فصل
لا يصح تعجيل الزكاة على
مالك النصاب ويجوز قبل الحول ولا تعجيل لعامين في الأصح وله تعجيل الفطرة من أول رمضان
والصحيح منعه قبله وأنه لا يجوز إخراج زكاة التمر قبل بدو صلاحه ولا الحب قبل اشتداده
ويجوز بعدهما وشرط إجزاء المعجل إبقاء المالك أهلا للوجوب إلى آخر الحول وكون القابض
في آخر الحول مستحقا وقيل: إن خرج عن الاستحقاق في أثناء الحول لم يجزه ولا يضر غناه
بالزكاة وإذا لم يقع المعجل زكاة استرد إن كان شرط الاسترداد إن عرض مانع والأصح أنه
لو قال هذه زكاتي المعجلة فقط استرد وأنه إن لم يتعرض للتعجيل ولم يعلمه القابض لم
يسترد وأنهما لو اختلفا في مثبت الاسترداد صدق القابض بيمينه ومتى ثبت والمعجل تالف
وجب ضمانه والأصح اعتبار قيمته يوم القبض وأنه لو وجده ناقصا فلا أرش وأنه لا يسترد
زيادة منفصلة وتأخير الزكاة بعد التمكن يوجب الضمان إن تلف المال ولو تلف قبل التمكن
فلا ولو تلف بعضه فالأظهر أنه يغرم قسط ما بقي وإن أتلفه بعد الحول وقبل التمكن لم
تسقط الزكاة وهي تتعلق بالمال تعلق شركة وفي قول تعلق الرهن وفي قول بالذمة فلو باعه
قبل إخراجها فالأظهر بطلانه في قدرها وصحته في الباقي.
Ta’jil/Mendahulukan
Zakat
Tidak sah
mendahulukan zakat harta sebelum mencapai nishab; dan boleh mendahulukan (yang
sudah mencapai nishab) sebelum (sempurnanya) haul; dan tidak didahulukan untuk
dua tahun menurut pendapat yang lebih benar.
Boleh
mendahulukan zakat fitrah sejak awal Ramadhan; menurut pendapat yang shahih: tidak
boleh sebelum Ramadhan, dan tidak boleh membayar zakat buah-buahan sebelum
mulai matang, tidak juga biji-bijian sebelum keras, boleh setelah mulai matang
dan setelah keras.
Syarat harta
yang didahulukan agar mencukupi (sebagai zakat): pemiliknya tetiap menjadi
orang yang wajib zakat sampai akhir masa haul, dan keadaan orang yang
menerimanya adalah orang yang berhak pada akhir haul, dan dikatakan: jika
keadaannya keluar dari mustahiq pada pertengahan haul maka tidak mencukupi, dan
tidak membahayakan (tidak apa-apa) bila dia menjadi kaya/berkecukupan karena
zakat (yang diberikan) itu.
Apabila harta
yang didahulukan itu tidak menjadi zakat, maka dia minta kembali bila dulu mempersyaratkan
pengembalian jika tertmpa penghalang kewajiban.
Menurut
pendapat yang lebih benar: jika dia hanya mengatakan: “ini zakatku yang aku
dahulukan”, maka dia minta kembali; dan jika dia tidak menyatakan ta’jil dan
penerima tidak mengetahuinya, maka tidak dia minta kembali; dan seandainya
keduanya berselisih tentang tetiapnya syarat pengembalian, maka penerima dibenarkan
berdasarkan sumpahnya.
Ketika (syarat
pengembalian) telah ditetiapkan dan harta yang didahulukan itu rusak, maka
penerima wajib menanggungnya/menjaminnya, dan menurut pendapat yang lebih benar:
diukur dengan harganya pada hari serah terima; dan jika dia dapat berkurang
(sifatnya) maka tidak ada diyat/denda; dan dia tidak meminta kembali tambahan
yang terpisah.
Mengakhirkan
zakat setelah memungkinkan, mewajibkan jaminan meskipun hartanya rusak.
Seandainya hartanya rusak sebelum memungkinkan, maka tidak wajib; seandainya
rusak sebagian (sebelum memungkinkan), maka menurut pendapat yang lebih jelas:
dia membayar (zakat) untuk bagian harta yang masih tersisa.
Jika dia
merusakkan harta itu setelah haul dan sebelum memungkinkan, maka kewajiban
zakat tidak gugur.
Zakat itu
terkait dengan harta dengan keterikatan persekutuan/syirkah, dalam sebuah
qaul/pendapat: keterikatan gadai, dalam sebuah qaul: dengan utang.
Seandainya dia
menjual harta itu sebelum membayar zakatnya, maka menurut pendapat yang lebih
jelas: jual beli itu batal sejumlah kewajiban zakatnya, dan sah pada sisanya.
Daftar isi terjemah Kitab Minhajut Thalibin