Daftar Isi Terjemah Kitab Ushul Fiqh; Mabadi' Awwaliyyah



Nama kitab asal: Mabadi' Awaliyah fi Ushul al Fiqh wa Al Qawaid Al Fiqhiyah

(مبادئ أولية في أصول الفقه   و القواعد الفقهيه)

 

DAFTAR ISI

MUQADDIMAH

BAGIAN PERTAMA

1. Pembahasan tentang Ushul Fiqh

2. Hukum-hukum

3. AMAR

4. NAHI

5. 'AAM

6. KHAS dan TAKHSIS

7. NASAKH

8. MUJMAL

9. MUTLAQ dan MUQAYYAD

10.MANTHUQ dan MAFHUM

11. Perbuatan Shohibus Syari'at (Nabi Saw)

12. Taqrir (Persetujuan) Shohibus Syari'at

13. IJMA'

14. QIYAS

15. IJTIHAD, ITTIBA' dan TAQLID

BAGIAN KEDUA (Pembahasan tentang Qawaidul Fiqhiyyah - Kaidah Fikih)

1. Kaidah Pertama: اَلأُمُوْرُ بِمَقَاصِدِهَا (Setiap perbuatan itu bersama dengan tujuannya/niatnya)

2. Kaidah Kedua: مَا يُشْتَرَطُ فِيْهِ التَّعْيِيْنُ فَاْلخَطَأُ فِيْهِ مُبْطِلٌ (Jika menyatakan sesuatu itu menjadi syarat, maka jika salah hukumnya batal)

3. Kaidah Ketiga: مَا يُشْتَرَطُ التَّعَرُّضُ لَهُ جُمْلَةً وَ لاَ يُشْتَرَطُ تَعْيِيْنُهُ تَفْصِيْلاً إِذَا عَيَّنَهُ وَأَخْطَأَ ضَرَّ (Jika syaratnya hanya menentukan secara global, dan tidak disyaratkan ta‟yinnya (menyatakannya) secara terperinci, maka ketika seseorang menyatakannya dan ia salah, maka hal itu akan menjadi madharat)

4. Kaidah Keempat: مَا لاَ يُشْتَرَطُ اَلتَّعَرُّضُ لَهُ جُمْلَةً وَلاَ تَفْصِيْلاً، إِذَا عَيَّنَهُ وَأَخْطَأَ لَمْ يَضُرَّ. (Jika tidak disyaratkan menentukan secara global, dan tidak secara terperinci, maka ketika seseorang menyatakannya dan ia salah, maka hal itu tidak akan menjadikannya madharat)

5. Kaidah Kelima: مقاصد اللفظ على نية اللافظ (Maksud lafadz (ucapan) itu tergantung orang yang melafadzkannya)

6. Kaidah Keenam: اليقين لا يزال بالشك (Keyakinan itu tidak akan hilang oleh keraguan)

7. Kaidah Ketujuh: اْلأَصْلُ بَقَاءُ مَا كَانَ عَلَى مَا كَانَ (Asalnya itu tetapnya sesuatu atas sesuatu)

8. Kaidah Kedelapan الاصل براة الذمة (Asalnya itu lepasnya tanggungan)

9. Kaidah Kesembilan الاصل العدم (Asalnya itu tidak ada)

10. Kaidah Kesepuluh الاصل فى كل واحد تقديره باقرب زمنه (Asalnya sesuatu perkiraan hukumnya adalah menghitung pada yang lebih dekat)

11. Kaidah Kesebelas المشقة تجلب التيسر (Kesulitan itu akan menghasilkan kemudahan)

12. Kaidah Kedua belas الاشياء اذا اتسع ضاقت (sesuatu itu jika dalam kondisi longgar maka ia akan menjadi sempit)

13. Kaidah Ketiga belas الضرر يزال(Kemadharatan itu dihilangkan)

14. Kaidah Keempat belas الضررلا يزال بالضرر (Kemadharatan itu tidak bisa dihilangkan dengan kemadharatan yang lain)

15. Kaidah Ke-15 الضرورات تبيح المحظورات (Darurat itu dapat membolehkan yang Haram)

16. Kaidah Ke-16 ما ابيح للضرورة يقدر بقدرها (Yang dibolehkan dalam hal kemadharatan itu hanya ukuran perkiraan madharatnya)

17. Kaidah Ke-17 الحجة قد تنزل منزلة الضرورة (ajat itu terkadang berada diposisi dharurat)

18. Kaidah Ke-18 اذا تعارض المفسدتان روعي اعظمهما ضررا بارتكاب اخفهما(Ketika terdapat dua kemafsadatan maka hindari yang lebih besar madharatnya dengan melakukan yang lebih ringan mafsadatnya)

19. Kaidah Ke-19 درء المفاسد مقدم على جلب المصالح (Mendahulukan menolak keburukan dari pada mengambil kemashlahatan)

20. Kaidah Ke-20 الاصل فى الابضاع التحريم(Asalnya berjima‟ itu hukumnya haram)

21. Kaidah K-21 العادة محكمة(Adat itu bisa menjadi hukum)

22. Kaidah Ke-22 ما ورد به الشرع مطلقا ولا ضابط له فيه ولا فى فى اللغة يرجع فيه الى العرف (Sesuatu yang datang dalam hukum syara‟ secara muthlaq dan tidak ada yang menjadi landasannya dan tidak juga dengan definisi lughoh (bahasa) maka semua itu dikembalikan pada kebiasaan (adat) yang berlaku)

23. Kaidah Ke-23 الاجتهاد لا ينقض بالاجتهاد(Ijtihad itu tidak akan rusak dengan ijtihad yang lain)

24. Kaidah Ke-24 الإيثار بالعبادة ممنوع(Mendahulukan orang lain dalam hal ibadah itu dilarang)

25. Kaidah Ke-25 الإيثار بغيرالعبادة مطلوب (Mendahulukan orang lain dalam selain ibadah dianjurkan)

26. Kaidah Ke-26 تصرف الامام على الرعية منوط بالمصلحة (Kebijakan pemimpin atas rakyatnya dilakukan berdasarkan kemaslahatan)

27. Kaidah Ke-27 الحدود تسقط بالشبهات (Hukum gugur karena sesuatu yang syubhat)

28. Kaidah Ke-28 ما لا يتم الواجب الا به فهو واجب (Perkara yang membuat sempurnanya hukum wajib maka hukumnya wajib pula)

29. Kaidah Ke-29 الخروج من الخلاف مستحبٌّ (Keluar dari khilafiyah hukumnya sunnah)

30. Kaidah Ke-30 الرخصة لاتناط بالمعاصى (keringanan itu tidak berlaku dengan kemaksiatan)

31. Kaidah Ke31 الرخصة لاتناط بالشكّ (keringanan itu tidak berlaku dengan sebab keraguan)

32. Kaidah Ke-32 ما كان اكثر فعلا كان اكثر فضلا (Yang banyak pekerjaannya maka banyak keutamaannya)

33. Kaidah Ke-33 ما لا يدرك كله لا يترك كله (yang tidak bisa dilakukan seluruhnya janganlah ditinggal seluruhnya)

34. Kaidah Ke-34 الميسور لا يسقط بالمعسور (Kemudahan itu tidak akan hilang oleh sebab kesukaran)

35. Kaidah Ke-35 ما حرم فعله حرم طلبه (Yang haram pekerjaannya, maka haram mencarinya)

36. Kaidah Ke-36 ما حرم اخذه حرم اعطاؤه (Yang haram mengambilnya maka haram untuk memberikannya)

37. Kaidah Ke-37 الخير المتعدي افضل من القاصر (Kebaikan yang berkesinambungan itu lebih utama daripada yang singkat)

38. Kaidah Ke-38 الرضى بالشيء رضى بما يتولد منه (Ridha terhadap sesuatu itu ridha dengan apa yang terlahir darinya)

39. Kaidah Ke-39 الحكم يدور مع العلة وجودا وعدما (Hukum itu beredar bersama dengan „illatnya (sebabnya) ada maupun tidak ada)

40. Kaidah Ke-40 الاصل فى الآ شياء الاءباحة (Asalnya sesuatu itu hukumnya boleh)

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama