فصل
تبطل بالنطق بحرفين أو حرف
مفهم وكذا مدة بعد حرف في الأصح والأصح أن التنحنح والضحك والبكاء والأنين والنفخ إن
ظهر به حرفان بطلت وإلا فلا ويعذر في يسير الكلام إن سبق لسانه أو نسي الصلاة أو جهل
تحريمه إن قرب عهده بالإسلام لا كثيره في الأصح وفي التنحنح ونحوه للغلبة وتعذر القراءة
لا الجهر في الأصح ولو أكره على الكلام بطلت في الأظهر ولو نطق بنظم القرآن بقصد التفهيم
كيا يحيى خذ الكتاب إن قصد معه قراءة لم تبطل وإلا بطلت ولا تبطل بالذكر والدعاء إلا
أن يخاطب كقوله لعطاس يرحمك الله ولو سكت طويلا بلا غرض لم تبطل في الأصح ويسن لمن
نابه شيء كتنبيه إمامه وإذنه لداخل وإنذاره أعمى أن يسبح وتصفق المرأة بضرب اليمين
على ظهر اليسار ولو فعل في صلاته غيرها إن كان من جنسها بطلت إلا أن ينسى وإلا فتبطل
بكثيره لا قليله والكثرة بالعرف فالخطوتان أو الضربتان قليل والثلاث كثير إن توالت
وتبطل بالوثبة الفاحشة لا الحركات الخفيفة المتوالية كتحريك أصابعه في سبحة أو حك في
الأصح وسهو الفعل الكثير كعمده في الأصح وتبطل بقليل الأكل قلت: إلا أن يكون ناسيا
أو جاهلا تحريمه والله أعلم فلو كان بفمه سكرة فبلغ ذوبها بطلت في الأصح ويسن للمصلي
إلى جدار أو سارية أو عصا مغروزة أو بسط مصلى أو خط قبالته دفع المار والصحيح تحريم
المرور حينئذ قلت: يكره الالتفات إلا لحاجة ورفع بصره إلى السماء وكف شعره أو ثوبه
ووضع يده على فمه بلا حاجة والقيام على رجل والصلاة حاقنا أو حاقبا أو بحضرة طعام يتوق
إليه وأن يبصق قبل وجهه أو عن يمينه ووضع يده على خاصرته والمبالغة في خفض الرأس في
ركوعه والصلاة في الحمام والطريق والمزبلة والكنيسة وعطن الإبل والمقبرة الطاهرة. والله
أعلم.
Pembatal-pembatal
Sholat
Sholat batal
dengan mengucapkan dua huruf, atau satu huruf yang dapat dipahami, demikian
juga bacaan mad(panjang) setelah satu huruf.
Menurut
pendapat yang lebih benar: berdehem, tertawa, menangis, merinth, dan meniup,
jika dari itu semua jelas dua huruf, maka batal, jika tidak jelas maka tidak
batal.
Dimaafkan
sedikit perkataan jika lisannya terkalahkan (tidak kuasa menahan), atau lupa
sedang sholat, atau belum tahu keharamannya apabila dia belum lama masuk Islam,
namun tidak seperti itu jika perkataannya banyak menurut pendapat yang lebih
benar. Juga dimaafkan berdehem dan semacamnya karena terkalahkan, dimaafkan
juga (berdehem) dalam qira’ah, tidak dimaafkan berdehem dalam jahar menurut
pendapat yang lebih benar.
Seandainya
terpaksa berbicara, batal sholatnya menurut pendapat yang lebih jelas.
Seandainya
berbicara dengan bacaan Al Qur’an dengan maksud memberi pemahaman (kepada orang
lain yang diajak berbicara), jika dia niatkan hal itu bersama dengan niat
membaca Al Qur’an, maka tidak batal.
Sholat tidak
batal karena mengucapkan dzikir dan doa, kecuali jika ditujukan kepada lawan
bicara, misalnyaberkata kepada orang yang bersin “rahimakallahu” (semoga Allah
merahmatimu).
Seandainya dia
diam dalam waktu lama tanpa maksud/tujuan tertentu, tidak batal menurut
pendapat yang lebih benar.
Disunnahkan bagi
orang yang tertmpa sesuatu (keadaan tertentu) seperti memperingatkan imam, diminta
izin orang yang akan masuk, dan memperingatkan orang buta, untuk mengucapkan
tasbih (subhanallah); bagi wanita: bertepuk tangan dengan menepukkan (telapak)
tangan kanan ke punggung tangan kiri.
Seandainya
dalam sholat dia melakukan sesuatu yang selain gerakan sholat, jika gerakan itu
sejenis dengan gerakan sholat, maka batal, kecuali jika dia lupa. Jika tidak
sejenis dengan gerakan sholat, maka batal dengan gerakan yang banyak, jika
sedikit maka tidak batal. Ukuran banyak sesuai dengan adat/kebiasaan.
Dua langkah
atau dua pukulan termasuk sedikit, tiga termasuk banyak jika dilakukan
berturut-turut.
Sholat batal
karena melompat yang berlebihan, tidak batal karena gerakan ringan yang
berturut-turut, seperti gerakan jari-jari ketika berdoa atau menggaruk menurut
pendapat yang lebih benar.
Gerakan yang
dilakukan karena lupa, hukumnya sama seperti gerakan sengaja.
Sholat batal
karena makan meskipun sedikit.
Pendapatku:
kecuali jika dia lupa atau tidak tahu haramnya, wallahu a’lam.
Seandainya di
mulutnya ada gula kemudian dia menelan cairannya, maka batal menurut pendapat
yang lebih benar.
Disunnahkan
bagi orang yang sholat untuk menghadap ke (sutrah seperti) tembok, atau tang, atau
tongkat yang ditancapkan, atau membentangkan tempat sholat, atau memberi garis
di hadapannya; (disunnahkan untuk) menolak orang yang lewat (di antara dia dan
sutrah). Menurut pendapat yang shohih: saat itu haram orang lewat.
Pendapatku:
makruh menolehkan wajah tanpa ada keperluan, menengadahkan pandangan ke langit,
menahan rambut atau pakaian (saat sujud), meletakkan tangan ke mulut tanpa ada
keperluan, berdiri
dengan satu
kaki, sholat dalam keadaan menahan buang air kecil atau besar, hadirnya makanan
dalam keadaan dia ingin makan, meludah ke arah depan atau ke kanan, meletakkan
tangan di pinggang,
berlebihan
dalam merendahkan kepala saat ruku’; sholat di kamar mandi, di jalan, tempat
pembuangan kotoran, pembuangan sampah, tempat onta menderum (berlutut), atau
kuburan yang suci; wallahu a’lam.
Daftar isi terjemah Kitab Minhajut Thalibin