Terjemah Kitab Fathul Muin; Zakat Fitrah



Terjemah Kitab Fathul Muin

Zakat Fitrah

 (وتجب الفطرة) أي زكاة الفطر. سميت بذلك لان وجوبها به. وفرضت - كرمضان - في ثاني سني الهجرة. وقول ابن اللبان بعدم وجوبها غلط - كما في الروضة - قال وكيع: زكاة الفطر لشهر رمضان - كسجدة السهو للصلاة - تجبر نقص الصوم، كما يجبر السجود نقص الصلاة - ويؤيده ما صح أنها طهرة للصائم من اللغو والرفث. (على حر) فلا تلزم على رقيق عن نفسه، بل تلزم سيده عنه، ولا عن زوجته، بل إن كانت أمة فعلى سيدها، وإلا فعليها - كما يأتي -. ولا على مكاتب لضعف ملكه، ومن ثم لم تلزمه زكاة ماله ولا نفقة أقاربه، ولاستقلاله لم تلزم سيده عنه، (بغروب) شمس (ليلة فطر) من رمضان، أي بإدراك آخر جزء منه وأول جزء من شوال. فلا تجب بما حدث بعد الغروب من ولد، ونكاح، وملك قن، وغنى، وإسلام. ولا تسقط بما يحدث بعده من موت، وعتق، وطلاق، ومزيل ملك. ووقت أدائها من وقت الوجوب إلى غروب شمس يوم الفطر.

  فيلزم الحر - المذكور - أن يؤديها قبل غروب شمسه، (عمن) أي عن كل مسلم (تلزمه نفقته) بزوجية، أو ملك، أو قرابة، حين الغروب. (ولو رجعية) أو حاملا بائنا، ولو أمة، فيلزم فطرتهما كنفقتهما.

   ولا تجب عن زوجة ناشزة، لسقوط نفقتها عنه، بل تجب عليها إن كانت غنية. ولا عن حرة غنية غير ناشزة تحت معسر، فلا تلزم عليه لانتفاء يساره، ولا عليها لكمال تسليمها نفسها له. ولا عن ولد صغير غني، فتجب من ماله، فإن أخرج الاب عنه من ماله جاز، ورجع إن نوى الرجوع. وفطرة ولد الزنا على أمه. ولا عن ولد كبير قادر على كسب.

 

ولا تجب الفطرة عن قن كافر، ولاعن مرتد، إلا أن عاد للاسلام. وتلزم على الزوج فطرة خادمة الزوجة، إن كانت أمته، أو أمتها وأخدمها إياها، لا مؤجرة، ومن صحبتها، - ولو بأذنه، على المعتمد -. وعلى السيد فطرة أمته المزوجة لمعسر، وعلى الحرة الغنية المزوجة لعبد - لا عليه ولو غنيا. قال في البحر: ولو غاب الزوج، فللزوجة اقتراض نفقتها للضرورة، لا فطرتها، لانه المطالب، وكذا بعضه المحتاج.

  وتجب الفطرة على من مر، عمن ذكر (إن فضل عن قوت ممون) له تلزمه مؤنتة من نفسه وغيره (يوم عيد وليلته) وعن ملبس، ومسكن، وخادم يحتاج إليهما هو أو ممونه. (وعن دين) - على المعتمد، خلافا للمجموع - ولو مؤجلا، وإن رضي صاحبه بالتأخير. (ما يخرجه فيها) أي الفطرة.

 (وهي) أي زكاة الفطر (صاع) وهو أربعة أمداد، والمد، رطل، وثلث - وقدره جماعة بحفنة بكفين معتدلين - عن كل واحد (من غالب قوت بلده) أي بلد المؤدى عنه. فلا تجزئ من غير غالب قوته، أو قوت مؤد، أو بلده، لتشوف النفوس لذلك. ومن ثم وجب صرفها لفقراء بلده مؤدى عنه. فإن لم يعرف - كأبق - ففيه آراء: منها: إخراجها حالا. ومنها: أنها لا تجب إلا إذا عاد. وفي قول: لا شئ.

 

Wajib Zakat Fitrah

Disebut zakat fitrah, sebab diwajibkan telah berbuka puasa, Zakat tersebut. difardukan sebagaimana difardukan puasa Ramadhan, yaitu pada tahun ke-2 Hijriah, Perkataan Imam Ibnul Luban, bahwa zakat fitrah hukumnya tidak wajib, adalah suatu kesalahan, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Raudhah.

Imam Waqi’ berkata: Zakat fitrah terhadap puasa bulan Ramadhan, adalah bagaikan sujud Sahwi terhadap sholat, artinya ia bisa menambal kekurangan puasa sebagaimana kekurangan sholat: Perkataan ini dikuatkan oleh hadis sahih yang menyatakan, bahwa zakat fitrah itu dapat membersihkan orang yang berpuasa dari lelahan (perbuatan sia-sia) dan perkataan keji.

 

(Wajib) atas orang yang merdeka, Karena itu, zakat fitrah tidak wajib bagi dirinya budak sendiri, tetapi menjadi kewajiban tuannya. Begitu juga (tidak wajib) atas seorang istri. Bahkan jika ia seorang wanita amat, maka yang kewajiban mengeluarkan zakat atasnya adalah tuannya: jika ia bukan seorang istri yang bertatus. amat, maka kewajiban zakat adalah atas dirinya sendiri (bukan kewajiban suaminya yang berupa budak), seperti keterangan berikut ini. Zakat Fitri juga tidak wajib atas seorang budak Mukatab, sebab pemilikannya dianggap lemah. Karena itu, ia tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, juga dalam masalah nafkah terhadap kerabatkerabatnya. Juga karena kebebasan dirinya, maka zakat fitrah tidak dibebankan atas sayidnya. Kewajiban zakat fitrah tersebut mulai terbenam matahari akhir Ramadhan, yaitu dengan mendapatkan akhir bulam Ramadhan dan awal Syawal.

Karena itu, kewajiban zakat fitrah tidak dikenakan terhadap orang yang baru setelah terbenam matahari, baik berupa anak, nikah, memiliki budak, kaya ataupun Islam, Tidak bisa . gugur juga kewajiban zakat dari perkara yang terjadi setelah matahari terbenam, baik itu berupa kematian, kemerdekaan budak, perceraian maupun sesuatu yang menghilangkan hak milik.

Waktu pembayarannya adalah mulai waktu wajib (terbenam matahari) hingga terbenam matahari pada Idul Fitri. Karena itu, bagi orang merdeka yang tersebutkan di atas, wajib membayar zakatnya sebelum terbenam matahari Idul Fitri.

Atas nama setiap muslim yang wajib ditanggung nafkahnya waktu terbenam matahari, lantaran sebagai istri, pemilikan atau kerabat, sekalipun istri tersebut sudah ditalak Rajii atau tertalak Ba’in dalam keadaan hamil, sekalipun merupakan istri Amat: Karena itu, zakat fitrah mereka berdua (tertalak Raj’i dan Ba’in dalam keadaan hamil), sebagaimana memberi nafkah kepadanya.

Bagi suami tidak berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah atas istri yang nusyuz (purik), sebab kewajiban nafkahnya sudah gugur atas seorang suami. Tetapi zakat fitrah wajib atas dirinya sendiri, jika ia seorang istri yang kaya. Zakat fitrah istri merdeka yang kaya dan tidak nusyuz, adalah tidak wajib bagi suami merdeka yang melarat. Kewajiban tidak dibebankan kepadanya, sebab ia tidak mampu, begitu juga tidak menjadi beban istri itu sendiri, sebab ia secara sempurna telah menyerahkan dirinya pada sang suami.

Zakat fitrah anak kecil yang kaya tidak menjadi beban ayahnya, tapi zakat tersebut diambilkan dari harta anak itu. Jika seorang ayah mengeluarkan zakat fitrah anak itu dari hartanya sendiri, maka hukumnya boleh dan ia nanti boleh meminta ganti dari harta anaknya, jika waktu pembayaran ia berniat minta ganti rugi. Zakat fitrah anak hasil perzinaan, adalah menjadi beban ibunya. Zakat fitrah anak yang sudah besar dan sudah bekerja, tidak menjadi tanggungan ayahnya. Zakat fitrah tidak dikenakan atas budak yang kafir, dan atas orang murtad, kecuali bila telah kembali ke Islam.

 

Bagi suami wajib mengeluarkan zakat fitrah atas pembantu istri, jika pembantu itu adalah amatnya sendiri atau amat sang istri yang iaperintahkan untuk melayaninya. Menurut pendapat yang Muktamad: Zakat fitrah pelayan yang digaji atau wanita yang menemani istri, adalah tidak menjadi beban suaminya, sekalipun wanita yang menemani istri itu sudah seizin suami.

Zakat fitrah amat yang dikawinkan dengan suami yang melarat, adalah beban sayidnya, Zakat fitrah wanita merdeka dan kaya yang bersuami seorang budak, adalah beban ia sendiri, bukan suaminya, sekalipun sang suami seorang yang kaya. Imam Ar-Rauyani dalam kitab Al-Bahr berkata: Apabila seorang suami sedang bepergian, maka bagi sang istri boleh berutang untuk biaya nafkahnya sebab darurat, akan tetapi berutang untuk zakat fitrahnya tidak boleh, sebab suanuilah yang dibebani mengeluarkan zakat. Begitu juga boleh berutang bagi orangtua atau anak yang ditinggal pergi oleh penanggung nafkahnya.

Kewajiban membayar zakat fitrah atas orang-orang yang disebutkan di atas, jika harta zakat itu merupakan kelebihan dari: (1) Makanan pokok untuk diri sendiri dan orang yang wajib ditanggung nafkahnya selama sehari-semalam, (2) Pakaian, tempat tinggal dan pembantu, yang diperlukan oleh diri sendiri atau orang yang dinafkahi: (3) Membayar utangnya, menurut pendapat yang Muktamad, yang diperselisihkan dalam Al-Majmu’. Ukuran zakat fitrah untuk satu orang adalah 1 sha’ (2,4 kg) makanan pokok yang umum pada daerah orang yang menunaikan zakat. 1 sha’ = 4 mud (1 mud = 6 ons, berarti 1 sha’ = 6 ons x 4 = 24 ons -pen).

Menurut segolongan ulama, perkiraannya adalah sepenuh dua tapak tangan yang sedang.

Karena itu, zakat fitrah belum cukup dari selain makanan pokok orang yang dizakati, orang yang menunaikannya atau negara itu, sebab selera nafsu orang-orang yang menerima zakat itu pada makanan pokok yang umum di daerahnya. Karena itu juga, zakat fitrah harus diberikan kepada orang-orang fakir di daerah orang yang dizakati: Kalau daerahnya tidak diketahui, misalnya ia sedang minggat, maka dalam hal ini ada beberapa pendapat: (1) Zakat fitrah tetap harus dikeluarkan seketika (pada malam dan hari Idul Fitri): (2) Tidak wajib mengeluarkan zakat fitrah, kecuali ia sudah datang: dan (3) Tidak wajib mengeluarkan zakatnya.

 Baca juga: Salat Qashar Dan Jamak

(فرع) لا تجزئ قيمة ولا معيب ومسوس ومبلول - أي إلا إن جف وعاد لصلاحية الادخار والاقتيات -، ولا اعتبار لاقتياتهم المبلول إلا أن فقدوا غيره، فيجوز. (وحرم تأخيرها عن يومه) أي العبد - بلا عذر، كغيبة مال أو مستحق. ويجب القضاء - فورا - لعصيانه. ويجوز تعجيلها من أول رمضان، ويسن أن لا تؤخر عن الصلاة العيد، بل يكره ذلك. نعم، يسن تأخيرها لانتظار نحو قريب أو جار ما لم تغرب الشمس.

 

Cabang:

Zakat fitrah tidak dianggap cukup, jika yang dikeluarkan adalah harga dari sha’ itu, barang yang cacat, dimakan bubuk, atau yang basah -kecuali jika telah kembali kering dan menjadi kuat untuk disimpan dan patut dimakan-. Sedangkan kebiasaan memakan makanan yang basah adalah tidak bisa menjadi ukuran, kecuali jika memang yang ada hanya yang basah, maka boleh digunakan untuk zakat fitrah.

Haram menunda pengeluaran zakat fitrah sampai melewati hari Idul Fitri, bila tiada uzur, misalnya harta atau mustahik tidak ada. Jika ia menunda pengeluarannya tanpa ada uzur, maka ia wajib mengqadha seketika itu, sebab ia dianggap durhaka.

Boleh men-ta’jil pembayaran zakat fitrah sejak awal Ramadhan. Sunah ‘ tidak menundanya sampai selesai sholat Idul Fitri, bahkan penundzi an tersebut hukumnya makruh. memang, tapi jika penundaannya untuk menunggu kedatangan semacam kerabat atau tetangga adalah sunah, selama tidak melewati terbenamnya matahari (di hari Raya Fitri).

Baca juga: Tentang Sunah-Sunah Ab'adh Salat Dan Penyebab Sujud Sahwi

  

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama