Terjemah Kitab Minhajut Thalibin; Shalat Khauf

 


باب صلاة الخوف

هي أنواع الأول: يكون العدو في القبلة فيرتب الإمام القوم صفين ويصلي بهم فإذا سجد سجد معه صف سجدتيه وحرس صف فإذا قاموا سجد من حرس ولحقوه وسجد معه في الثانية من حرس أولا وحرس الآخرون فإذا جلس سجد من حرس وتشهد بالصفين وسلم وهذه صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم بعسفان ولو حرس فيهما فرقتا صف جاز وكذا فرقة في الأصح. الثاني: يكون في غيرها فيصلي مرتين كل مرة بفرقة وهذه صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم ببطن نخل أو تقف فرقة في وجهه ويصلي بفرقة ركعة فإذا قام للثانية فارقته وأتمت وذهبت إلى وجهه وجاء الواقفون فاقتدوا به فصلى بهم الثانية فإذا جلس للتشهد قاموا فأتموا ثانيتهم ولحقوه وسلم بهم وهذه صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم بذات الرقاع والأصح أنها أفضل من بطن نخل ويقرأ الإمام في انتظاره الثانية ويتشهد وفي قول يؤخر لتلحقه فإن صلى مغربا فبفرقة ركعتين

  وبالثانية ركعة وهو أفضل من عكسه في الأظهر وينتظر في تشهده أو قيام الثالثة: وهو أفضل في الأصح أو رباعية فبكل ركعتين فلو صلى بكل فرقة ركعة صحت صلاة الجميع في الأضهر وسهو كل فرقة محمول في أولاهم وكذا ثانية الثانية في الأصح لا ثانية الأولى وسهوه في الأولى يلحق الجميع وفي الثانية لا يلحق الأولين ويسن حمل السلاح في هذه الأنواع وفي قول يجب الرابع: أن يلتحم القتال أو يشتد الخوف فيصلي كيف أمكن راكبا وماشيا ويعذر في ترك القبلة وكذا الأعمال الكثيرة لحاجة في الأصح لا صياح ويلقى السلاح إذا دمى فإن عجز أمسكه ولا قضاء في الأظهر وإن عجز عن ركوع وسجود أومأ والسجود أخفض وله ذا النوع في كل قتال وهزيمة مباحين وهرب من حريق وسيل وسبع وغريم عند الإعسار وخوف حبسه والأصح منعه لمحرم خاف فوت الحج ولو صلوا لسواد ظنوه عدوا فبان غيره قضوا في الأظهر.

 

Shalat Khauf

 

Shalat khauf ada empat macam:

1. Musuh ada di arah kiblat.

Maka imam menata makmum menjadi dua shaf dan shalat bersama mereka. Apabila imam sujud, satu shaf ikut sujud bersama imam sampai dua kali sujud, sedangkan satu shaf berjaga. Apabila (yang bersujud tadi) telah berdiri, maka yang menjaga tadi bersujud kemudian menyusul imam. Pada rokaat kedua, shaf yang berjaga di rokaat pertama tadi ikut bersujud bersama imam, sedangkan shaf lainnya berjaga. Apabila imam sudah duduk, maka shaf yang berjaga tadi bersujud, kemudian imam bertasyahud bersama kedua shaf kemudian bersalam. Ini adalah shalat Rasulullah SAW di Usfan.

Seandainya yang berjaga pada kedua rokaat itu adalah dua kelompok (berbeda) dalam satu shaf, maka hal itu boleh; demikian juga (boleh) satu kelompok (yang sama).

2. Musuh tidak di arah kiblat.

Maka imam shalat dua kali, setiap satu kali bersama dengan satu kelompok. Ini merupakan shalat Rasulullah SAW di Bathn Nakhl.

3. Atau satu kelompok berjaga di depan musuh, sedangkan imam shalat bersama satu kelompok lain sebanyak satu rokaat. Apabila imam berdiri pada rokaat kedua kelompok ini mufaraqah, menyempurnakan shalatnya (sendiri-sendiri), kemudian pergi ke depan musuh. Kelompok yang tadi berjaga datang kemudian shalat bermakmum kepada imam; imam shalat bersama kelompok ini pada rokaat kedua. Apabila imam duduk tasyahud, makmum berdiri kemudian menyempurnakan rokaat kedua kemudian menyusul imam, kemudian imam bersalam bersama mereka. Ini adalah shalat Rasulullah SAW di Dzat ar Riqa’. Menurut pendapat yang lebih benar: shalat seperti ini lebih afdhal dibandingkan shalat Bathn Nakhl. Saat menunggu kelompok kedua, imam membaca (Al Fathah dan surat lain) dan bertasyahud (saat menunggu dalam posisi duduk); dalam sebuah qaul: imam mengakhirkan (membaca dan tasyahud) agar makmum bisa menyusulnya.

Jika imam shalat Maghrib, maka dia shalat bersama kelompok pertama dua rokaat, bersama kelompok kedua satu rokaat; hal ini lebih afdhal daripada sebaliknya menurut pendapat yang lebih jelas. Imam menunggu pada saat tasyahud (awal), atau saat berdiri pada rokaat ketiga hal ini lebih afdhal menurut pendapat yang lebih benar. Atau (jika imam shalat) yang empat rokaat, maka bersama tiap kelompok shalat dua rokaat. Seandainya dia shalat bersama tiap kelompok satu rokaat, maka sah shalat mereka semua menurut pendapat yang lebih jelas. Lupa dari setiap kelompok ditanggung saat rokaat pertama mereka; demikian juga rokaat keduanya kelompok kedua menurut pendapat yang lebih benar; tidak (ditanggung) rokaat keduanya kelompok pertama. Lupanya imam pada rokaat pertama melekat pada seluruh makmum, sedang pada rokaat kedua tidak melekat pada kelompok pertama. Disunnahkan membawa senjata pada ketiga macam shalat tersebut; dan pada sebuah qaul: wajib.

4. Saat perang berkecamuk atau kondisi khauf yang berat.

Maka dia shalat dalam keadaan yang dia bisa, dalam keadaan berkendaraan maupun berjalan kaki.

Dimaafkan jika tidak menghadap kiblat; demikian juga gerakan-gerakan yang banyak untuk kebutuhannya menurut pendapat yang lebih benar; tidak dimaafkan teriakan. Dia lemparkan senjata apabila terkena darah; jika dia tidak mampu, maka dia pegang senjata itu. Tidak wajib mengqadha menurut pendapat yang lebih jelas. Jika dia tidak mampu ruku’ atau sujud, maka dengan berisyarat; isyarat sujudnya lebih rendah.

Boleh sholat jenis keempat ini pada saat perang dan penyerangan yang mubah, lari dari kebakaran, banjir, binatang buas, dan orang berhutang saat ditndas dan takut dipenjara. Menurut pendapat yang lebih benar: tidak boleh dilakukan oleh orang yang berihram karena takut meluputkan haji. Seandainya mereka shalat karena ada kerumunan yang mereka kira sebagai musuh, tetapi kemudian jelas bahwa hal itu salah (bukan musuh), maka mereka mengqadha menurut pendapat yang lebih jelas.

 Daftar isi terjemah Kitab Minhajut Thalibin


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama