Terjemah Kitab Tafsir Jalalain lengkap dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia
Nama kitab: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama penafsir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Daftar Surat
Al-Fatihah (Pembukaan) Ayat 1-7
Al Baqarah (Sapi Betina) Ayat 1-69
Ali Imran (Keluarga Imran) Ayat 1-70
An Nisa (Wanita) Ayat 1-65
Al Ma'idah (Jamuan) Ayat 1-64
Al An'am (Hewan Ternak) Ayat 1-59
Al-A'raf (Tempat yang Tertinggi) Ayat 1-67
Al-Anfal (Harta Rampasan Perang) Ayat 1-75
At-Taubah(Pengampunan) Ayat 1-72
Yunus (Nabi Yunus) Ayat 1-53
Hud (Nabi Hud) Ayat 1-62
Yusuf (Nabi Yusuf) Ayat 1-63
Ibrahim (Nabi Ibrohim) Ayat 1-52
Al-Hijr (Gunung Al Hijr) Ayat 1-99
An-Nahl (Lebah) Ayat 1-87
Al-Isra' (Perjalanan Malam) Ayat 1-66
Al-Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) Ayat 1-53, Ayat 54-110
Taha (Ta Ha, Toha) Ayat 1-76
Al-Anbiya (Nabi-Nabi) Ayat 1-57
Al-Mu'minun (Orang-orang mukmin) Ayat 1-74, Ayat 75-117
Asy-Syu'ara' (Penyair) Ayat 1-111
Al-Qasas (Kisah-kisah) Ayat 1-88
Al-'Ankabut (Laba-laba) Ayat 1-69
Ar-Rum (Bangsa Romawi) Ayat 1-60
Luqman (Keluarga Luqman) Ayat 1-34
Al-Ahzab (Golongan-golongan yang Bersekutu) Ayat 1-73
As-Saffat (Barisan-barisan) Ayat 1-182
Az-Zumar (Rombongan-rombongan) Ayat 1-75
Al-Mu'min, Ghafir (Yang Mengampuni) Ayat 1-85
Fussilat (Yang Dijelaskan) Ayat 1-54
Asy-Syura (Musyawarah) Ayat 1-53
Az-Zukhruf (Perhiasan) Ayat 1-89
Al-Jasiyah (Yang Bertekuk Lutut) Ayat 1-37
Al-Ahqaf (Bukit-bukit Pasir) Ayat 1-35
Muhammad (Nabi Muhammad) Ayat 1-38
Al-Fath (Kemenangan) Ayat 1-29
Al-Hujurat (Kamar-kamar) Ayat 1-18
Adz-Dzariyat (Angin yang Menerbangkan) Ayat 1-60
Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) Ayat 1-78
Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) Ayat 1-96
Al-Mujadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan) Ayat 1-22
Al-Hasyr (Pengusiran) Ayat 1-24
Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji) Ayat 1-13
Ash-Shaff (Satu Barisan) Ayat 1-14
Al-Jumu'ah (Hari Jumat) Ayat 1-11
Al-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik) Ayat 1-11
At-Taghabun (Hari Dinampakkan Kesalahan-kesalahan) Ayat 1-18
At-Tahrim (Pengharaman) Ayat 1-12
Al-Haqqah (Hari Kiamat) Ayat 1-52
Al-Ma'arij (Tempat Naik) Ayat 1-44
Al-Muzzammil (Orang yang Berselimut) Ayat 1-20
Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul) Ayat 1-56
Al-Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus) Ayat 1-50
An-Naba' (Berita Besar) Ayat 1-40
An-Nazi'at (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) Ayat 1-46
'Abasa (Ia Bermuka Masam) Ayat 1-46
At-Takwir (Menggulung) Ayat 1-29
Al-Infithar (Terbelah) Ayat 1-19
Al-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang) Ayat 1-25
Al-Insyiqaq (Terbelah) Ayat 1-25
Al-Buruj (Gugusan Bintang) Ayat 1-22
Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari) Ayat 1-17
Al-A'laa (Yang Paling Tinggi) Ayat 1-19
Al-Ghasyiyah (Hari Pembalasan) Ayat 1-26
Asy-Syams (Matahari) Ayat 1-15
Ad-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Dhuha) Ayat 1-11
Al-Insyirah, Asy-Syarh (Melapangkan) Ayat 1-8
Al-'Alaq (Segumpal Darah) Ayat 1-19
Al-Bayyinah (Pembuktian) Ayat 1-8
Az-Zalzalah (Kegoncangan) Ayat 1-8
Al-'Adiyat (Berlari Kencang) Ayat 1-11
Al-Qari'ah (Hari Kiamat) Ayat 1-11
At-Takatsur (Bermegah-megahan) Ayat 1-8
Al-Humazah (Pengumpat) Ayat 1-9
Quraisy (Suku Quraisy) Ayat 1-4
Al-Ma'un (Barang-barang yang Berguna) Ayat 1-7
Al-Kausar (Nikmat yang Berlimpah) Ayat 1-3
Al-Kafirun (Orang-orang Kafir) Ayat 1-6
An-Nasr (Pertolongan) Ayat 1-3
Al-Lahab (Gejolak Api) / Al-Masad (Sabut) Ayat 1-5
Al-Ikhlas (Memurnikaan Ke-Esaan Allah) Ayat 1-4
Al-Falaq (Waktu Subuh) Ayat 1-5
An-Naas (Umat Manusia) Ayat 1-6
Surah ke-18. Al-Kahfi (Gua) Ayat 54-110
{ ولقد
صرفنا } بينا { في هذا القرآن للناس من كل مثل } صفة لمحذوف أي مثلا من جنس كل مثل
ليتعظوا { وكان الإنسان } أي الكافر { أكثر شيء جدلا } خصومة في الباطل وهو تمييز
منقول من اسم كان المعنى : وكان جدل الإنسان أكثر شيء فيه
054. (Dan
sesungguhnya Kami telah menjelaskan) (bagi manusia dalam Alquran ini
bermacam-macam perumpamaan) lafal Min Kulli Matsalin berkedudukan menjadi sifat
daripada lafal yang tidak disebutkan, artinya: suatu perumpamaan dari setiap
jenis perumpamaan, supaya mereka mengambil pelajaran daripadanya. (Dan manusia
adalah makhluk) yakni orang kafir (yang paling banyak membantah) paling banyak
permusuhannya dalam kebatilan; lafal Jadalan adalah Tamyiz yang dipindahkan
dari Isim Kaana. Maknanya: Permusuhan yang paling banyak dilakukan oleh manusia
adalah dalam hal kebatilan.
{ وما
منع الناس } أي كفار مكة { أن يؤمنوا } مفعول ثان { إذ جاءهم الهدى } القرآن {
ويستغفروا ربهم إلا أن تأتيهم سنة الأولين } فاعل أيسنتنا فيهم وهي الإهلاك المقدر
عليهم { أو يأتيهم العذاب قبلا } مقابلة وعيانا وهو القتل يوم بدر وفي قراءة
بضمتين جمع قبيل أي أنواعا
055. (Dan tidak
ada sesuatu pun yang menghalangi manusia) orang-orang kafir Mekah (untuk
beriman) menjadi Maf'ul Tsani atau subjek kedua (ketika petunjuk telah datang
kepada mereka) yakni Alquran (dan memohon ampun kepada Rabbnya, kecuali datang
kepada mereka hukum Allah yang telah berlaku pada umat-umat terdahulu) lafal
Sunnatul Awwalin berkedudukan menjadi Fa'il atau objek, artinya: datang kepada
mereka kebinasaan Kami, yaitu kebinasaan yang telah ditentukan bagi mereka
(atau datang azab atas mereka dengan nyata) secara terang-terangan, yaitu
kekalahan mereka dalam perang Badar. Menurut qiraat yang lain dibaca Qubulan
sebagai bentuk jamak dari kata Qabilun artinya bermacam-macam.
{ وما
نرسل المرسلين إلا مبشرين } للمؤمنين { ومنذرين } مخوفين للكافرين { ويجادل الذين
كفروا بالباطل } بقولهم : { أبعث الله بشرا رسولا } ونحوه { ليدحضوا به } ليبطلوا
بجدالهم { الحق } القرآن { واتخذوا آياتي } أي القرآن { وما أنذروا } به ومن النار
{ هزوا } سخرية
056. (Dan
tidaklah Kami mengutus Rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira)
bagi orang-orang yang beriman (dan sebagai pemberi peringatan) untuk menakut-nakuti
orang-orang kafir (tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil)
yaitu melalui perkataan mereka sebagaimana yang disitir oleh ayat lain, yaitu
firman-Nya, "Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi Rasul?"
(Q.S. Al-Isra, 94) dan ayat-ayat lainnya yang semakna (agar dengan demikian
mereka dapat melenyapkan) dapat membatalkan melalui bantahan mereka (yang hak)
yakni Alquran (dan mereka menganggap ayat-ayat-Ku) yakni Alquran (dan
peringatan-peringatan terhadap mereka) yakni siksa neraka (sebagai olok-olokan)
sebagai ejekan mereka.
{ ومن
أظلم ممن ذكر بآيات ربه فأعرض عنها ونسي ما قدمت يداه } ما عمل من الكفر والمعاصي
{ إنا جعلنا على قلوبهم أكنة } أغطية { أن يفقهوه } أي من أن يفهموا القرآن أي فلا
يفهمونه { وفي آذانهم وقرا } ثقلا فلا يسمعونه { وإن تدعهم إلى الهدى فلن يهتدوا
إذا } أي بالجعل المذكور { أبدا }
057. (Dan
siapakah yang lebih lalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan
ayat-ayat dari Rabbnya lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang
telah dikerjakan oleh kedua tangannya) apa yang telah diperbuatnya berupa
kekafiran dan kedurhakaan. (Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas
hati mereka) penutup-penutup (hingga mereka tidak memahaminya) maksudnya,
supaya mereka tidak dapat memahami Alquran, dengan demikian maka mereka tidak
dapat memahaminya (dan di telinga mereka Kami letakkan sumbatan pula) yakni
penyumbat sehingga mereka tidak dapat mendengarkannya (dan kendati pun kamu
menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk)
disebabkan adanya penutup dan sumbatan tadi (selama-lamanya).
{ وربك
الغفور ذو الرحمة لو يؤاخذهم } في الدنيا { بما كسبوا لعجل لهم العذاب } فيها { بل
لهم موعد } وهو يوم القيامة { لن يجدوا من دونه موئلا } ملجأ
058. (Dan
Rabbmulah Yang Maha Pengampun lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka)
di dunia (karena perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi
mereka) di dunia (Tetapi bagi mereka ada waktu yang tertentu) untuk menerima
azab yaitu hari kiamat (yang mereka sekali-kali tidak akan menemukan tempat
berlindung daripadanya) yaitu tempat untuk menyelamatkan diri.
{ وتلك
القرى } أي أهلها كعاد وثمود وغيرهما { أهلكناهم لما ظلموا } كفروا { وجعلنا
لمهلكهم } لإهلاكهم وفي قراءة بفتح الميم أي لهلاكهم { موعدا }
059. (Dan
negeri itu) yang dimaksud adalah penduduknya, seperti kaum Ad dan kaum Tsamud
serta lain-lainnya (telah Kami binasakan, ketika mereka berbuat lalim) yakni
kafir (dan telah Kami tetapkan bagi kebinasaan mereka) untuk membinasakan
mereka. Dan menurut qiraat yang lain dibaca limahlakihim, artinya bagi tempat
kebinasaan mereka (waktu tertentu).
{ و }
اذكر { إذ قال موسى } هو ابن عمران { لفتاه } يوشع بن نون كان يتبعه ويخدمه ويأخذ
عنه العلم { لا أبرح } لا أزال أسير { حتى أبلغ مجمع البحرين } ملتقى بحر الروم
وبحر فارس مما يلي المشرق أي المكان الجامع لذلك { أو أمضي حقبا } دهرا طويلا في
بلوغه إن بعد
060. (Dan)
ingatlah (ketika Musa berkata) Nabi Musa adalah anak lelaki Imran (kepada
muridnya) yang bernama Yusya bin Nun; ia selalu mengikutinya dan menjadi
pelayannya serta mengambil ilmu daripadanya, ("Aku tidak akan berhenti)
artinya, aku akan terus berjalan (sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan)
tempat bertemunya Laut Romawi dan laut Persia dari sebelah Timurnya; yakni
tempat bertemunya kedua lautan tersebut (atau aku akan berjalan sampai
bertahun-tahun)" selama bertahun-tahun untuk mencapainya sekalipun jauh.
{ فلما
بلغا مجمع بينهما } بين البحرين { نسيا حوتهما } نسي يوشع حمله عند الرحيل ونسي
موسى تذكيره { فاتخذ } الحوت { سبيله في البحر } أي جعله بجعل الله { سربا } أي
مثل السرب وهو الشق الطويل لا نفاذ له وذلك أن الله تعالى أمسك عن الحوت جري الماء
فانجاب عنه فبقي كالكوة لم يلتئم وجمد ما تحته منه
061. (Maka
tatkala keduanya sampai ke pertemuan dua buah laut itu) yakni tempat bertemunya
kedua laut itu (mereka berdua lupa akan ikannya) Yusya' lupa membawanya ketika
berangkat, Nabi Musa pun lupa mengingatkannya (maka ia mengambil) yakni ikan
itu melompat untuk mengambil (jalannya ke laut itu) Allahlah yang menjadikan
jalan itu, yaitu dengan menjadikan baginya (dalam keadaan berlubang) seperti lubang
bekasnya, yaitu lubang yang sangat panjang dan tak berujung. Demikian itu
karena Allah swt. menahan arus air demi untuk ikan itu, lalu masuklah ikan itu
ke dalamnya dengan meninggalkan bekas seperti lubang dan tidak terhapus karena
bekasnya membeku.
{ فلما
جاوزا } ذلك المكان بالسير إلى وقت الغداء من ثاني يوم { قال } موسى { لفتاه آتنا
غداءنا } هو ما يؤكل أول النهار { لقد لقينا من سفرنا هذا نصبا } تعبا وحصوله بعد
المجاوزة
062. (Maka
tatkala mereka berdua melewati) tempat itu dengan berjalan kaki sampai dengan
waktu makan siang, yaitu pada hari kedua Musa (berkatalah kepada muridnya,
"Bawalah ke mari makanan kita!) yaitu makanan yang biasa dimakan pada
siang hari, yakni makan siang (sesungguhnya kita telah merasa letih karena
perjalanan kita ini)" payah, yang hal ini baru mereka rasakan setelah
berjalan jauh dari tempat itu.
{ قال
أرأيت } أي تنبه { إذ أوينا إلى الصخرة } بذلك المكان { فإني نسيت الحوت وما
أنسانيه إلا الشيطان } يبدل من الهاء { إلا تذكرة } بدل اشتمال أي أنساني ذكره {
واتخذ } الحوت { سبيله في البحر عجبا } مفعول ثان أي يتعجب منه موسى وفتاه لما
تقدم في بيانه
063. (Muridnya
menjawab, "Tahukah kamu) ingatkah kamu (tatkala kita mencari tempat
berlindung di batu tadi) yakni di tempat tersebut (maka sesungguhnya aku lupa
ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku kecuali setan) kemudian Dhamir Ha
pada ayat ini dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu (untuk mengingatnya) lafal
ayat ini menjadi Badal Isytimal, artinya setan telah melupakan aku untuk
mengingatnya (dan ia mengambil) yakni ikan itu (akan jalannya di laut dengan
cara yang aneh sekali.)" Lafal 'Ajaban menjadi Maf'ul Tsani, artinya, Nabi
Musa dan muridnya merasa heran terhadap perihal ikan itu sebagaimana yang telah
disebutkan di atas tadi.
{ قال }
موسى { ذلك } أي فقدنا الحوت { ما } أي الذي { كنا نبغ } نطلبه فإنه علامة لنا على
وجود من نطلبه { فارتدا } رجعا { على آثارهما } يقصانها { قصصا } فأتيا الصخرة
064.
(Berkatalah) Musa, ("Itulah) tempat kita kehilangan ikan itu (tempat)
sesuatu (yang kita cari)" kita cari-cari, karena sesungguhnya hal itu
merupakan pertanda bagi kita, bahwa kita akan dapat bertemu dengan orang yang
sedang kita cari. (Lalu keduanya kembali) kembali lagi (mengikuti jejak mereka
semula) menitinya (secara benar-benar) lalu keduanya sampai di batu besar
tempat mereka beristirahat.
{ فوجدا
عبدا من عبادنا } هو الخضر { آتيناه رحمة من عندنا } نبوة في قول وولاية في آخر
وعليه أكثر العلماء { وعلمناه من لدنا } من قبلنا { علما } مفعول ثان أي معلوما من
المغيبات روى البخاري حديث [ إن موسى قام خطيبا في بني إسرائيل فسئل أي الناس أعلم
؟ فقال : أنا فعتب الله عليه إذ لم يرد العلم إليه فأوحى إليه : إن لي عبدا بمجمع
البحرين هو أعلم منك قال موسى : يا رب كيف لي به قال : تأخذ معك حوتا فتجعله في
مكتل فحيثما فقدت الحوت فهو ثم فأخذ حوتا فجعله في مكتل ثم انطلق وانطلق معه فتاه
يوشع بن نون حتى أتيا بالصخرة ووضعا رأسيهما فناما واضطرب الحوت في المكتل فخرج
منه فسقط في البحر { فاتخذ سبيله في البحر سربا } وأمسك الله عن الحوت جرية الماء
فصار عليه مثل الطاق فلما استيقظ نسي صاحبه أن يخبره بالحوت فانطلقا بقية يومهما
وليلتهما حتى إذا كانا من الغداة قال موسى لفتاه آتنا غداءنا إلى قوله واتخذ سبيله
في البحر عجبا قال وكان الحوت عجبا قال وكان للحوت سربا و لموسى ولفتاه عجبا الخ ]
065. (Lalu
mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami) yaitu
Khidhir (yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami) yakni
kenabian, menurut suatu pendapat, dan menurut pendapat yang lain kewalian,
pendapat yang kedua inilah yang banyak dianut oleh para ulama (dan yang telah
Kami ajarkan kepadanya dari sisi Kami) dari Kami secara langsung (ilmu). Lafal
'ilman menjadi Maf'ul Tsani, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
masalah-masalah kegaiban. Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis, bahwa
pada suatu ketika Nabi Musa berdiri berkhutbah di hadapan kaum Bani Israel.
Lalu ada pertanyaan, "Siapakah orang yang paling alim?" Maka Nabi
Musa menjawab, "Aku". Lalu Allah menegur Nabi Musa karena ia belum
pernah belajar (ilmu gaib), maka Allah menurunkan wahyu kepadanya,
"Sesungguhnya Aku mempunyai seorang hamba yang tinggal di pertemuan dua
laut, dia lebih alim daripadamu". Musa berkata, "Wahai Rabbku!
Bagaimanakah caranya supaya aku dapat bertemu dengan dia". Allah
berfirman, "Pergilah kamu dengan membawa seekor ikan besar, kemudian ikan
itu kamu letakkan pada keranjang. Maka manakala kamu merasa kehilangan ikan
itu, berarti dia ada di tempat tersebut". Lalu Nabi Musa mengambil ikan
itu dan ditaruhnya pada sebuah keranjang, selanjutnya ia berangkat disertai
dengan muridnya yang bernama Yusya bin Nun, hingga keduanya sampai pada sebuah
batu yang besar. Di tempat itu keduanya berhenti untuk istirahat seraya
membaringkan tubuh mereka, akhirnya mereka berdua tertidur. Kemudian ikan yang
ada di keranjang berontak dan melompat keluar, lalu jatuh ke laut. Lalu ikan
itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. (Q.S. Al Kahfi, 61) Allah menahan
arus air demi untuk jalannya ikan itu, sehingga pada air itu tampak seperti
terowongan. Ketika keduanya terbangun dari tidurnya, murid Nabi Musa lupa
memberitakan tentang ikan kepada Nabi Musa. Lalu keduanya berangkat melakukan
perjalanan lagi selama sehari semalam. Pada keesokan harinya Nabi Musa berkata
kepada muridnya, "Bawalah ke mari makanan siang kita", sampai dengan
perkataannya, "lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut dengan
cara yang aneh sekali". Bekas ikan itu tampak bagaikan terowongan dan Musa
beserta muridnya merasa aneh sekali dengan kejadian itu.
{ قال له
موسى هل أتبعك على أن تعلمن مما علمت رشدا } أي صوابا أرشد به وفي قراءة بضم الراء
وسكون الشين وسأله ذلك لأن الزيادة في العلم مطلوبة
066. (Musa
berkata kepada Khidhir, "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan
kepadamu?)" yakni ilmu yang dapat membimbingku. Menurut suatu qiraat
dibaca Rasyadan. Nabi Musa meminta hal tersebut kepada Khidhir. karena menambah
ilmu adalah suatu hal yang dianjurkan.
{ قال
إنك لن تستطيع معي صبرا }
067. (Dia
menjawab, "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar
bersamaku").
{ وكيف
تصبر على ما لم تحط به خبرا } في الحديث السابق عقب هذه الآية [ يا موسى إني على
علم من الله علمنيه لا تعلمه وأنت على علم من الله علمكه الله لا أعلمه ] وقوله
خبرا مصدر بمعنى لم تحط أي لم تخبر حقيقته
068. ("Dan
bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang hal itu?") di dalam hadits yang telah
disebutkan tadi sesudah penafsiran ayat ini disebutkan, bahwa Khidhir berkata
kepada Nabi Musa, "Hai Musa! Sesungguhnya aku telah menerima ilmu dari
Allah yang Dia ajarkan langsung kepadaku; ilmu itu tidak kamu ketahui. Tetapi
kamu telah memperoleh ilmu juga dari Allah yang Dia ajarkan kepadamu, dan aku
tidak mengetahui ilmu itu". Lafal Khubran berbentuk Mashdar maknanya kamu
tidak menguasainya, atau kamu tidak mengetahui hakikatnya.
{ قال
ستجدني إن شاء الله صابرا ولا أعصي } أي وغير عاص { لك أمرا } تأمرني به وقيد
بالمشيئه لأنه لم يكن على ثقة من نفسه فيما التزم وهذه عادة الأنبياء والأولياء أن
لايثقوا إلى أنفسهم طرفة عين
069. (Musa
berkata, "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar,
dan aku tidak akan menentang) yakni tidak akan mendurhakai (kamu dalam sesuatu
urusan pun)" yang kamu perintahkan kepadaku. Nabi Musa mengungkapkan
jawabannya dengan menggantungkan kemampuannya kepada kehendak Allah, karena ia
merasa kurang yakin akan kemampuan dirinya di dalam menghadapi apa yang harus
ia lakukan. Hal ini merupakan kebiasaan para nabi dan para wali Allah, yaitu
mereka sama sekali tidak pernah merasa percaya terhadap dirinya sendiri walau
hanya sekejap, sepenuhnya mereka serahkan kepada kehendak Allah.
{ قال
فإن اتبعتني فلا تسألني } وفي قراءة بفتح اللام وتشديد النون { عن شيء } تنكره مني
في علمك واصبر { حتى أحدث لك منه ذكرا } أي أذكره لك بعلته فقبل موسى شرطه رعاية
لأدب المتعلم مع العالم
070. (Dia
mengatakan, "Jika kamu ingin mengikuti saya, maka janganlah kamu
menanyakan kepada saya) Dalam satu qiraat dibaca dengan Lam berbaris fatah dan
Nun bertasydid (tentang sesuatu) yang kamu ingkari menurut pengetahuanmu dan
bersabarlah kamu jangan menanyakannya kepadaku (sampai aku sendiri
menerangkannya kepadamu)" hingga aku menuturkan perihalnya kepadamu
berikut sebab musababnya. Lalu Nabi Musa menerima syarat itu, yaitu memelihara
etika dan sopan santun murid terhadap gurunya.
{
فانطلقا } يمشيان على ساحل البحر { حتى إذا ركبا في السفينة } التي مرت بهما {
خرقها } الخضر بأن اقتلع لوحا أو لوحين منها من جهة البحر بفأس لما بلغت اللجج {
قال } له موسى { أخرقتها لتغرق أهلها } وفي قراءة بفتح التحتانية والراء ورفع
أهلها { لقد جئت شيئا إمرا } أي عظيما منكرا روي أن الماء لم يدخلها
071. (Maka
berjalanlah keduanya) menuruti pinggir pantai (hingga tatkala keduanya menaiki
perahu) yang lewat pada keduanya (lalu Khidhir melubanginya) dengan cara
mencabut satu keping atau dua keping papan yang ada pada bagian lambungnya
dengan memakai kapak, sewaktu perahu telah sampai di tengah laut yang ombaknya
besar (Musa berkata) kepada Khidir, ("Mengapa kamu melubangi perahu itu
yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?) menurut satu qiraat lafal
Litughriqa dibaca Litaghraqa, dan lafal Ahlahaa dibaca Ahluhaa. (Sesungguhnya
kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar)" yakni kekeliruan yang
sangat besar. Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa air laut tidak masuk ke
dalam perahu yang telah dilubanginya itu.
{ قال
ألم أقل إنك لن تستطيع معي صبرا }
072. (Dia
berkata, "Bukankah aku telah berkata, 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
akan sabar bersamaku)".
{ قال لا
تؤاخذني بما نسيت } أي غفلت عن التسليم لك وترك الإنكار عليك { ولا ترهقني }
تكلفني { من أمري عسرا } مشقة في صحبتي إياك أي عاملني فيها بالعفو واليسر
073. (Musa
berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku) yakni atas
kealpaanku sehingga aku lupa bahwa aku harus menurutimu dan tidak membantahmu
(dan janganlah kamu membebani aku) memberikan beban kepadaku (dengan sesuatu
kesulitan dalam urusanku)" kerepotan dalam persahabatanku denganmu, atau
dengan kata lain, perlakukanlah aku di dalam berteman denganmu dengan penuh
maaf dan lapang dada.
{
فانطلقا } بعد خروجهما من السفينة يمشيان { حتى إذا لقيا غلاما } لم يبلغ الحنث
يلعب مع الصبيان أحسنهم وجها { فقتله } الخضر بأن ذبحه بالسكين مضطجعا أو اقتلع
رأسه بيده أو ضرب رأسه بالجدار أقوال وأتى هنا بالفاء العاطفة لأن القتل عقب
اللقاء وجواب إذا { قال } له موسى { أقتلت نفسا زكية } أي طاهرة لم تبلغ حد
التكليف وفي قراءة زكية بتشديد الياء بلا ألف { بغير نفس } أي لم تقتل نفسا { لقد
جئت شيئا نكرا } بسكون الكاف وضمها أي منكرا
074. (Maka
berjalanlah keduanya) sesudah keduanya keluar dari perahu (hingga tatkala
keduanya berjumpa dengan seorang pemuda) yang masih belum mencapai usia baligh,
sedang bermain-main bersama dengan teman-temannya, dia adalah anak yang paling
cakap parasnya di antara mereka (maka Khidhir membunuhnya) dengan cara
menyembelihnya dengan memakai pisau besar, atau mencabut kepalanya dengan
tangannya, atau memukulkan kepala anak muda itu ke tembok. Mengenai caranya
banyak pendapat yang berbeda. Dalam ayat ini didatangkan huruf Fa 'Athifah,
karena pembunuhan itu terjadi langsung sesudah bertemu. Jawabnya Idzaa adalah
pada ayat berikutnya yaitu; (Berkatalah ia) yakni Nabi Musa, ("Mengapa
kamu bunuh jiwa yang bersih) jiwa yang masih belum berdosa karena belum
mencapai usia taklif. Dan menurut suatu qiraat lafal Zakiyyatan dibaca
Zakiyatan (bukan karena dia membunuh orang lain?) dia tidak membunuh orang
lain. (Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar)." Lafal
Nukran dapat pula dibaca Nukuran, artinya sesuatu hal yang mungkar.
{ قال
ألم أقل لك إنك لن تستطيع معي صبرا } زاد لك على ماقبله لعدم العذر هنا
075. (Khidhir
berkata, "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak
akan dapat sabar bersamaku)" hal ini sebagai teguran yang kedua bagimu di
samping teguran yang pertama tadi, dalam hal ini alasanmu tidak dapat diterima.
ولهذا { قال إن سألتك
عن شيء بعدها } أي بعد هذه المرة { فلا تصاحبني } لا تتركني أتبعك { قد بلغت من
لدني } بالتشديد والتخفيف من قبلي { عذرا } في مفارقتك لي
076. Oleh sebab
itu maka (berkatalah Musa, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu
sesudah ini) sesudah kali ini (maka janganlah kamu menemani aku lagi) artinya
janganlah kamu mengikuti aku lagi (sesungguhnya kamu telah cukup memberikan
kepadaku) dapat dibaca Ladunii atau Ladunnii, artinya dari pihakku
(udzur") alasan agar aku berpisah denganmu.
{
فانطلقا حتى إذا أتيا أهل قرية } هي أنطاكية { استطعما أهلها } طلبا منهم الطعام
بضيافة { فأبوا أن يضيفوهما فوجدا فيها جدارا } ارتفاعه مائة ذراع { يريد أن ينقض
} أي يقرب أن يسقط لميلانه { فأقامه } الخضر بيده { قال } له موسى { لو شئت لاتخذت
} وفي قراءة لاتخذت { عليه أجرا } جعلا حيث لم يضيفونا مع حاجتنا إلى الطعام
077. (Maka
keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri)
yaitu kota Inthakiyah (mereka meminta dijamu kepada penduduk negeri itu)
keduanya meminta kepada mereka supaya memberi makan kepadanya sebagaimana
layaknya tamu (tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah) yang tingginya mencapai
seratus hasta (yang hampir roboh) mengingat kemiringannya yang sangat (maka
Khidhir menegakkan dinding itu) dengan tangannya sendiri (Musa berkata)
kepadanya, ("Jika kamu mau, niscaya kamu mengambil) menurut suatu qiraat
dibaca Laittakhadzta (upah untuk itu)" yakni persenan karena mereka tidak
mau menjamu kita, sedangkan kita sangat membutuhkan makanan.
{ قال }
له الخضر { هذا فراق } أي وقت فراق { بيني وبينك } فيه إضافة بين إلى غير متعدد
سوغها تكريره بالعطف بالواو { سأنبئك } قبل فراقي لك { بتأويل ما لم تستطع عليه
صبرا }
078. (Khidhir
berkata) kepada Nabi Musa, ("Inilah perpisahan) waktu perpisahan (antara
aku dengan kamu). Lafal Baina dimudhafkan kepada hal yang tidak Muta'addi atau
berbilang, pengulangan lafal Baina di sini diperbolehkan karena di antara
keduanya terdapat huruf 'Athaf Wawu. (Aku akan memberitahukan kepadamu) sebelum
perpisahanku denganmu (tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak sabar
terhadapnya).
{ أما
السفينة فكانت لمساكين } عشرة { يعملون في البحر } بها مؤاجرة لها طلبا للكسب {
فأردت أن أعيبها وكان وراءهم } إذا رجعوا أو أمامهم الآن { ملك } كافر { يأخذ كل
سفينة } صالحة { غصبا } نصبه على المصدر المبين لنوع الأخذ
079. (Adapun
perahu itu adalah kepunyaan orang-orang miskin) yang jumlahnya ada sepuluh
orang (yang bekerja di laut) dengan menyewakannya, mereka menjadikannya sebagai
mata pencaharian (dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan
mereka) jika mereka kembali, atau di hadapan mereka sekarang ini (ada seorang
raja) kafir (yang mengambil tiap-tiap perahu) yang masih baik (secara ghashab)
yakni dengan cara merampasnya. Lafal Ghashban dinashabkan karena menjadi
Mashdar yang kedudukannya menjelaskan tentang cara pengambilan itu.
{ وأما
الغلام فكان أبواه مؤمنين فخشينا أن يرهقهما طغيانا وكفرا } فإنه كما في حديث مسلم
طبع كافرا ولوعاش لأرهقهما ذلك لمحبتهما له يتبعانه في ذلك
080. (Adapun
anak muda itu, kedua orang tuanya adalah orang-orang Mukmin, dan kami khawatir
bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan
kekafiran), karena sesungguhnya sebagaimana yang telah disebutkan di dalam
hadis sahih Muslim, bahwa anak muda itu telah dicap oleh Allah menjadi orang
kafir. Dan seandainya ia hidup niscaya dia akan mendorong kedua orang tuanya
kepada kekafiran, disebabkan kecintaan keduanya kepadanya, hingga keduanya
pasti akan mengikuti jejak anaknya.
{ فأردنا
أن يبدلهما } بالتشديد والتخفيف { ربهما خيرا منه زكاة } أي صلاحا وتقى { وأقرب }
منه { رحما } بسكون الحاء وضمها رحمة وهي البر بوالديه فأبدلهما تعالى جارية تزوجت
نبيا فولدت نبيا فهدى الله تعالى به أمة
081. (Dan kami
menghendaki, supaya menggantikan bagi kedua orang tuanya) dapat dibaca
Yubaddilahuma atau Yubdilahuma (Rabbnya dengan anak lain yang lebih baik
kesuciannya daripada anaknya itu) artinya lebih baik dan lebih bertakwa (dan
lebih) daripada anaknya itu (dalam kasih sayangnya) dapat dibaca Ruhman atau
Ruhuman, artinya berbakti kepada kedua orang tuanya. Ternyata sesudah itu Allah
menggantikan bagi keduanya seorang anak perempuan yang kemudian dikawini oleh
seorang nabi, dan dari hasil perkawinannya itu lahirlah seorang nabi. Pada
akhirnya Allah memberikan petunjuk kepada suatu umat melalui nabi itu.
{ وأما
الجدار فكان لغلامين يتيمين في المدينة وكان تحته كنز } مال مدفون من ذهب وفضة {
لهما وكان أبوهما صالحا } فحفظا بصلاحه في أنفسهما ومالهما { فأراد ربك أن يبلغا
أشدهما } أي إيناس رشدهما { ويستخرجا كنزهما رحمة من ربك } مفعول له عامله أراد {
وما فعلته } أي ما ذكر من خرق السفينة وقتل الغلام وإقامة الجدار { عن أمري } أي
اختياري بل بأمر إلهمام من الله { ذلك تأويل ما لم تسطع عليه صبرا } يقال اسطاع
واستطاع بمعنى أطاق ففي هذا وما قبله جمع بين اللغتين ونوعت العبارة في : فأردت
فأردنا فأراد ربك
082. (Adapun
dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak muda yang yatim di kota ini,
dan di bawahnya ada harta benda simpanan) yakni harta yang terpendam berupa
emas dan perak (bagi mereka berdua, sedangkan ayahnya adalah seorang yang
saleh) maka dengan kesalehannya itu ia dapat memelihara kedua anaknya dan harta
benda bagi keduanya (maka Rabbmu menghendaki agar mereka berdua sampai kepada
kedewasaannya) sampai kepada usia dewasa (dan mengeluarkan simpanannya itu,
sebagai rahmat dari Rabbmu). Lafal Rahmatan menjadi Maf'ul Lah, sedangkan
'Amilnya adalah lafal Araada (dan bukanlah aku melakukannya itu) yaitu semua
hal yang telah disebutkan tadi, yakni melubangi perahu, membunuh anak muda dan
mendirikan tembok yang hampir roboh (menurut kemauanku sendiri) berdasarkan
keinginanku sendiri, tetapi hal itu kulakukan berdasarkan perintah dan ilham
dari Allah. (Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak
dapat sabar terhadapnya)" lafal Tasthi' menurut pendapat lain dibaca
Isthaa'a dan Istathas'a artinya mampu. Di dalam ayat ini dan ayat-ayat
sebelumnya terdapat berbagai macam ungkapan, yaitu terkadang memakai istilah
Aradtu (aku menghendaki); terkadang memakai istilah Aradnaa (kami menghendaki),
dan terkadang memakai istilah Araada Rabbuka (Rabbmu menghendaki). Hal ini
dinamakan Jam'un Bainal Lughataini atau penganekaragaman ungkapan.
{
ويسألونك } أي اليهود { عن ذي القرنين } اسمه الاسكندر ولم يكن نبيا { قل سأتلو }
سأقص { عليكم منه } من حاله { ذكرا } خبرا
083. (Dan
mereka akan bertanya kepadamu) yakni orang-orang yahudi (tentang Zulkarnain)
yang namanya adalah Iskandar; dia bukan seorang Nabi (Katakanlah, "Aku
akan bacakan) aku akan kisahkan (kepada kalian mengenainya) tentang perihalnya
(sebagai kisah)".
{ إنا
مكنا له في الأرض } بتسهيل السير فيها { وآتيناه من كل شيء } يحتاج إليه { سببا }
طريقا يوصله إلى مراده
084.
(Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di muka bumi) dengan
memudahkan perjalanan baginya di muka bumi ini (dan Kami telah memberikan
kepadanya di dalam menghadapi segala sesuatu) yang ia perlukan (jalan untuk
mencapainya) jalan yang dapat mengantarkannya kepada yang dikehendakinya.
{ فأتبع
سببا } سلك طريقا نحو الغرب
085. (Maka dia
pun menempuh suatu jalan) yakni dia menempuh jalan ke arah Barat.
{ حتى
إذا بلغ مغرب الشمس } موضع غروبها { وجدها تغرب في عين حمئة } ذات حمأة وهي الطين
الأسود وغروبها في العين في رأي العين وإلا فهي أعظم من الدنيا { ووجد عندها } أي
العين { قوما } كافرين { قلنا يا ذا القرنين } بإلهام { إما أن تعذب } القوم
بالقتل { وإما أن تتخذ فيهم حسنا } بالأسر
086. (Hingga
apabila dia telah sampai ke tempat terbenamnya matahari) tempat matahari
terbenam (dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam)
pengertian terbenamnya matahari di dalam laut hanyalah berdasarkan pandangan
mata saja, karena sesungguhnya matahari jauh lebih besar daripada dunia atau
bumi (dan dia mendapati di situ) di laut itu (segolongan umat) yang kafir (Kami
berkata, "Hai Zulkarnain!) dengan melalui ilham (Kamu boleh menyiksa) kaum
itu dengan cara membunuh mereka (atau boleh berbuat kebaikan terhadap
mereka)" dengan hanya menawan mereka.
{ قال
أما من ظلم } بالشرك { فسوف نعذبه } نقتله { ثم يرد إلى ربه فيعذبه عذابا نكرا }
بسكون الكاف وضمها شديدا في النار
087. (Berkata
Zulkarnain, "Adapun orang yang aniaya) yang melakukan kemusyrikan (maka
kami kelak akan mengazabnya) yaitu kami akan membunuhnya (kemudian dia
dikembalikan kepada Rabbnya, lalu Rabb mengazabnya dengan azab yang tiada
taranya). Lafal Nukran artinya yang sangat keras, yakni azab yang sangat keras
di neraka.
{ وأما
من آمن وعمل صالحا فله جزاء الحسنى } أي الجنة والإضافة للبيان وفي قراءة بنصب
جزاء وتنوينه قال الفراء : ونصبه على التفسير أي لجهة النسبة { وسنقول له من أمرنا
يسرا } أي نأمره بما يسهل عليه
088. (Adapun
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik)
yakni surga; diidhafatkannya lafal Jazaa-an kepada lafal Al Husna mengandung
makna penjelasan. Dan menurut qiraat yang lain lafal Jazaa-an dibaca Jazaa-u';
sehubungan dengan bacaan ini Imam Al-Farra' mengatakan bahwa dinashabkannya
lafal Jazaa-an karena dianggap sebagai kalimat penafsir, maksudnya bila
ditinjau dari segi nisbatnya (dan akan Kami titahkan kepadanya perintah yang
mudah dari perintah-perintah Kami)" maksudnya Kami akan memberikan
perintah kepadanya dengan perintah yang mudah untuk ia laksanakan.
{ ثم
أتبع سببا } نحو المشرق
089. (Kemudian
ia menempuh jalan yang lain) yaitu menuju ke arah Timur.
{ حتى
إذا بلغ مطلع الشمس } موضع طلوعها { وجدها تطلع على قوم } هم الزنج { لم نجعل لهم
من دونها } أي الشمس { سترا } من لباس ولا سقف لأن أرضهم لا تحمل بناء ولهم سروب
يغيبون فيها عند طلوع الشمس ويظهرون عند ارتفاعها
090. (Hingga
apabila dia telah sampai ke tempat terbitnya matahari) tempat matahari terbit
(dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat) mereka adalah bangsa
Zunuj atau orang-orang Indian (yang Kami tidak menjadikan bagi mereka dari
sinarnya) yaitu dari sinar matahari (sesuatu yang melindunginya) baik berupa
pakaian atau pun atap-atap. Karena sesungguhnya tanah tempat mereka tinggal
tidak dapat menopang bangunan, dan mereka hanya mempunyai tempat perlindungan
berupa liang-liang, di tempat tersebut mereka masuk bila matahari terbit, dan
bila matahari telah tinggi baru mereka keluar dari liang-liang itu.
{ كذلك }
أي الأمر كما قلنا { وقد أحطنا بما لديه } أي عند ذي القرنين من الآلات والجند
وغيرهما { خبرا } علما
091.
(Demikianlah) perkara itu sebagaimana yang telah Kami ceritakan. (Dan
sesungguhnya Kami meliputi terhadap semua apa yang ada padanya) yaitu yang ada
pada Zulkarnain berupa alat-alat persenjataan, balatentara dan lain sebagainya
(dengan ilmu Kami) yakni Kami mengetahui semuanya.
{ ثم
أتبع سببا }
092. (Kemudian
dia menempuh suatu jalan yang lain lagi).
{ حتى إذا
بلغ بين السدين } بفتح السين وضمها هنا وبعد هما جبلان بمنقطع بلاد الترك سد
الإسكندر ما بينهما كما سيأتي { وجد من دونهما } أي أمامهما { قوما لا يكادون
يفقهون قولا } أي لا يفهمونه إلا بعد بطء وفي قراءة بضم الياء وكسر القاف
093. (Hingga
apabila dia telah sampai di antara dua buah bendungan) dibaca Saddaini atau
Suddaini, dan sesudah kedua bendungan tersebut terdapat dua buah gunung, yaitu
di salah satu wilayah negeri Turki. Bendungan raja Iskandar akan dibangun di
antara kedua buah bukit itu, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti (dia
mendapati di hadapan kedua bendungan itu) yakni pada sebelah depan keduanya
(suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan) mereka tidak dapat memahami
pembicaraan melainkan secara lambat sekali. Menurut qiraat yang lain lafal
Yafqahuuna dibaca Yufqihuuna.
{ قالوا
يا ذا القرنين إن يأجوج ومأجوج } بالهمز وتركه : هما اسمان أعجميان لقبيلتين فلم
ينصرفا { مفسدون في الأرض } بالنهب والبغي عند خروجهم إلينا { فهل نجعل لك خرجا }
جعلا من المال وفي قراءة خراجا { على أن تجعل بيننا وبينهم سدا } حاجزا فلا يصلون
إلينا
094. (Mereka
berkata, "Hai Zulkarnain! Sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj itu) dikenal
dengan nama Yakjuj dan Makjuj. Kedua nama tersebut merupakan nama 'Ajam bagi
dua kabilah, dengan demikian maka I'rabnya tidak menerima tanwin (orang-orang
yang membuat kerusakan di muka bumi) mereka gemar merampok dan membuat
kerusakan di kala mereka keluar dari sarangnya menuju kami (maka dapatkah kami
memberikan sesuatu pembayaran kepadamu) yakni upah berupa harta; dan menurut
qiraat yang lain lafal Kharjan dibaca Kharaajan (supaya kamu membuat dinding
antara kami dan mereka?)" tembok penghalang hingga mereka tidak dapat
mencapai kami.
{ قال ما
مكني } وفي قراءة بنونين من غير إدغام { فيه ربي } من المال وغيره { خير } من
خرجكم الذي تجعلونه لي فلا حاجة بي إليه وأجعل لكم السد تبرعا { فأعينوني بقوة }
لما أطلبه منكم { أجعل بينكم وبينهم ردما } حاجزا حصينا
095.
(Zulkarnain berkata, "Apa yang telah dikuasakan kepadaku) menurut qiraat
yang lain lafal Makkannii dibaca Makkananii tanpa diidghamkan (oleh Rabbku
terhadapnya) terhadap harta benda dan lain-lainnya (adalah lebih baik) daripada
pembayaran kalian yang akan kalian berikan kepadaku, maka aku tidak
memerlukannya lagi, dan aku akan membuat tembok penghalang buat kalian sebagai
sumbangan suka rela dariku sendiri (maka tolonglah aku dengan kekuatan) apa
saja yang aku perlukan dari kalian (agar aku membuatkan dinding antara kamu dan
mereka) yakni tembok penghalang yang kuat dan tak dapat ditembus.
{ آتوني
زبر الحديد } قطعه على قدر الحجارة التي يبنى بها فبنى بها وجعل بينها الحطب
والفحم { حتى إذا ساوى بين الصدفين } بضم الحرفين وفتحهما وضم الأول وسكون الثاني
أي جانبي الجبلين بالبناء ووضع المنافخ والنار حول ذلك { قال انفخوا } فنفخوا {
حتى إذا جعله } أي الحديد { نارا } أي كالنار { قال آتوني أفرغ عليه قطرا } هوالنحاس
المذاب تنازع فيه الفعلان وحذف من الأول لإعمال الثاني فأفرغ النحاس المذاب على
الحديدالمحمي فدخل بين زبره فصارا شيئا واحدا
096. (Berilah
aku potongan-potongan besi)" sebesar bata kecil yang akan dijadikan
sebagai bahan bangunan tembok lalu Zulkarnain membangun tembok penghalang itu
daripadanya, dan dia memakai kayu dan batu bara yang dimasukkan di
tengah-tengah tembok besi itu. (Sehingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua puncak gunung itu) lafal Shadafaini dapat dibaca Shudufaini dan
Shudfaini, artinya sisi bagian puncak kedua bukit itu telah rata dengan
bangunan, kemudian dibuatkannyalah peniup-peniup dan api sepanjang bangunan
tembok itu (berkatalah Zulkarnain, "Tiuplah api itu)" lalu api itu
mereka tiup (Hingga apabila besi itu menjadi) berubah bentuknya menjadi (merah)
bagaikan api (dia pun berkata, "Berilah aku tembaga yang mendidih agar
kutuangkan ke atas besi panas itu)" maksudnya tembaga yang dilebur. Lafal
Aatuunii dan lafal Ufrigh merupakan kedua Fi'il yang saling berebutan terhadap
Ma'mulnya, kemudian dibuanglah Ma'mul dari Fi'il yang pertama karena beramalnya
Fi'il yang kedua. Selanjutnya tembaga yang sudah dilebur itu dituangkan ke atas
besi yang merah membara, sehingga masuklah tembaga itu ke dalam
partikel-partikel potongan besi, akhirnya kedua logam itu menyatu.
{ فما
اسطاعوا } أي يأجوج ومأجوج { أن يظهروه } يعلوا ظهره لارتفاعه وملاسته { وما
استطاعوا له نقبا } لصلابته وسمكه
097. (Maka
mereka tidak dapat) yakni Yakjuj dan Makjuj itu (mendakinya) memanjat tembok
itu karena terlalu tinggi dan terlalu licin (dan mereka tidak dapat pula
melubanginya) karena tembok itu terlalu kuat dan tebal sekali.
{ قال }
ذو القرنين { هذا } أي السد أي الإقدار عليه { رحمة من ربي } نعمة لأنه مانع من
خروجهم { فإذا جاء وعد ربي } بخروجهم القريب من البعث { جعله دكاء } مدكوكا مبسوطا
{ وكان وعد ربي } بخروجهم وغيره { حقا } كائنا قال تعالى :
098. (Dia
berkata) yakni Zulkarnain, ("Ini) tembok ini atau bendungan ini, atau
kemampuan di dalam membangun ini (adalah rahmat dari Rabbku) merupakan
nikmat-Nya, sebab tembok ini dapat mencegah Yakjuj dan Makjuj untuk keluar
(maka apabila sudah datang janji Rabbku) yakni saat mereka dapat keluar, bila
hari kiamat telah dekat. (Dia akan menjadikannya hancur luluh) rata dengan
tanah (dan janji Rabbku itu) tentang keluarnya mereka dan peristiwa-peristiwa
lainnya (adalah benar)" pasti terjadi.
{ وتركنا
بعضهم يومئذ } يوم خروجهم { يموج في بعض } يختلط به لكثرتهم { ونفخ في الصور } أي
القرن للبعث { فجمعناهم } أي الخلائق في مكان واحد يوم القيامة { جمعا }
099.
Selanjutnya Allah berfirman: (Kami biarkan sebagian di antara mereka pada hari
itu) pada hari mereka keluar dari tembok itu (bercampur aduk dengan sebagian
yang lain) mereka bercampur aduk karena saking banyaknya jumlah mereka
(kemudian ditiup lagi sangkakala) untuk membangkitkan mereka menjadi hidup
kembali (lalu Kami kumpulkan mereka itu) yakni seluruh makhluk pada suatu
tempat di hari kiamat (semuanya).
{ وعرضنا
} قربنا { جهنم يومئذ للكافرين عرضا }
100. (Dan Kami
tampakkan) Kami dekatkan (Jahanam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan
jelas)
{ الذين
كانت أعينهم } بدل من الكافرين { في غطاء عن ذكري } أي القرآن فهم عمي لا يهتدون
به { وكانوا لا يستطيعون سمعا } أي لا يقدرون أن يسمعوا من النبي ما يتلوه عليهم
بغضا له فلا يؤمنون به
101. (Yaitu
orang-orang yang matanya) menjadi Badal atau kata ganti dari lafal
Al-Kaafiriina yang pada ayat sebelumnya (dalam keadaan tertutup dari
memperhatikan ayat-yat-Ku) yakni Alquran, karenanya mereka buta tidak dapat
mengambil petunjuk darinya (dan adalah mereka tidak sanggup mendengar) artinya,
mereka tidak mampu untuk mendengarkan dari nabi apa yang telah dibacakan kepada
mereka, karena mereka membencinya, oleh sebab itu mereka tidak beriman
kepadanya.
{ أفحسب
الذين كفروا أن يتخذوا عبادي } أي ملائكتي و عيسى و عزيرا { من دوني أولياء }
أربابا مفعول ثان ليتخذوا والمفعول الثاني لحسب محذوف - المعنى أظنوا أن الاتخاذ
المذكور لا يغضبني ولا أعاقبهم عليه ؟ كلا - { إنا أعتدنا جهنم للكافرين } هؤلاء
وغيرهم { نزلا } أي هي معدة لهم كالمنزل المعد للضيف
102. (Maka
apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka dapat mengambil hamba-hamba-Ku)
yakni para Malaikat-Ku, Nabi 'Isa dan Nabi 'Uzair (menjadi penolong-penolong
selain Aku?) yakni tuhan-tuhan yang dapat menolong mereka. Lafal Auliyaa-a ini
menjadi Maf'ul Tsani daripada lafal Liyattakhidzuu, sedangkan Maf'ul Tsani
daripada lafal Hasiba tidak disebutkan. Maksud ayat: Apakah mereka menyangka
bahwa pengambilan mereka terhadap hal-hal yang telah disebutkan itu sebagai
sesembahan mereka tidak membuat-Ku murka, dan Aku hanya berdiam diri tidak
menghukum mereka? Tentu saja tidak. (Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka
Jahanam bagi orang-orang kafir) yaitu bagi mereka dan bagi orang-orang kafir
lainnya yang seperti mereka (sebagai tempat tinggal) maksudnya Jahanam itu
telah disediakan buat mereka sebagaimana disediakannya tempat tinggal bagi
tamu.
{ قل هل
ننبئكم بالأخسرين أعمالا } تمييز طابق المميز وبينهم بقول :
103.
(Katakanlah, "Apakah akan Kami beritahukan kepada kalian tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya?)" lafal A'maalan menjadi
Tamyiz atau keterangan pembeda yang bentuknya sama dengan Mumayyaz. Kemudian
Allah swt. menjelaskan siapa mereka yang merugi itu, melalui firman berikutnya.
{ الذين
ضل سعيهم في الحياة الدنيا } بطل عملهم { وهم يحسبون } يظنون { أنهم يحسنون صنعا }
عملا يجازون عليه
104. (Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini) amal
perbuatan mereka batil tidak diterima (sedangkan mereka menyangka) menduga
(bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya) yang pasti mereka akan menerima pahala
karenanya.
{ أولئك الذين
كفروا بآيات ربهم } بدلائل توحيده من القرآن وغيره { ولقائه } أي وبالبعث والحساب
والثواب والعقاب { فحبطت أعمالهم } بطلت { فلا نقيم لهم يوم القيامة وزنا } أي لا
نجعل لهم قدرا
105. (Mereka
itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka) kafir terhadap
bukti-bukti yang menunjukkan kepada keesaan-Nya, baik berupa Alquran maupun
lain-lainnya (dan kafir terhadap perjumpaan dengan Dia) ingkar pada adanya hari
berbangkit, perhitungan amal perbuatan, pahala dan siksaan (maka hapuslah
amalan-amalan mereka) yakni ditolak (dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian
bagi amalan mereka pada hari kiamat) Kami tidak menganggap sama sekali amal
perbuatan mereka.
{ ذلك }
أي الأمر الذي ذكرت من حبوط أعمالهم وغيره وابتدأ { جزاؤهم جهنم بما كفروا واتخذوا
آياتي ورسلي هزوا } أي مهزوءا بهما
106.
(Demikianlah) yakni perihal yang telah Kusebutkan sehubungan dengan dihapusnya
amal perbuatan mereka dan lain-lainnya. Lafal Dzaalika menjadi Mubtada
sedangkan Khabarnya ialah: (balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran
mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan Rasul-rasul-Ku sebagai
olok-olok) keduanya menjadi ejekan dan olokan mereka.
{ إن
الذين آمنوا وعملوا الصالحات كانت لهم } في علم الله { جنات الفردوس } هو وسط
الجنة وأعلاها والإضافة إليه للبيان { نزلا } منزلا
107.
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka) menurut
ilmu Allah (adalah surga Firdaus) yaitu bagian tengah dan bagian teratas
daripada surga. Idhafah di sini memberikan pengertian Bayan atau menjelaskan
(menjadi tempat tinggal) tempat menetap mereka.
{ خالدين
فيها لا يبغون } يطلبون { عنها حولا } تحولا إلى غيرها
108. (Mereka
kekal di dalamnya, mereka tidak ingin) tidak meminta (berpindah daripadanya)
pindah ke tempat yang lain.
{ قل لو
كان البحر } أي ماؤه { مدادا } هو ما يكتب به { لكلمات ربي } الدالة على حكمه
وعجائبه بأن تكتب به { لنفد البحر } في كتابتها { قبل أن تنفد } بالتاء والياء :
تفرغ { كلمات ربي ولو جئنا بمثله } أي البحر { مددا } زيادة فيه لنفد ولم تفرغ هي
: ونصبه على التمييز
109.
(Katakanlah, "Kalau sekiranya lautan) airnya (menjadi tinta) yaitu sarana
untuk menulis (untuk menulis kalimat-kalimat Rabbku) yang menunjukkan kepada
kebijaksanaan-kebijaksanaan dan keajaiban-keajaiban ciptaan-Nya, seumpamanya
hal itu ditulis (sungguh habislah lautan itu) untuk menulisnya (sebelum habis)
dapat dibaca Tanfadza atau Yanfadza, yakni sebelum habis ditulis
(kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan sebanyak itu) lautan yang sama
(sebagai tambahan tintanya.") niscaya tambahan ini pun akan habis pula,
sedangkan kalimat-kalimat Rabbku masih belum habis ditulis. Lafal Madadan
dinashabkan karena menjadi Tamyiz.
{ قل
إنما أنا بشر } آدمي { مثلكم يوحى إلي أنما إلهكم إله واحد } أن المكفوفة بما
باقية على مصدريتها والمعنى : يوحى إلي وحدانية الإله { فمن كان يرجو } يأمل { لقاء
ربه } بالبعث والجزاء { فليعمل عملا صالحا ولا يشرك بعبادة ربه } أي فيها بأن
يرائي { أحدا }
110.
(Katakanlah, "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia) anak Adam
(seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku, 'Bahwa sesungguhnya Rabb kalian itu
adalah Tuhan Yang Esa.') huruf Anna di sini Maktufah atau dicegah untuk beramal
oleh sebab adanya Ma, sedangkan huruf Ma masih tetap status Mashdarnya.
Maksudnya; yang diwahyukan kepadaku mengenai keesaan Tuhan (Barang siapa
mengharap) bercita-cita (perjumpaan dengan Rabbnya) setelah dibangkitkan dan
menerima pembalasan (maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan di dalam beribadah kepada Rabbnya) yakni sewaktu
ia beribadah kepada-Nya, seumpamanya ia hanya ingin pamer (dengan seorang
pun")