ الله! أَخبِرنِي بِعَمَلٍ يُدخِلُني الجَنَّةَ وَيُبَاعدني منٍ النار.
قَالَ: «لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ
اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ: تَعْبُدُ اللهَ لاَتُشْرِكُ بِهِ شَيْئَا، وَتُقِيْمُ الصَّلاة،
وَتُؤتِي الزَّكَاة، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ البَيْتَ» ثُمَّ قَالَ: «أَلاَ
أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ
كَمَا يُطْفِئُ المَاءُ النَّارَ، وَصَلاةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ» ثُمَّ
تَلا : ((تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ)) حَتَّى بَلَغَ: ((يَعْلَمُونَ))
[السجدة: ١٦-١٧] ثُمَّ قَالَ: «أَلا أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ
سَنَامِهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! قَالَ: «رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلامُ وَعَمُودُهُ
الصَّلاةُ وَذروَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ» ثُمَّ قَالَ: «أَلا أُخبِرُكَ بِملاكِ ذَلِكَ
كُلِّهِ؟» قُلْتُ: بَلَى يَارَسُولَ اللهِ! فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالَ: «كُفَّ عَلَيْكَ
هَذَا!» قُلْتُ: يَانَبِيَّ اللهِ! وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ؟
فَقَالَ: «ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَامُعَاذُ! وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى
وُجُوهِهِمْ -أَو قَال عَلَى مَنَاخِرِهِمْ- إِلاَّ حَصَائِدُ أَلسِنَتِهِمْ؟» رواه
الترمذي وقال: حديث حسن صحيح.
Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu
‘anhu berkata: aku berkata, “Wahai Rasulullah, beritahu aku amal yang akan
memasukkanku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.” Beliau bersabda,
“Engkau telah bertanya tentang masalah yang besar. Namun, itu adalah perkara
yang mudah bagi siapa yang dimudahkan oleh Allah: engkau menyembah Allah jangan
menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa
Ramadhan, dan haji ke Baitullah.” Kemudian beliau bersabda, “Maukah kamu aku
tunjukkan pintu-pintu kebajikan? Puasa adalah perisai, sedekah memadamkan dosa
sebagaimana air memadamkan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam.”
Kemudian beliau membaca ayat, “Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya ...”
hingga firman-Nya, “Sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
[QS. As-Sajdah [32]: 16-17] Kemudian beliau bersabda kembali, “Maukah kamu
kuberitahu pangkal agama, tiangnya, dan puncak tertingginya?” Aku menjawab,
“Mau, wahai Rasulullah.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pokok urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncak tertingginya
adalah jihad.” Kemudian beliau melanjutkan, “Maukah kamu kuberitahu tentang
kendali bagi semua itu?” Saya menjawab, “Mau, wahai Rasulullah.” Beliau lalu memegang
lidahnya dan bersabda, “Jagalah ini.” Saya berkata, “Wahai Nabi Alloh, apakah
kita akan disiksa karena ucapan-ucapan kita?” Beliau menjawab, “Celaka kamu.
Bukankah banyak dari kalangan manusia yang tersungkur kedalam api neraka dengan
mukanya terlebih dahulu –dalam riwayat lain: dengan lehernya terlebih dahulu–
itu gara-gara buah ucapan lisannya?” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan berkata,
“Hadits ini hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no.
2616)]
***
Hadits ke-30
Batasan-Batasan Allah
عَنْ أَبِيْ ثَعْلَبَةَ الخُشَنِيِّ جُرثُومِ بنِ
نَاشِرٍ رضي الله عنه عَن رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«إِنَّ اللهَ فَرَضَ فَرَائِضَ فَلا تُضَيِّعُوهَا، وَحَدَّ حُدُودَاً فَلا تَعْتَدُوهَا
وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلا تَنْتَهِكُوهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ
غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلا تَبْحَثُوا عَنْهَا» حديث حسن رواه الدارقطني وغيره.
Dari Abu Tsa'labah al-Khusyanni
Jurtsum bin Nasyir radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan beberapa kewajiban maka
janganlah engkau menyepelekannya, telah menentukan batasan-batasan maka
janganlah engkau melanggarnya, dan telah pula mengharamkan beberapa hal maka
janganlah engkau jatuh kedalamnya. Dia juga mendiamkan beberapa hal –karena
kasih sayangnya kepada kalian bukannya lupa– maka janganlah engkau
membahasnya.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh ad-Daruquthni dan selainnya. (no.
4316)]
***
Hadits ke-31 Buah Zuhud
عَنْ أَبي العَباس سَعدِ بنِ سَهلٍ السَّاعِدي
رضي الله عنه قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:
يَا رَسُول الله: دُلَّني عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَملتُهُ أَحَبَّني اللهُ وَأَحبَّني
النَاسُ؟ فَقَالَ: «ازهَد في الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازهَد فيمَا عِندَ النَّاسِ
يُحِبَّكَ النَّاسُ» حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة.
Dari Abul Abbas Sa’ad bin Sahl
as-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu berkata: seseorang datang kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah! Tunjukkanlah kepadaku suatu
amal yang apabila aku kerjakan, maka Allah mencintaiku dan manusia juga
mencintaiku!” Beliau menjawab, “Zuhudlah di dunia maka Allah akan mencintaimu,
dan zuhudlah dari apa yang di tangan manusia maka manusia akan mencintaimu.”
Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya dengan sanad yang
hasan.
[Hasan: Sunan Ibnu Majah (no. 4102)]
Hadits ke-32
Tidak Ada Bahaya dan Tidak Boleh Membahayakan
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعْدٍ بِنْ مَالِكٍ بِنْ
سِنَانٍ الخُدْرِي رَضِيَ اللَّه عنه أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ» حديث حسن . رواه ابن ماجة والدارقطني
وغيرهما مسندا، ورواه مالك في الموطأ مرسلا عن عمرو بن يحيى عن أبيه عن النبي صلى الله
عليه وسلم فأسقط أبا سعيد، وله طرق يقوي بعضها بعضا .
Dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin
Sinan al-Khudri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh
membahayakan orang lain.”
Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu
Majah, ad-Daraquthni, dan selain keduanya dengan sanadnya, serta diriwayatkan
pula oleh Malik dalam al-Muwaththa` secara mursal dari Amr bin Yahya dari
ayahnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa menyebutkan Abu Sa’id,
tetapi ia memiliki banyak jalan periwayatan yang saling menguatkan satu sama
lain.
[Hasan: al-Muwaththa` (no. 31) dan
Sunan ad-Daruquthni (no. 4461)]
***
Hadits ke-33
Bukti Wajib Bagi Penuntut
عنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدعوَاهُمْ،
لادَّعَى رِجَالٌ أَمْوَال قَومٍ وَدِمَاءهُمْ، وَلَكِنِ البَينَةُ عَلَى المُدَّعِي،
وَاليَمينُ عَلَى مَن أَنكَر» حديث حسن رواه البيهقي هكذا بعضه في الصحيحين.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya
setiap manusia dipenuhi tuntutannya, niscaya orang-orang akan menuntut harta
suatu kaum dan darah mereka. Namun, bukti wajib bagi penuntut dan sumpah wajib
bagi yang meningkarinya.” Hadits hasan, diriwayatkan oleh al-Baihaqi seperti ini,
sebagiannya diriwayatkan dalam Shahihain.
[Hasan: Sunanul Kubra (V/331-332,
X/252), Shahih al-Bukhari (no. 4552), Shahih Muslim (no. 1711), Sunan Ibnu
Majah (no. 2321), Mushannaf Abdurrazzaq (no. 15193), dan al-Mu’jam al-Kabir
(no. 11224) oleh ath-Thabrani]
***
Hadits ke-34 Merubah Kemungkaran
عَنْ أَبي سَعيدٍ الخُدريِّ رضي الله عنه قَالَ:
سَمِعتُ رِسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقولُ: «مَن رَأى مِنكُم
مُنكَرَاً فَليُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ
يَستَطعْ فَبِقَلبِه وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيمَانِ» رواه مسلم.
Dari Abu Sa’id al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, maka rubahlah
dengan tangannya. Jika tidak bisa, maka dengan lisannya. Jika tidak bisa, maka
dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemah iman.” Diriwayatkan oleh
Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 49)]
***
Hadits ke-35 Hamba-Hamba Allah
adalah Bersaudara
عَنْ أَبي هُرَيرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَحَاسَدوا، وَلاَتَنَاجَشوا،
وَلاَ تَبَاغَضوا، وَلاَ تَدَابَروا، وَلاَ يَبِع بَعضُكُم عَلَى بَيعِ بَعضٍ، وَكونوا
عِبَادَ اللهِ إِخوَانَاً، المُسلِمُ أَخو المُسلم، لاَ يَظلِمهُ، وَلاَ يَخذُلُهُ،
وَلا يكْذِبُهُ، وَلايَحْقِرُهُ، التَّقوَى هَاهُنَا -وَيُشيرُ إِلَى صَدرِهِ ثَلاَثَ
مَراتٍ- بِحَسْبِ امرىء مِن الشَّرأَن يَحْقِرَ أَخَاهُ المُسلِمَ، كُلُّ المُسِلمِ
عَلَى المُسلِمِ حَرَام دَمُهُ وَمَالُه وَعِرضُه» رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian
saling mendengki, jangan saling najasy*, jangan saling marah, jangan saling
membelakangi, dan jangan saling menjual barang yang sedang ditawar saudaranya.
Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim menjadi saudara muslim
lainnya. Tidak boleh ia menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinanya. Takwa
itu di sini –beliau memberi isyarat ke dadanya tiga kali–. Cukuplah keburukan
bagi seseorang jika ia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas
muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” Diriwayatkan oleh
Muslim.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2564)]
***
Hadits ke-36
Keutamaan Akhlak dan Ilmu
عَنْ أَبي هُرَيرَة رضي الله عنه عَنِ النبي صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤمِن كُربَةً مِن كُرَبِ الدُّنيَا
نَفَّسَ اللهُ عَنهُ كُربَةً مِنْ كرَبِ يَوم القيامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ على مُعسرٍ
يَسَّرَ الله عَلَيهِ في الدُّنيَا والآخِرَة، وَمَنْ سَتَرَ مُسلِمَاً سَتَرَهُ الله
في الدُّنيَا وَالآخِرَة، وَاللهُ في عَونِ العَبدِ مَا كَانَ العَبدُ في عَونِ أخيهِ،
وَمَنْ سَلَكَ طَريقَاً يَلتَمِسُ فيهِ عِلمَاً سَهَّلَ اللهُ لهُ بِهِ طَريقَاً إِلَى
الجَنَّةِ، وَمَا اجتَمَعَ قَومٌ في بَيتٍ مِنْ بيوتِ اللهِ يَتلونَ كِتابِ اللهِ وَيتَدارَسونهَ
بَينَهُم إِلا نَزَلَت عَلَيهِم السَّكينَة وَغَشيَتهم الرَّحمَة وحَفَتهُمُ المَلائِكة
وَذَكَرهُم اللهُ فيمَن عِندَهُ، وَمَنْ بَطَّأ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ»
رواه مسلم بهذا اللفظ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia orang mukmin, maka Allah
akan menghilangkan kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari Kiamat. Barangsiapa
yang memberi kemudahan orang yang kesulitan, maka Allah akan memberi kemudahan
baginya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba selagi dia
menolong saudaranya. Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut
ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Tidaklah berkumpul
sekelompok orang di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan saling
mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan,
rahmat meliputinya, para malaikat mengelilinginya, dan Allah menyanjung namanya
kepada malaikat yang ada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat amalnya, maka
tidak akan bisa dikejar oleh nasabnya.” Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafazh
ini.
[Shahih: Shahih Muslim (no. 2699)]
Hadits ke-37
Kebaikan dan Keburukan
عَن ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ
النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ
وَتَعَالى أَنَّهُ قَالَ: «إِنَّ الله كَتَبَ الحَسَنَاتِ وَالسَّيئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ
ذَلِكَ؛ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً
كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ
إِلَى سَبْعِمائَةِ ضِعْفٍ إِلىَ أَضْعَاف كَثِيْرَةٍ. وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ
يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا
كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً» رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ في صَحِيْحَيهِمَا
بِهَذِهِ الحُرُوْفِ.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hadits yang
beliau riwayatkan dari Rabb-nya tabaraka wa ta’ala. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah menulis kebaikan-kebaikan dan keburukan-keburukan kemudian
menjelaskannya. Barangsiapa yang berniat melakukan kebaikan lalu tidak
mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu kebaikan yang
sempurna, dan jika dia berniat mengerjakan kebaikan lalu mengerjakannya, maka
Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh puluh ribu
lipat hingga perlipatan yang banyak. Jika dia berniat melakukan keburukan lalu
tidak jadi mengerjakannya, maka Allah menulis itu di sisi-Nya sebagai satu
kebaikan yang sempurnya, dan jika dia berniat kebaikan lalu mengerjakannya,
maka Allah menulis itu sebagai satu keburukan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari
dan Muslim di kitab shahih keduanya dengan lafazh ini.
[Muttafaqun ‘Alaihi: Shahih
al-Bukhari (no. 6491), Shahih Muslim (no. 131))]
***
Hadits ke-38
Keutamaan Wali Allah
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى
لِي وَلِيَّاً فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ. وَمَا تَقَرَّبَ إِلِيَّ عَبْدِيْ بِشَيءٍ
أَحَبَّ إِلِيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ. ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ
بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ
بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ
الَّتِي يَمْشِيْ بِهَا. وَلَئِنْ سَأَلَنِيْ لأُعطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِيْ
لأُعِيْذَنَّهُ» رواه البخاري.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan
perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang
paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa
mendekat kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku
telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar,
penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat,
dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti
aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.’”
Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no.
6502) dan as-Sunan al-Kubra lil Baihaqi (III/346, X/219)]
***
Hadits ke-39
Tiga Hal yang Allah Maafkan
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ
رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَال: «إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِي
عَنْ أُمَّتِي الخَطَأَ وَالنِّسْيَانَ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ» حديث حسن رواه
ابن ماجه والبيهقي وغيرهما.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
Allah mengampuni umatku untuku: kekeliruan, lupa, dan apa yang dipaksakan kepadanya.”
Hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi, dan selainnya.
[Shahih: Sunan Ibnu Majah (no.
2045), as-Sunan al-Kubra lil Baihaqi (VII/356-357), Sunan ad-Daraquthni
(III/403), dan al-Mustadrak (II/198)]
***
Hadits ke-40
Hiduplah Laksana Musafir
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ:
أَخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمنْكبيَّ فَقَالَ: «كُنْ
فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ»
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma
berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku, lalu
bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang musafir.”
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ:
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلا تَنْتَظِرِ
المَسَاءَ. وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لمَوْتِكَ. رواه البخاري.
Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma
berkata, “Jika kamu memasuki sore hari, maka jangan menunggu pagi hari. Jika
kamu memasuki pagi hari, maka jangan menunggu sore hari. Manfaatkanlah sehatmu
sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
[Shahih: Shahih al-Bukhari (no.
6416), Sunan at-Tirmidzi (no. 2333), Sunan Ibnu Majah (no. 4114), dan Musnad
Ahmad (II/24, 41)]
***
Hadits ke-41
Mengikuti Syariat adalah Tiang Keimanan
عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو
بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ»
حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ.
Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr
bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak beriman (secara sempurna) seorang dari kalian hingga hawa
nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” Hadits hasan shahih, kami
meriwayatkannya dari kitab al-Hujjah dengan sanad shahih.
[Dha’if: Syarhus Sunnah lil Baihaqi
(no. 104) dan as-Sunnah lilbi Abil Ashim (no. 15). Dinilai dha’if oleh Imam
Ibnu Rajab dan Syaikh al-Albani]
***
Hadits ke-42
Luasnya Ampunan Allah
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى:
«يَا ابْنَ آَدَمَ! إِنَّكَ مَا دَعَوتَنِيْ وَرَجَوتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا
كَانَ مِنْكَ وَلا أُبَالِيْ. يَا ابْنَ آَدَمَ! لَو بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ
ثُمَّ استَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ. يَا ابْنَ آَدَمَ! إِنَّكَ لَو أَتَيْتَنِيْ
بِقِرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِك بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ
بِقِرَابِهَا مَغفِرَةً» رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحَيْحٌ.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah Tabarak wa Ta’ala berfirman, ‘Hai anak Adam! Sesungguhnya selagi engkau
berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, Aku ampuni dosa yang ada padamu dan
aku tidak peduli. Hai anak Adam! Seandainya dosa-dosamu membumbung sepenuh
langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni dan aku tidak
peduli. Hai anak Adam! Seandainya engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh
bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku dengan apapun, pasti Aku
akan menemuimu dengan sepenuh bumi pula ampunan.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi
dan berkata, “hadits hasan shahih.”
[Shahih: Sunan at-Tirmidzi (no.
3540)]