Terjemah Kitab Fathul Muin; DAFTAR PUASA SUNAH; فصل في صوم التطوع

 


DAFTAR PUASA SUNAH

 

فصل في صوم التطوع) وله من الفضائل والمثوبة ما لا يحصيه إلا الله تعالى، ومن ثم، أضافه تعالى إليه دون غيره من العبادات، فقال: كل عمل ابن آدم له إلا الصوم، فإنه لي، وأنا أجزي به. وفي الصحيحين: من صام يوما في سبيل الله، باعد الله وجهه عن النار سبعين خريفا.

  (ويسن) متأكدا (صوم يوم عرفة) لغير حاج، لانه يكفر السنة التي هو فيها والتي بعدها - كما في خبر مسلم - وهو تاسع ذي الحجة، والاحوط صوم الثامن مع عرفة. والمكفر: الصغائر التي لا تتعلق بحق الآدمي، إذ الكبائر لا يكفرها إلا التوبة الصحيحة. وحقوق الآدمي متوقفة على رضاه، فإن لم تكن له صغائر زيد في حسناته. ويتأكد صوم الثمانية قبله: للخبر الصحيح فيها، المقتضي لافضلية عشرها على عشر رمضان الاخير.

 (و) يوم (عاشوراء): وهو عاشر المحرم، لانه يكفر السنة الماضية - كما في مسلم -.

 (وتاسوعاء): وهو تاسعه، لخبر مسلم: لئن بقيت إلى قابل لاصومن التاسع. فمات قبله. والحكمة: مخالفة اليهود، ومن ثم سن لمن لم يصمه: صوم الحادي عشر، بل إن صامه، لخبر فيه. وفي الام: لا بأس أن يفرده. وأما أحاديث الاكتحال والغسل، والتطيب في يوم عاشوراء، فمن وضع الكذابين

 

 (و) صوم (ستة) أيام (من شوال) لما في الخبر الصحيح أن صومها مع صوم رمضان كصيام الدهر. واتصالها بيوم العيد أفضل: مبادرة للعبادة، (وأيام) الليالي (البيض) وهي: الثالث عشر وتالياه، لصحة الامر بصومها، لان صوم الثلاثة كصوم الشهر، إذ لحسنة بعشر أمثالها، ومن ثم تحصل السنة بثلاثة وغيرها، لكنها أفضل، ويبدل - على الاوجه - ثالث عشر ذي الحجة بسادس عشره، وقال الجلال البلقيني: لا بل يسقط. ويسن صوم أيام السود: وهي الثامن والعشرون وتالياه،

 (و) صوم (الاثنين والخميس) للخبر الحسن أنه (ص) كان يتحرى صومهما وقال: تعرض فيهما الاعمال، فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم والمراد عرضها على الله تعالى. وأما رفع الملائكة لها: فإنه مرة بالليل ومرة بالنهار، ورفعها في شعبان محمول، على رفع أعمال العام مجملة. وصوم الاثنين أفضل من صوم الخميس - لخصوصيات ذكروها فيه، وعد الحليمي اعتياد صومهما مكروه: شاذ.

 

PASAL TENTANG PUASA SUNAH 

Hanyalah Allah swt. yang mampu menghitung keutamaan dan pahala puasa sunah. Dari sinilah Allah menyandarkan ibadah puasa -tidak seperti halnya ibadah lainnya pada Zat-Nya sendiri. Allah swt. berfirman dalam hadis Qudsi, yang artinya: “Semua perbuatan manusia adalah untuknya sendiri, kecuali ibadah puasa, karena puasa itu untuk-Ku, dan Aku-lah yang akan membalasnya.”

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari-Muslim, tersebutkan: “Barangsiapa berpuasa satu hari karena jihad fisabilillah, maka Allah akan memisahkan dirinya sejauh 70 tahun perjalanan dari neraka.”

Sunah muakkad puasa di hari Arafah (9 Zulhijah) bagi selain orang yang berhaji Sebab, puasa ini dapat menghapus dosa selama 1 tahun yang telah berjalan dan 1 tahun yang akan terjadi, Sebagaimana yang tersebutkan dalam hadis Imam Muslim. Hari Arafah adalah tanggal 9 Zulhijah. Untuk berhati-hati, hendaklah pada tanggal 8 dan 9 Zulhijah berpuasa.

Dosa yang dihapus dalam hadis di atas, adalah dosa-dosa kecil yang tidak ada hubungannya dengan hak adami, sebab dosa besar tidaklah bisa dihapus, kecuali dengan tobat yang sahih, sedangkan hak adami terserah pada kerelaan orang yang diambil haknya.

Baca juga: Bab Zakat


Jika orang yang berpuasa itu tidak punya dosa kecil, maka kebajikankebajikannya ditambah.

Sunah muakkad berpuasa pada tanggal 8 Zulhijah. Dasarnya adalah hadis yang menunjukkan bahwa 10 hari di bulan Zulhijah (maksudnya tanggat 1 sampai 9 Zulhijah/9 hari) itu lebih utama dari 10 hari yang akhir di bulan Ramadhan.

Sunah muakkad berpuasa di hari ‘Asyura -yaitu tanggal 10 bulan Muharram. Sebab, sebagaimana yang diterangkan dalamhadis Muslim, bahwa berpuasa di hari itu dapat menghapus dosa 1 tahun yang telah berlalu. Sunah juga berpuasa di hari Tasu’a -yaitu 9 Muharram-, karena beraasarkan hadis Muslim, bahwa Napi saw. bersabda: “Jika ternvuta aku masih hidup sampai di tahun depan, pastilah aku akan berpuasa di tanggal 9 Muharram.” Ternyata beliau wafat sebelum sampai tanggal tersebut. Hikmah yang terkandung dalam berpuasa tanggal tersebut, adalah menyelisihi ibadah orang Yahudi.

Berdasarkan hikmah tersebut, maka bagi orang yang tidak berpuasa di hari Tasu’a, adalah disunahkan berpuasa di tanggal 11, bahkan sekalipun telah berpuasa di hari Tasu’a, berdasarkan hadis. Di dalam kitab Al-Um (milik Imam Syafi’i) disebutkan: Tidak makruh berpuasa hari ‘Asyura (10 Muharram) saja. Mengenai hadis yang menerangkan tentang bercelak mata, mandi dan memakai wangi-wangian di hari “Asyura, adalah hasil buatan para pendusta hadis (Maudhu’, seperti kata Imam Ibnu Hajar r.a. -pen).

 

Sunah muakkad berpuasa 6 hari setelah hari Idul Fitri (bulan Syawal). Hal ini berdasarkan hadis sahih, bahwa puasa pada hari-hari tersebut beserta puasa Ramadhan, adalah seperti puasa sepanjang ‘ masa. Menyambung puasa 6 hari dengan hari Idul Fitri adalah lebih utama, karena berarti bersegera , dalam melakukan ibadah.

Sunah muakkad berpuasa di hari baidh, yaitu tanggal 13, 14, dan 15, sebab terdapat hadis sahih yang menjelaskannya. Karena puasa tiga hari di hari-hari tersebut sama dengan puasa selama sebulan, sebab kebajikan itu dilipatkan 10 kali. Berdasarkan hal itu, maka kesunahannya bisa didapatkan dengan puasa 3 hari selain tanggal-tanggal di atas, tapi puasa di tanggal-tanggal yang tersebutkan di atas adalah lebih utama.

Menurut pendapat Al-Aujah: Untuk tanggal 13 Zulhijah, adalah diganti puasa pada tanggal 16 (sebab puasa tanggal 13 Zulhijah hukumnya haram). Imam Al-Jalalul Bulgini berkata: Tidaklah begitu, tapi kesunahannya menjadi gugur.

Sunah berpuasa di hari Sud (malam yang gelap), yaitu tanggal 28 dan dua hari berikutnya. Sunah berpuasa di hari Senen dan Kamis. Karena berdasarkan hadis hasan, bahwa Nabi saw. mementingkan untuk berpuasa di hari itu. Beliau bersabda: “Amal-amal itu dilaporkan pada hari Senen dan Kamis, maka aku senang bila amalku dilaporkan, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” Maksudnya: Amal itu dilaporkan kepada Allah swt.

Adapun amal-amal yang dibawa malaikat adalah sekali di malam hari dan Sekali di siang hari, Tentang dibawanya di bulan Sya’ban adalah diarahkan pengertian, bahwa amal satu tahun dibawanya secara keseluruhan. Puasa di hari Senen adalah lebih utama daripada hari Kamis, sebab adanya kekhususan yang banyak dituturkan oleh para ulama. Pendapat Imam Al-Halimi, bahwa puasa di hari Senen dan Kamis itu hukumnya makruh, adalah pendapat yang menyimpang (syadz).

 

 

 (فرع) أفتى جمع متأخرون بحصول ثواب عرفة وما بعده بوقوع صوم فرض فيها، خلاف للمجموع. وتبعه الاسنوي فقال: إن نواهما لم يحصل له شئ منهما. قال شيخنا - كشيخه - والذي يتجه أن القصد وجود صوم فيها، فهي كالتحية، فإن نوى التطوع أيضا، حصلا، وإلا سقط عنه الطلب.

 

Cabang: 

Segolongan ulama Mutaakhirin mengeluarkan fatwa, bahwa puasa Arafah dan seterusnya adalah tetap bisa didapatkan dengan melakukan pula puasa fardu (qadha atau nazar) pada hari-hari di atas. Pendapat (fatwa) tersebut bertentangan dengan yang ada di dalam kitab Al-Majmu’ (milik Imam Nawawi) yang diikuti oleh Imam Al-Asnawi, sebagaimana yang beliau katakan: “Jika puasa fardu dan sunah-sunah tersebut diniatkan bersama, maka kedua-duanya tidak bisa berhasil.

Guru kita (Ibnu Hajar) berkata sebagaimana guru beliau: Menurut pendapat yang ber-wajah, bahwa jika di dalam puasa-puasa tersebut (Arafah dan sebagainya) diniati, maka puasa itu sebagaimana halnya dengan sholat Tahiyatul mesjid, artinya jika seseorang juga berniat puasa sunah, maka berhasillah puasa kedua-duanya (fardu dan sunah), Kalau dia tidak berniat puasa sunah (cuma fardu), maka telah gugurlah tuntutan kesunahannya (sebab sudah masuk di dalam fardu).

 

 

 (فرع) أفضل الشهور للصوم بعد رمضان: الاشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان. وصوم تسع ذي الحجة أفضل من صوم عشر المحرم اللذين يندب صومهما.

 Baca juga: Pasal Tentang Adzan Dan Iqamah

Cabang: 

Setelah bulan Ramadhan, bulanbulan yang paling utama untuk dilakukan puasa adalah bulan Haram (Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan Rajab), Adapun yang paling utama daripadanya, adalah urutan sebagai berikut: Muharram, Rajab, Zulhijah, Zulkaidah, kemudian Syaban.

Puasa pada tanggal 9 Zulhijah adalah lebih utama daripada hari Asyura (10 Muharram), di mana keduanya sunah ditunaikan.

 

  (فائدة) من تلبس بصوم تطوع أو صلاته، فله قطعهما - لا نسك تطوع - ومن تلبس بقضاء واجب، حرم قطعه ولو موسعا، ويحرم على الزوجة أن تصوم، تطوعا أو قضاء موسعا وزوجها حاضر إلا بإذنه أو علم رضاه.

 

Faedah:

Barangsiapa scdang berada di tengah-tengah mengerjakan puasa atau Sholat sunah, baxinya boleh memutusnya (tidak mencruskannya), Kalau yang dikerjakan itu ibadah haji sunah, maka tidak boleh diputuskan.

Barangsiapa sedang berada di tengah mengerjakan qadha wajib, maka baginya haram memutus di tengah jalan, sekalipun qadhanya adalah luas waktunya.

Bagi seorang istri haram melakukan puasa sunah atau qadha wajib Muwassa’, sedang suaminya berada di sampingnya, kecuali atas izin suami atau diyakini kerelaannya.

 

 تتمة) يحرم الصوم في أيام التشريق والعيدين، وكذا يوم الشك لغير ورد، وهو يوم ثلاثي شعبان، وقد شاع الخبر بين الناس برؤية الهلال ولم يثبت، وكذ بعد نصف شعبان، ما لم يصله بما قبله، أو لم يوافق عادته، أو لم يكن عن نذر أو قضاء، ولو عن نفل.

 

Penyempurnaan: 

 Haram hukumnya mengerjakan puasa pada hari Tasyrig (11, 12, 13 Zulhijah), Idul Fitri , Idul Adha, dan hari Syak bagi orang yang tidak membiasakan puasa pada hari-hari sebelumnya (misalnya biasa puasa selama hidup, puasa sehan dan buka sehari, atau biasa puasa di hari Senen atau Kamis). Hari Syak adalah tanggal 30 Sya’ban, di mana telah meluas berita bahwa orang-orang telah melihat bulan sabit Ramadhan, tetapi ru’yah itu belum ditetapkan (di depan Hakim).

 Demikian juga (termasuk hari Syak), yaitu tanggal setelah 15 Sya’ban, selama puasanya tidak disambung dengan bari sebelumnya, tidak bertepatan dengan kebiasaannya, atau bukan puasa nazar atau qadha, sekalipun puasa qadha sunah.

 

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama