PEMBAHASAN KE-9 Menerangkan tentang perbuatan Shahibus Syariat (Nabi Saw)
Perbuatan Nabi
Muhammad Saw itu tidak lepas adakalanya perbuatan yang mesti diikuti dan
ditaati adakalanya juga tidak. Adapun jika yang mesti diikuti dan ditaati maka
apabila terdapat dalil yang menjelaskan tentang kekhususan terhadap nabi Saw,
itu berarti hanya khusus buat nabi Saw bukan untuk umatnya, seperti dalam hal
lebihnya jumlah istri nabi dari 4 orang yang termaktub dalam surat an-Nisa : 3
فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ
مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَى وَثُلاثَ وَرُبَاعَ
"....Maka
kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau
empat...."
Dalam sebuah
Hadits dijelaskan :
وعن ابن عمر قال اسلام غيلان
وتحته عشر نسوة فى الجاهلية فاسلمن معه فامر صلى الله عليه وسلم ان يختار منهن اربعا.
رواه احمد وابن ماجه والترمذي
“Dari Ibnu Umar ra. ia berkata : ketika Ghailan masuk
Islam dan ia mempunyai 10 istri ketika Jahiliyyah semuanya masuk Islam
bersamanya, maka nabi Saw memerintahkan kepadanya untuk memilih dari mereka
empat orang saja” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan
Turmudzi) Dan
jika tidak ada dalil yang menjelaskan tentang kekhususan terhadap diri nabi
Saw, maka perbuatan itu berarti sama dengan perbuatan umatnya, Allah berfirman
dalam surat al-Ahzab : 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
"Sesungguhnya
Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...."
Oleh karena itu
para ulama berpendapat :
الاصل فى افعال النبى صلى الله عليه وسلم الاقتداء
الا ما دل الدليل على الاختصاص به
“Asalnya setiap perbuatan Nabi Saw adalah mesti diikuti,
kecuali terdapat dalil yang menunjukkan terhadap kekhususan hanya pada diri
Nabi Saw”