Terjemah Kitab Tafsir Jalalain lengkap dari Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia
Nama kitab: Tafsir Al-Jalalain (Tafsir oleh Dua Jalaluddin)
Nama penafsir:
1. Jalaluddin Al-Mahalli. (Lahir: 791 - 864 Hijriyah / Wafat: 1389 - 1459 Masehi)
Nama lengkap: Jalaluddin, Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al-Mahalli Al-Syafi'i (محمد بن أحمد بن محمد بن إبراهيم المحلي الشافعي)
2. Jalaluddin Al-Suyuti (Lahir: 3 Oktober 1445 M / 1 Rajab 849 H; wafat: 18 Oktober 1505 M / 19 Jumadi Ula 911 H)
Nama lengkap: Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Al-Suyuti (جلال الدين عبد الرحمن بن أبي بكر السيوطي)
Daftar Surat
Al-Fatihah (Pembukaan) Ayat 1-7
Al Baqarah (Sapi Betina) Ayat 1-69
Ali Imran (Keluarga Imran) Ayat 1-70
An Nisa (Wanita) Ayat 1-65
Al Ma'idah (Jamuan) Ayat 1-64
Al An'am (Hewan Ternak) Ayat 1-59
Al-A'raf (Tempat yang Tertinggi) Ayat 1-67
Al-Anfal (Harta Rampasan Perang) Ayat 1-75
At-Taubah(Pengampunan) Ayat 1-72
Yunus (Nabi Yunus) Ayat 1-53
Hud (Nabi Hud) Ayat 1-62
Yusuf (Nabi Yusuf) Ayat 1-63
Ibrahim (Nabi Ibrohim) Ayat 1-52
Al-Hijr (Gunung Al Hijr) Ayat 1-99
An-Nahl (Lebah) Ayat 1-87
Al-Isra' (Perjalanan Malam) Ayat 1-66
Al-Kahfi (Penghuni-penghuni Gua) Ayat 1-53, Ayat 54-110
Taha (Ta Ha, Toha) Ayat 1-76
Al-Anbiya (Nabi-Nabi) Ayat 1-57
Al-Mu'minun (Orang-orang mukmin) Ayat 1-74, Ayat 75-117
Asy-Syu'ara' (Penyair) Ayat 1-111
Al-Qasas (Kisah-kisah) Ayat 1-88
Al-'Ankabut (Laba-laba) Ayat 1-69
Ar-Rum (Bangsa Romawi) Ayat 1-60
Luqman (Keluarga Luqman) Ayat 1-34
Al-Ahzab (Golongan-golongan yang Bersekutu) Ayat 1-73
As-Saffat (Barisan-barisan) Ayat 1-182
Az-Zumar (Rombongan-rombongan) Ayat 1-75
Al-Mu'min, Ghafir (Yang Mengampuni) Ayat 1-85
Fussilat (Yang Dijelaskan) Ayat 1-54
Asy-Syura (Musyawarah) Ayat 1-53
Az-Zukhruf (Perhiasan) Ayat 1-89
Al-Jasiyah (Yang Bertekuk Lutut) Ayat 1-37
Al-Ahqaf (Bukit-bukit Pasir) Ayat 1-35
Muhammad (Nabi Muhammad) Ayat 1-38
Al-Fath (Kemenangan) Ayat 1-29
Al-Hujurat (Kamar-kamar) Ayat 1-18
Adz-Dzariyat (Angin yang Menerbangkan) Ayat 1-60
Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah) Ayat 1-78
Al-Waqi'ah (Hari Kiamat) Ayat 1-96
Al-Mujadilah (Wanita yang Mengajukan Gugatan) Ayat 1-22
Al-Hasyr (Pengusiran) Ayat 1-24
Al-Mumtahanah (Wanita yang Diuji) Ayat 1-13
Ash-Shaff (Satu Barisan) Ayat 1-14
Al-Jumu'ah (Hari Jumat) Ayat 1-11
Al-Munafiqun (Orang-orang yang Munafik) Ayat 1-11
At-Taghabun (Hari Dinampakkan Kesalahan-kesalahan) Ayat 1-18
At-Tahrim (Pengharaman) Ayat 1-12
Al-Haqqah (Hari Kiamat) Ayat 1-52
Al-Ma'arij (Tempat Naik) Ayat 1-44
Al-Muzzammil (Orang yang Berselimut) Ayat 1-20
Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul) Ayat 1-56
Al-Mursalat (Malaikat-Malaikat Yang Diutus) Ayat 1-50
An-Naba' (Berita Besar) Ayat 1-40
An-Nazi'at (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) Ayat 1-46
'Abasa (Ia Bermuka Masam) Ayat 1-46
At-Takwir (Menggulung) Ayat 1-29
Al-Infithar (Terbelah) Ayat 1-19
Al-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang) Ayat 1-25
Al-Insyiqaq (Terbelah) Ayat 1-25
Al-Buruj (Gugusan Bintang) Ayat 1-22
Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari) Ayat 1-17
Al-A'laa (Yang Paling Tinggi) Ayat 1-19
Al-Ghasyiyah (Hari Pembalasan) Ayat 1-26
Asy-Syams (Matahari) Ayat 1-15
Ad-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Dhuha) Ayat 1-11
Al-Insyirah, Asy-Syarh (Melapangkan) Ayat 1-8
Al-'Alaq (Segumpal Darah) Ayat 1-19
Al-Bayyinah (Pembuktian) Ayat 1-8
Az-Zalzalah (Kegoncangan) Ayat 1-8
Al-'Adiyat (Berlari Kencang) Ayat 1-11
Al-Qari'ah (Hari Kiamat) Ayat 1-11
At-Takatsur (Bermegah-megahan) Ayat 1-8
Al-Humazah (Pengumpat) Ayat 1-9
Quraisy (Suku Quraisy) Ayat 1-4
Al-Ma'un (Barang-barang yang Berguna) Ayat 1-7
Al-Kausar (Nikmat yang Berlimpah) Ayat 1-3
Al-Kafirun (Orang-orang Kafir) Ayat 1-6
An-Nasr (Pertolongan) Ayat 1-3
Al-Lahab (Gejolak Api) / Al-Masad (Sabut) Ayat 1-5
Al-Ikhlas (Memurnikaan Ke-Esaan Allah) Ayat 1-4
Al-Falaq (Waktu Subuh) Ayat 1-5
An-Naas (Umat Manusia) Ayat 1-6
Tafsir Al Quran
Surah ke-49 Al-Hujurat (Kamar-Kamar), 18 ayat
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
{ يا أيها الذين آمنوا لا تقدموا } من قدم بمعنى تقدم أي لا تقدموا بقول ولا
فعل { بين يدي الله ورسوله } المبلغ عنه أي بغير إذنهما { واتقوا الله إن الله
سميع } لقولكم { عليم } بفعلكم نزلت في مجادلة أبي بكر وعمر رضي الله عنهما عند
النبي صلى الله عليه و سلم في تأمير الأقرع بن حابس أو القعقاع بن معبد ونزل فيمن
رفع صوته عند النبي صلى الله عليه و سلم :
1. (Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului) berasal dari lafal
Qadima yang maknanya sama dengan lafal Taqaddama artinya, janganlah kalian
mendahului baik melalui perkataan atau perbuatan kalian (di hadapan Allah dan
Rasul-Nya) yang menyampaikan wahyu dari-Nya, makna yang dimaksud ialah
janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya tanpa izin dari keduanya (dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) semua perkataan
kalian (lagi Maha Mengetahui) semua perbuatan kalian. Ayat ini diturunkan
berkenaan dengan perdebatan antara Abu Bakar dan sahabat Umar radhiallahu
‘anhuma Mereka berdua melakukan perdebatan di hadapan Nabi mengenai
pengangkatan Aqra' bin Habis atau Qa'qa' bin Ma'bad. Ayat selanjutnya
diturunkan berkenaan dengan orang yang mengangkat suaranya keras-keras di
hadapan Nabi yaitu firman-Nya:
{ يا أيها الذين آمنوا لا ترفعوا أصواتكم } إذا نطقتم { فوق صوت النبي } إذا
نطق { ولا تجهروا له بالقول } إذا ناجيتموه { كجهر بعضكم لبعض } بل دون ذلك إجلالا
له { أن تحبط أعمالكم وأنتم لا تشعرون } أي خشية ذلك بالرفع والجهر المذكورين ونزل
فيمن كان يخفض صوته عند النبي صلى الله عليه و سلم كأبي بكر وعمر وغيرهما رضي الله
عنهم
2. ("Hai
orang-orang beriman janganlah kalian meninggikan suara kalian) bila kalian
berbicara (lebih dari suara Nabi) bila ia berbicara (dan janganlah kalian
berkata kepadanya dengan suara keras) bila kalian berbicara dengannya
(sebagaimana kerasnya suara sebagian kalian terhadap sebagian yang lain) tetapi
rendahkanlah suara kalian di bawah suaranya demi untuk menghormati dan
mengagungkannya (supaya tidak dihapus pahala amal kalian sedangkan kalian tidak
menyadarinya") maksudnya, takutlah kalian akan hal tersebut disebabkan
suara kalian yang tinggi dan keras di hadapannya. Ayat berikutnya diturunkan
berkenaan dengan orang-orang yang merendahkan suaranya di hadapan Nabi
{ إن الذين يغضون أصواتهم عند رسول الله أولئك
الذين امتحن } اختبر { الله قلوبهم للتقوى } أي لتظهر منهم { لهم مغفرة وأجر عظيم
} الجنة ونزل في قوم جاءوا وقت الظهيرة والنبي صلى الله عليه و سلم في منزله
فنادوه :
3.
("Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah,
mereka itulah orang-orang yang telah diuji) dicoba (hati mereka oleh Allah
untuk bertakwa) artinya, ujian untuk menampakkan ketakwaan mereka. (Bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar") yakni surga. Ayat berikutnya diturunkan
berkenaan dengan orang-orang yang datang di waktu tengah hari kepada Nabi saw.
sedangkan Nabi pada saat itu berada di dalam rumahnya, lalu mereka memanggil-manggilnya,
yaitu firman-Nya:
{ إن الذين ينادونك من وراء الحجرات } حجرات
نسائه صلى الله عليه و سلم جمع حجرة وهي ما يحجر عليه من الأرض بحائط ونحوه وكان
كل واحد منهم نادى خلف حجرة لأنهم لم يعلموه في أي حجرة مناداة الأعراب بغلظة
وجفاء { أكثرهم لا يعقلون } فيما فعلوه محلك الرفيع وما يناسبه من التعظيم
4. ("Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar) yakni
dari luar kamar istri-istrinya. Lafal Hujuraat bentuk jamak dari lafal
Hujratun, yang artinya; sepetak tanah yang dikelilingi oleh tembok atau lainnya,
yang digunakan sebagai tempat tinggal. Masing-masing di antara mereka memanggil
Nabi dari belakang kamar-kamarnya, karena mereka tidak mengetahui di
kamar manakah Nabi berada. Mereka memanggilnya dengan suara yang biasa
dilakukan oleh orang-orang Arab Badui, yaitu dengan suara yang keras dan kasar
(kebanyakan mereka tidak mengerti) tentang apa yang harus mereka kerjakan di
dalam menghadapi kedudukanmu yang tinggi, dan sikap penghormatan manakah yang
pantas mereka lakukan untukmu.
{ ولو أنهم صبروا } أنهم في محل رفع بالإبتداء وقيل فاعل لفعل مقدر أي ثبت {
حتى تخرج إليهم لكان خيرا لهم والله غفور رحيم } لمن تاب منهم ونزل في الوليد بن
عقبة وقد بعثه النبي صلى الله عليه و سلم إلى بني المصطلق مصدقا فخافهم لترة كانت
بينه وبينهم في الجاهلية فرجع وقال إنهم منعوا الصدقة وهموا بقتله فهم النبي صلى
الله عليه و سلم بغزوهم فجاؤوا منكرين ما قاله عنهم :
5. (Dan kalau
sekiranya mereka bersabar) lafal Annahum berada dalam Mahall Rafa' sebagai
Mubtada. Tetapi menurut pendapat lain menjadi Fa'il dari Fi'il yang diperkirakan
keberadaannya, yaitu lafal Tsabata (sampai kamu keluar menemui mereka,
sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka, dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang") kepada orang yang bertobat di antara mereka. Ayat berikut
ini diturunkan berkenaan dengan Walid bin Uqbah. Ia telah diutus oleh
Nabi ke Bani Mushthaliq untuk menarik zakat, tetapi ia merasa takut
terhadap mereka, karena dahulu di masa jahiliah ia bermusuhan dengan mereka.
Akhirnya di tengah perjalanan ia kembali lagi seraya melaporkan, bahwa mereka
tidak mau membayar zakat dan bahkan mereka hampir saja membunuhnya. Karena itu
hampir saja Nabi bermaksud untuk memerangi mereka, hanya karena mereka
keburu datang menghadap Nabi seraya mengingkari apa yang telah dikatakan oleh
Walid mengenai mereka.
{ يا أيها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنبإ } خبر { فتبينوا } صدقه من كذبه
وفي قراءة فتثبتوا من الثبات { أن تصيبوا قوما } مفعول له أي خشية ذلك { بجهالة }
حال من الفاعل أي جاهلين { فتصبحوا } تصيروا { على ما فعلتم } من الخطأ بالقوم { نادمين } وأرسل صلى
الله عليه و سلم إليهم بعد عودهم إلى بلادهم خالدا فلم ير فيهم إلا الطاعة والخير
فأخبر النبي بذلك
6. (Hai
orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu
berita) (maka periksalah oleh kalian) kebenaran beritanya itu, apakah ia benar
atau berdusta. Menurut suatu qiraat dibaca Fatatsabbatuu berasal dari lafal
Ats-Tsabaat, artinya telitilah terlebih dahulu kebenarannya (agar kalian tidak
menimpakan musibah kepada suatu kaum) menjadi Maf'ul dari lafal Fatabayyanuu,
yakni dikhawatirkan hal tersebut akan menimpa musibah kepada suatu kaum (tanpa
mengetahui keadaannya) menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari Fa'il,
yakni tanpa sepengetahuannya (yang menyebabkan kalian) membuat kalian (atas
perbuatan kalian itu) yakni berbuat kekeliruan terhadap kaum tersebut
(menyesal) selanjutnya Rasulullah mengutus Khalid kepada mereka sesudah
mereka kembali ke negerinya. Ternyata Khalid tiada menjumpai mereka melainkan
hanya ketaatan dan kebaikan belaka, lalu ia menceritakan hal tersebut kepada
Nabi
{ واعلموا أن فيكم رسول الله } فلا تقولوا الباطل فإن الله يخبره بالحال { لو
يطيعكم في كثير من الأمر } الذي تخبرون به على خلاف الواقع فيرتب على ذلك مقتضاه {
لعنتم } لأثمتم دونه إثم التسبب إلى المرتب { ولكن الله حبب إليكم الإيمان وزينه }
حسنه { في قلوبكم وكره إليكم الكفر والفسوق والعصيان } إستدراك من حيث المعنى دون
اللفظ لأن من حبب إليه الإيمان الخ غايرت صفته صفة من تقدم ذكره { أولئك هم } فيه
التفات عن الخطاب { الراشدون } الثابتون على دينهم
7. (Dan
ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa di kalangan kalian ada Rasulullah) maka
janganlah sekali-kali kalian mengatakan hal-hal yang batil, karena sesungguhnya
Allah akan memberitahukannya seketika itu juga. (Kalau ia menuruti kemauan
kalian dalam banyak urusan) yang kalian beritakan tidak sesuai dengan kenyataannya,
oleh karena itu maka hasilnya sesuai dengan apa yang kalian beritakan itu
(niscaya kalian akan mendapat dosa) yakni benar-benar kalian mendapat dosa
karena hal itu, yaitu dosa memberikan keterangan yang palsu (tetapi Allah
menjadikan kalian cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah) yakni
dipandang baik (dalam hati kalian serta menjadikan kalian benci kepada
kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan) pengertian Istidrak yang dikandung oleh
lafal Laakin dipandang dari segi makna bukan lafalnya, karena sesungguhnya
orang yang cinta kepada keimanan memiliki sifat-sifat berbeda dengan
sifat-sifat yang dimiliki oleh orang-orang yang telah disebutkan tadi. (Mereka
itulah) di dalam ungkapan ini terkandung iltifat dari Mukhathab (orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus) yakni orang-orang yang teguh dalam agamanya.
{ فضلا من الله } مصدر منصوب بفعله المقدر أي أفضل { ونعمة } منه { والله
عليم } بهم { حكيم } في إنعامه عليهم
8. (Sebagai
karunia dari Allah) lafal Fadhlan adalah Mashdar yang dinashabkan oleh Fi'ilnya
yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya, yaitu lafal Afdhala (dan nikmat)
dari-Nya. (Dan Allah Maha Mengetahui) keadaan mereka (lagi Maha Bijaksana) di
dalam memberikan nikmat-Nya kepada mereka.
{ وإن طائفتان من المؤمنين } الآية نزلت في قضية هي أن النبي صلى الله عليه و
سلم ركب حمارا ومر على ابن أبي فبال الحمار فسد ابن أبي أنفه فقال ابن رواحة :
والله لبول حماره أطيب ريحا من مسكك فكان بين قوميهما ضرب بالأيدي والنعال والسعف
{ اقتتلوا } جمع نظرا إلى المعنى لأن كل طائفة جماعة وقرىء اقتتلتا { فأصلحوا
بينهما } ثني نظرا إلى اللفظ { فإن بغت } تعدت { إحداهما على الأخرى فقاتلوا التي
تبغي حتى تفيء } ترجع { إلى أمر الله } الحق { فإن فاءت فأصلحوا بينهما بالعدل }
بالإنصاف { وأقسطوا } اعدلوا { إن الله يحب المقسطين }
9. (Dan jika
ada dua golongan dari orang-orang mukmin) hingga akhir ayat. Ayat ini
diturunkan berkenaan dengan suatu masalah, yaitu bahwa Nabi pada suatu
hari menaiki keledai kendaraannya, lalu ia melewati Ibnu Ubay. Ketika
melewatinya tiba-tiba keledai yang dinaikinya itu kencing, lalu Ibnu Ubay
menutup hidungnya, maka berkatalah Ibnu Rawwahah kepadanya, "Demi Allah,
sungguh bau kencing keledainya jauh lebih wangi daripada bau minyak kesturimu
itu," maka terjadilah antara kaum mereka berdua saling baku hantam dengan
tangan, terompah dan pelepah kurma (berperang) Dhamir yang ada pada ayat ini
dijamakkan karena memandang dari segi makna yang dikandung lafal Thaaifataani,
karena masing-masing Thaaifah atau golongan terdiri dari sekelompok orang.
Menurut suatu qiraat ada pula yang membacanya Iqtatalataa, yakni hanya
memandang dari segi lafal saja (maka damaikanlah antara keduanya) dan Dhamir
pada lafal ini ditatsniyahkan karena memandang dari segi lafal. (Jika berbuat
aniaya) atau berbuat melewati batas (salah satu dari kedua golongan itu
terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu
sehingga golongan itu kembali) artinya, rujuk kembali (kepada perintah Allah)
kepada jalan yang benar (jika golongan itu telah kembali kepada perintah Allah
maka damaikanlah antara keduanya dengan adil) yaitu dengan cara pertengahan
(dan berlaku adillah) bersikap jangan memihaklah. (Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil.)
{ إنما المؤمنون إخوة } في الدين { فأصلحوا بين أخويكم } إذا تنازعا وقرىء
إخوتكم بالفوقانية { واتقوا الله لعلكم ترحمون }
10.
(Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara) dalam seagama (karena itu
damaikanlah antara kedua saudara kalian) apabila mereka berdua bersengketa.
Menurut qiraat yang lain dibaca Ikhwatikum, artinya saudara-saudara kalian (dan
bertakwalah kepada Allah supaya kalian mendapat rahmat.)
يا أيها الذين آمنوا لا
يسخر } الآية نزلت في وفد تميم حين سخروا من فقراء المسلمين كعمار وصهيب والسخرية
الإزدراء والإحتقار { قوم } أي رجال منكم { من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم } عند
الله { ولا نساء } منكم { من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم } لا
تعيبوا فتعابوا أي لا يعب بعضكم بعضا { ولا تنابزوا بالألقاب } لا يدعو بعضكم بعضا
بلقب يكرهه ومنه يا فاسق يا كافر { بئس الاسم } أي المذكور من السخرية واللمز
والتنابز { الفسوق بعد الإيمان } بدل من الإسم لإفادة أنه فسق لتكرره عادة { ومن
لم يتب } من ذلك { فأولئك هم الظالمون }
11. (Hai
orang-orang yang beriman, janganlah berolok-olokan) dan seterusnya, ayat ini
diturunkan berkenaan dengan delegasi dari Bani Tamim sewaktu mereka mengejek
orang-orang muslim yang miskin, seperti Ammar bin Yasir dan Shuhaib Ar-Rumi.
As-Sukhriyah artinya merendahkan dan menghina (suatu kaum) yakni sebagian di
antara kalian (kepada kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang
diolok-olokkan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokkan) di sisi Allah (dan
jangan pula wanita-wanita) di antara kalian mengolok-olokkan (wanita-wanita
lain karena boleh jadi wanita-wanita yang diperolok-olokkan lebih baik dari
wanita-wanita yang mengolok-olokkan dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri)
artinya, janganlah kalian mencela, maka karenanya kalian akan dicela; makna
yang dimaksud ialah, janganlah sebagian dari kalian mencela sebagian yang lain
(dan janganlah kalian panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk) yaitu
janganlah sebagian di antara kalian memanggil sebagian yang lain dengan nama
julukan yang tidak disukainya, antara lain seperti, hai orang fasik, atau hai
orang kafir. (Seburuk-buruk nama) panggilan yang telah disebutkan di atas,
yaitu memperolok-olokkan orang lain mencela dan memanggil dengan nama julukan
yang buruk (ialah nama yang buruk sesudah iman) lafal Al-Fusuuq merupakan Badal
dari lafal Al-Ismu, karena nama panggilan yang dimaksud memberikan pengertian
fasik dan juga karena nama panggilan itu biasanya diulang-ulang (dan barang
siapa yang tidak bertobat) dari perbuatan tersebut (maka mereka itulah
orang-orang yang lalim.)
{يا أيها
الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم } أي مؤثم وهو كثير كظن السوء
بأهل الخير من المؤمنين وهم كثير بخلافه بالفساق منهم فلا إثم فيه في نحو ما يظهر
منهم { ولا تجسسوا } حذف منه إحدى التاءين لا تتبعوا عوارات المسلمين ومعايبهم
بالبحث عنها { ولا يغتب بعضكم بعضا } لا يذكره بشيء يكرهه وإن كان فيه { أيحب
أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا } بالتخفيف والتشديد أي لا يحسن به { فكرهتموه } أي
فاغتيابه في حياته كأكل لحمه بعد مماته وقد عرض عليكم الثاني فكرهتموه فاكرهوا
الأول { واتقوا الله } أي عقابه في الاغتياب بأن تتوبوا منه { إن الله تواب } قابل
توبه التائبين { رحيم } بهم
12. (Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis
prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang
mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik
itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan
kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut
masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari
kesalahan orang lain) lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu
salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya
janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara
menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain)
artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak
diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di
antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat
pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan.
(Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang
semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati.
Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan
hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila
kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian
dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima
tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang
bertobat.
{ يا أيها الناس إنا خلقناكم من ذكر وأنثى } آدم
وحواء { وجعلناكم شعوبا } جمع شعب بفتح الشين هو أعلى طبقات النسب { وقبائل } هي
دون الشعوب وبعدها العمائر ثم البطون ثم الأفخاذ ثم الفصائل آخرها مثاله خزيمة :
شعب كنانة : قبيلة قريش : عمارة بكسر العين قصي : بطن هاشم : فخذ العباس : فصيلة {
لتعارفوا } حذف منه إحدى التاءين ليعرف بعضكم بعضا لا لتفاخروا بعلو النسب وإنما
الفخر بالتقوى { إن أكرمكم عند الله أتقاكم إن الله عليم } بكم { خبير } ببواطنكم
13. (Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan) yakni dari Adam dan Hawa (dan Kami menjadikan kalian
berbangsa-bangsa) lafal Syu'uuban adalah bentuk jamak dari lafal Sya'bun, yang
artinya tingkatan nasab keturunan yang paling tinggi (dan bersuku-suku)
kedudukan suku berada di bawah bangsa, setelah suku atau kabilah disebut
Imarah, lalu Bathn, sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang paling bawah adalah
Fashilah. Contohnya ialah Khuzaimah adalah nama suatu bangsa, Kinanah adalah
nama suatu kabilah atau suku, Quraisy adalah nama suatu Imarah, Qushay adalah
nama suatu Bathn, Hasyim adalah nama suatu Fakhdz, dan Al-Abbas adalah nama
suatu Fashilah (supaya kalian saling kenal-mengenal) lafal Ta'aarafuu asalnya
adalah Tata'aarafuu, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga
jadilah Ta'aarafuu; maksudnya supaya sebagian dari kalian saling mengenal
sebagian yang lain bukan untuk saling membanggakan ketinggian nasab atau
keturunan, karena sesungguhnya kebanggaan itu hanya dinilai dari segi
ketakwaan. (Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang
kalian (lagi Maha Mengenal) apa yang tersimpan di dalam batin kalian.
{ قالت الأعراب } نفر من بني أسد { آمنا } صدقنا بقلوبنا { قل } لهم { لم
تؤمنوا ولكن قولوا أسلمنا } إنقدنا ظاهرا { ولما } أي : لم { يدخل الإيمان في
قلوبكم } إلى الآن لكنه يتوقع منكم { وإن تطيعوا الله ورسوله } بالإيمان وغيره {
لا يألونكم } بالهمز وتركه وبإبداله ألفا : لا ينقصكم { من أعمالكم } أي من ثوابها
{ شيئا إن الله غفور } للمؤمنين { رحيم } بهم
14.
(Orang-orang Arab Badui itu berkata,) yang dimaksud adalah segolongan dari
kalangan Bani Asad ("Kami telah beriman") yakni hati kami telah
beriman. (Katakanlah) kepada mereka, ("Kalian belum beriman, tetapi
katakanlah, 'Kami telah berserah diri,'") artinya, kami telah tunduk
secara lahiriah (karena masih belumlah) yakni masih belum lagi (iman masuk ke
dalam hati kalian) sampai sekarang hanya saja hal itu baru merupakan dugaan
bagi kalian (dan jika kalian taat kepada Allah dan Rasul-Nya) yakni dengan cara
beriman yang sesungguhnya dan taat dalam segala hal (Dia tidak akan mengurangi)
Dia tidak akan mengurangkan (amal-amal kalian) yakni pahala amal-amal kalian
(barang sedikit pun; sesungguhnya Allah Maha Pengampun) kepada orang-orang
mukmin (lagi Maha Penyayang") kepada mereka.
{ إنما المؤمنون } أي الصادقون في إيمانهم كما صرح به بعد { الذين آمنوا
بالله ورسوله ثم لم يرتابوا } لم يشكوا في الإيمان { وجاهدوا بأموالهم وأنفسهم في
سبيل الله } فجهادهم يظهر بصدق إيمانهم { أولئك هم الصادقون } في إيمانهم لا من
قالوا آمنا ولم يوجد منهم غير الإسلام
15.
(Sesungguhnya orang-orang yang beriman) yakni orang-orang yang benar-benar
beriman, sebagaimana yang telah diterangkan sebelumnya (hanyalah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu) dalam
keimanannya (dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah)
mereka benar-benar berjihad berkat kesungguhan iman mereka (mereka itulah
orang-orang yang benar) dalam keimanan mereka, bukan seperti orang-orang yang
mengatakan, "Kami telah beriman", sedangkan dalam diri mereka yang
dijumpai hanya ketundukan belaka.
{ قل } لهم { أتعلمون الله بدينكم } مضعف علم بمعنى شعر أي أتشعرونه بما أنتم
عليه في قولكم آمنا { والله يعلم ما في السموات وما في الأرض والله بكل شيء عليم
}
16.
(Katakanlah) kepada mereka ("Apakah kalian akan memberitahukan kepada
Allah tentang agama kalian) lafal Tu'allimuuna berasal dari 'Allama yang artinya
Sya'ara atau memberitahukan. Maksudnya, apakah kalian melalui perkataan kalian,
'Kami telah beriman', hendak memberitahukan kepada Allah tentang keyakinan
kalian (padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi dan Allah Mengetahui segala sesuatu.")
{ يمنون عليك أن أسلموا } من غير قتال بخلاف غيرهم ممن أسلم بعد قتاله منهم {
قل لا تمنوا علي إسلامكم } منصوب بنزع الخافض الباء ويقدر قبل أن في الموضعين { بل
الله يمن عليكم أن هداكم للإيمان إن كنتم صادقين } في قولكم آمنا
17. (Mereka
telah merasa memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka) tanpa melalui
perang, berbeda dengan orang-orang selain mereka yang masuk Islam setelah
melalui peperangan terlebih dahulu. (Katakanlah, "Janganlah kalian merasa
telah memberi nikmat kepadaku dengan keislaman kalian) lafal Islamakum
dinashabkan karena huruf Jarrnya yaitu Ba dicabut darinya, sebagaimana
keberadaan huruf Ba ini diperkirakan pula sebelum An pada permulaan ayat
(sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepada kalian dengan menunjuki
kalian kepada keimanan, jika kalian adalah orang-orang yang benar") di
dalam perkataan kalian yang menyatakan, "Kami telah beriman."
{ إن الله يعلم غيب السماوات والأرض } أي ما غاب فيهما { والله بصير بما
يعملون } بالياء والتاء لا يخفى عليه شيء منه
18.
(Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi) yakni
apa-apa yang tidak kelihatan pada keduanya. (Dan Allah Maha Melihat apa yang
kalian kerjakan) dapat dibaca Ta'maluuna atau Ya'maluuna, kalau dibaca
Ya'maluuna artinya, Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. Maksudnya
tiada sesuatu pun darinya yang samar bagi-Nya.