Terjemah Kitab Minhajut Thalibin; Mandi Wajib

  


باب الغسل

موجبه موت وحيض ونفاس وكذا ولادة بلا بلل في الأصح وجنابة بدخول حشفة أو قدرها فرجا وبخروج منى من طريقه المعتاد وغيره ويعرف بتدفقه أو لذة بخروجه أو ريح عجين رطبا أو بياض بيض جافا فإن فقدت الصفات فلا غسل والمرأة كرجل ويحرم بها ما حرم بالحدث والمكث بالمسجد لا عبوره والقرآن وتحل أذكاره لا بقصد قرآن وأقله نية رفع جنابة أو استباحة مفتقر إليه أو أداء فرض الغسل مقرونة بأول فرض وتعميم شعره وبشره ولا تجب مضمضة واستنشاق وأكمله إزالة القذر ثم الوضوء وفي قول يؤخر غسل قدميه،

ثم تعهد معاطفه ثم يفيض الماء على رأسه ويخلله ثم شقه الأيمن ثم الأيسر ويدلك ويثلث وتتبع لحيض أثره مسكا وإلا فنحوه ولا يسن تجديده بخلاف الوضوء ويسن أن لا ينقص ماء الوضوء عن مد والغسل عن صاع ولا حد له ومن به نجس يغسله ثم يغتسل ولا تكفي لهما غسلة وكذا في الوضوء.

قلت: الأصح تكفيه والله أعلم ومن اغتسل لجنابة وجمعة حصلا أو لأحدهما حصل فقط قلت: ولو أحدث ثم أجنب أو عكسه كفى الغسل على المذهب والله أعلم.

 

Mandi

hal-hal yang mewajibkan mandi: mat; haid; nifas; demikian pula melahirkan meskipun tanpa basah menurut pendapat yang lebih benar; junub dengan masuknya ujung zakar, atau bagian zakar lain seukuran itu, ke

farji; keluarnya mani dari jalan yang biasa maupun selainnya (jalan yang tidak biasa) mani dapat dikenali dengan sifatnya yang memancar, atau rasa nikmat saat keluarnya, atau bau seperti adonan rot saat masih basah, berwarna puth telur saat sudah kering; jika tidak ada sifat-sifat itu, maka tidak wajib mandi. hukum wanita seperti hukum laki-laki.

Diharamkan bagi orang yang junub semua hal yang diharamkan bagi orang yang berhadats, ditambah: berdiam di masjid, tidak haram jika hanya lewat; membaca Al Qur’an. halal dzikir-dzikir dari Al Qur’an selama tidak dimaksudkan membaca Al Qur’an.

Minimal mandi: Niat menghilangkan janabat/hadats besar, atau untuk memperbolehkan hal-hal yang dia butuhkan, atau menunaikan fardhu mandi bersamaan dengan memulai fardhu mandi; dan meratakan air ke rambut dan kulit; tidak wajib berkumur-kumur dan istnsyaq (memasukkan air ke hidung).

Lebih sempurnanya: Menghilangkan kotoran; kemudian wudhu, dalam sebuah qaul: mengakhirkan membasuh kaki; kemudian memperhatkan lipatan-lipatan; kemudian menuangkan air ke kepala dan menyela-nyela rambut; kemudian badan sebelah kanan; kemudian badan sebelah kiri; menggosok badan; membasuh tiga kali tiga kali; bagi orang haidh, memberi misk pada bekas darah haidnya, jika tidak ada

misk, boleh yang sejenisnya (minyak wangi). Tidak ada sunnah memperbaharui mandi, tidak seperti wudhu.

Disunnahkan air untuk wudhu tidak kurang dari satu mud, dan air untuk mandi tidak kurang dari satu sha’ ; tidak ada batasan banyaknya air.

Orang yang terkena najis, maka najis itu dia basuh dulu, baru kemudian mandi; tidak cukup satu basuhan (untuk mandi sekaligus menghilangkan najis; demikian juga dalam berwudhu.

Pendapatku: menurut pendapat yang lebih benar, cukup satu basuhan, wallahu a’lam.

Barang siapa berniat mandi janabat sekaligus mandi jum’at, maka dia dapat keduanya. Barang siapa berniat mandi salah satunya, maka dia dapat satu saja.

Pendapatku: apabila dia berhadats (kecil) kemudian junub, atau sebaliknya (junub kemudian berhadats), cukup mandi saja menurut pendapat madzhab, wallahu a’lam.

 

Daftar isi terjemah Kitab Minhajut Thalibin


Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama