Terjemah Kitab Minhajut Thalibin; MASALAH SEPUTAR KITAB JANAIZ

 


قلت: هذه مسائل منثورة يبادر بقضاء دين الميت ووصيته ويكره تمني الموت لضر نزل به إلا لفتنة دين ويسن التداوي ويكره إكراهه عليه ويجوز لأهل الميت ونحوهم تقبيل وجهه ولا بأس بالإعلام بموته للصلاة وغيرها بخلاف نعي الجاهلية ولا ينظر الغاسل من بدنه إلا قدر الحاجة من غير العورة ومن تعذر غسله يمم ويغسل الجنب والحائض الميت بلا كراهة وإذا ما غسلا غسلا واحد فقط وليكن الغاسل أمينا فإن رأى خيرا ذكره أو غيره حرم ذكره إلا لمصلحة ولو تنازع أخوان أو زوجتان أقرع والكافر أحق بقريبه الكافر ويكره الكفن المعصفر والمغالاة فيه والمغسول أولى من الجديد والصبي كبالغ في تكفينه بأثواب والحنوط مستحب وقيل: واجب ولا يحمل الجنازة إلا الرجال وإن كانت أنثى ويحرم حملها على هيئة مزرية وهيئة يخاف منها سقوطها ويندب للمرأة ما يسترها كتابوت ولا يكره الركوب في الرجوع منها ولا بأس باتباع المسلم جنازة قريبه الكافر

 

Masalah-masalah yang Berkaitan

 

 ويكره اللغط في الجنازة وإتباعها بنار ولو اختلط مسلمون بكفار وجب غسل الجميع والصلاة فإن شاء صلى على الجميع بقصد المسلمين وهو الأفضل والمنصوص أو على واحد فواحد ناويا الصلاة عليه إن كان مسلما ويقول اللهم اغفر له إن كان مسلما ويشترط لصحة الصلاة تقدم غسله وتكره قبل تكفينه فلو مات بهدم ونحوه وتعذر إخراجه وغسله لم يصل عليه ويشترط أن لا يتقدم على الجنازة الحاضرة ولا القبر على المذهب فيهما وتجوز الصلاة عليه في المسجد ويسن جعل صفوفهم ثلاثة فأكثر وإذا صلى عليه فحضر من لم يصل صلى ومن صلى لا يعيد على الصحيح ولا تؤخر لزيادة مصلين وقاتل نفسه كغيره في الغسل والصلاة ولو نوى الإمام صلاة غائب والمأموم صلاة حاضر أو عكس جاز والدفن بالمقبرة أفضل ويكره المبيت بها ويندب ستر القبر بثوب وإن كان رجلا وأن يقول بسم الله وعلى ملة رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا يفرش تحته شيء ولا مخدة ويكره دفنه في تابوت إلا في أرض ندية أو رخوة ويجوز الدفن ليلا ووقت كراهة الصلاة إذا لم يتحره وغيرهما أفضل ويكره تجصيص القبر والبناء والكتابة عليه ولو بنى في مقبرة مسبلة هدم ويندب أن يرش القبر بماء ويوضع عليه حصى وعند رأسه حجر أو خشبة وجمع الأقارب في موضع وزيادة القبور للرجال وتكره للنساء وقيل: تحرم وقيل: تباح ويسلم الزائر ويقرأ ويدعو ويحرم نقل الميت إلى بلد آخر وقيل: يكره إلا أن يكون بقرب مكة أو المدينة أو بيت المقدس نص عليه ونبشه بعد دفنه للنقل وغيره حرام إلا لضرورة بأن دفن بلا غسل أو في أرض أو ثوب مغصوبين أو وقع فيه مال أو دفن لغير القبلة لا للتكفين في الأصح ويسن أن يقف جماعة بعد دفنه عند قبره ساعة يسألون له التثبت ولجيران أهله تهيئة طعام يشبعهم يومهم وليلتهم ويلح عليهم في الأكل ويحرم تهيئته للنائحات. والله أعلم

 

Masalah-masalah yang Berkaitan

Pendapatku: Ini adalah masalah-masalah yang bertebaran:

(Sunnah) bersegera melunasi hutang jenazah dan melaksanakan wasiatnya. Makruh mengharapkan mat karena celaka yang menimpanya bukan karena ftnah dalam agamanya. Sunnah berobat (bagi orang sakit), makruh membenci berobat. Boleh bagi keluarga jenazah dan sejenisnya untuk mencium wajah jenazah. Tidak mengapa mengumumkan kematan agar jenazah dishalat dan selainnya, berbeda dengan pengumuman jahiliyah (makruh).

Orang yang memandikan tidak memandang badan jenazah (makruh) kecuali sekedar kebutuhan selain bagian aurat0. Jenazah yang ada udzur/kesulitan untuk memandikannya0, maka (wajib) ditayamumi. Orang junub dan haid boleh memandikan jenazah, tidak makruh. Apabila orang junub dan haid meninggal, maka dimandikan satu kali saja. hendaknya orang yang memandikan adalah orang yang terpercaya (sunnah); jika dia melihat kebaikan, maka (sunnah) dia sebutkan; atau melihat yang tidak baik, maka haram menyebutnya kecuali untuk kemaslahatan.

Seandainya dua saudara atau dua istri berselisih (untuk memandikan), maka (keduanya) diundi. Orang kafir lebih berhak atas kerabatnya yang kafir. Makruh kafan yang dicelup ‘ushfur, dan kafan yang mahal harganya; kafan yang sudah pernah dicuci lebih utama daripada kafan baru. Anak kecil sama dengan orang dewasa dalam hal mengkafani dengan beberapa lapis pakaian. anuth/minyak wangi itu sunnah, dan dikatakan: wajib. Jenazah tidak diangkat kecuali oleh laki-laki, meskipun jenazahnya perempuan. aram mengangkat jenazah dalam bentuk yang terhina, dan dalam bentuk yang dikhawatrkan jenazah bisa jatuh.

Disunnahkan bagi jenazah perempuan untuk dibawa dengan sesuatu yang menutupinya seperti pet.

Tidak makruh naik kendaraan saat kembali dari penguburan jenazah. Tidak mengapa muslim mengikut jenazah kerabatnya yang kafir.

Makruh bersuara gaduh saat mengantar jenazah dan mengikut jenazah dengan api. Seandainya banyak jenazah bercampur antara muslim dan kafir, wajib memandikan semuanya dan menshalatnya; jika mau, menshalat semuanya dengan maksud untuk yang muslim, yang demikian ini lebih afdhal dan yang dinashkan; atau menshalat satu per satu dengan niat menshalatnya jika dia adalah muslim, dan dia ucapkan: Allahumma ighfr lahu in kaana musliman (Ya Allah ampuni dia jika dia seorang muslim).

Syarat agar shalat jenazah dinyatakan sah: didahului dengan memandikan jenazah, dan makruh sebelum dikafani. Jika orang meninggal karena tertmpa reruntuhan atau sejenisnya, dan sulit untuk mengeluarkannya dan memandikannya, maka tidak dishalat.

Dan disyaratkan (posisi orang yang menshalat) tidak di depan (membelakangi) jenazah yang ada, tidak juga di depan (membelakangi) kubur (saat shalat jenazah setelah penguburan) menurut pendapat madzhab dalam dua masalah ini. Boleh menshalat jenazah di masjid, dan sunnah menjadikan shaf makmum tiga baris atau lebih. Apabila jenazah sudah dishalat, kemudian datang orang yang belum menshalat, maka orang itu menshalat jenazah. Orang yang sudah menshalat tidak mengulangi (shalat jenazahnya) menurut pendapat yang shahih.

Shalat jenazah tidak ditunda untuk memperbanyak jumlah orang yang shalat.

Orang yang bunuh diri sama seperti jenazah yang lain dalam hal dimandikan dan dishalat.

Seandainya imam niat untuk shalat ghaib, sedang makmum niat shalat jenazah yang hadir/ada, atau sebaliknya, maka hal itu boleh.

Menguburkan di tempat penguburan (kuburan) itu lebih afdhal; dan makruh menginap di kuburan.

(Saat penguburan) sunnah menutupi/menabiri kubur dengan pakaian/kain meskipun jenazahnya laki-laki, dan mengucapkan: bismillah wa ‘ala millat rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di bawah jenazah tidak dialasi dengan sesuatu, tidak juga bantal (makruh). Makruh menguburkan jenazah di dalam pet kecuali di tanah yang basah atau lembek. Boleh menguburkan malam hari, dan pada saat waktu makruh untuk shalat apabila tidak secara sengaja memilih waktu itu; selain dua waktu itu lebih afdhal. Makruh melepa kubur dengan kapur, membangun dan menulis di atasnya. Seandainya kuburan dibangun di tempat penguburan yang didermakan (kuburan umum), maka (wajib) dirobohkan.

Sunnah menyiram kuburan dengan air; meletakkan batu kerikil di atasnya; dan meletakkan batu atau kayu di sisi kepalanya; mengumpulkan kerabat dalam satu lokasi (di kuburan); ziarah kubur bagi laki-laki, dan makruh bagi perempuan; dan dikatakan: haram, dan dikatakan: boleh; peziarah mengucapkan salam dan membaca (Al Qur’an) dan berdoa. Haram memindahkan jenazah ke balad/kota lain dan dikatakan: makruh kecuali balad itu dekat dengan Mekkah atau Madinah atau Baitul Maqdis, hal ini dinashkan (oleh Imam Syaf’i). Menggali lagi setelah penguburannya untuk dipindahkan atau selainnya adalah haram, kecuali karena darurat (maka wajib digali); misal karena dikubur tanpa dimandikan, atau dikubur di tanah atau baju yang dighashab, atau ada harta yang terjatuh ke dalam kubur, atau dikubur tidak menghadap kiblat; tidak demikian (tidak digali) jika untuk mengkafani menurut pendapat yang lebih benar.

Sunnah sekelompok orang berhent sesaat di sisi kuburnya setelah penguburan, berdoa meminta ketetiapan baginya; bagi para tetangga, mempersiapkan makanan bagi keluarga jenazah yang mencukupi sehari semalam; dan mereka didesak untuk makan; haram mereka menyiapkan makanan untuk wanita-wanita yang meratiap;

 

Daftar isi terjemah Kitab Minhajut Thalibin


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama