الاصل العدم
“Asalnya itu
tidak ada”
Misalnya :
1. Ucapan
pelaku Qiradh (pemberian modal untuk berdagang dengan memperoleh bagian
keuntungan) itu dibenarkan ketika ia berkata : “tidak ada untungnya” karena
asalnya adalah tidak adanya keuntungan.
2. Dan
ucapannya juga yang mengatakan : “tidak ada keuntungan kecuali segini” karena
asalnya tidak adanya kelebihan/keuntungan.
3. Serta
ucapannya yang mengatakan : “kenapa kamu tidak mencegah saya untuk membeli
barang itu” karena asalnya itu tidak ada yang mencegah.
4. Seseorang
yang memakan makanan orang lain kemudian ia berkata bahwa dia telah
membolehkannya untuk saya, sementara yang memiliki makanan itu memungkirinya,
maka ucapan yang didengar adalah ucapan si pemilik makanan, karena asalnya adalah
tidak adanya kemubahan.
5. Jika
seseorang ditetapkan mempunyai hutang dengan sebab pengakuan atau jual beli,
kemudian ia mengaku/menda‟wa tentang hutang itu sudah dibayar atau dibebaskan,
maka ucapan yang dipegang adalah ucapan orang yang didakwa mempunyai hutang,
karena asalnya adalah tidak adanya semua itu (hutang).
6. Jika
seseorang ragu-ragu dalam meninggalkan perbuatan yang diperintah dalam
sholatnya, seperti tidak melaksanakan tahiyyat awal, maka ia menggantinya
dengan sujud sahwi, tetapi jika melakukan perbuatan yang dilarang dalam sholat,
seperti menambah jumlah sujud dengan ragu-ragu, maka tidaklah harus sujud
sahwi, karena sesungguhnya asalnya itu tidak adanya pekerjaan menambah sujud.