Daftar Isi Terjemah Kitab Bulughul Maram (Bulugh Al Marom):
Bab Mengusap Khuf (kaos kaki musim dingin)
Kitab Qadha Kitab Putus Perkara
Biografi Ibnu Hajar Al 'Asqalani
Hadits ke-1 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Perbanyaklah menyebut pelebur kenikmatan, yaitu : mati.” Riwayat Tirmidzi dan Nasa’i, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Hadits ke-2
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu menginginkan mati
karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar-benar menginginkannya hendaknya
ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan
wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku.” Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-3
Dari Buraidah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Orang yang beriman itu mati dengan peluh di dahi.” Riwayat Imam
Tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-4 Dari Abu Said dan Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tuntunlah orang yang hampir mati di
antara kamu dengan Laa ilaaha illallah.” Riwayat Muslim dan Imam Empat.
Hadits ke-5 Dari Ma’qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara kamu.”
Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-6
Ummu Salamah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya masih terbuka, lalu beliau
memejamkan matanya. Kemudian berkata: “Sesungguhnya ruh itu bila dicabut maka
pandangannya mengikutinya.” Maka menjeritlah orang-orang dari keluarganya, lalu
beliau bersabda: “Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi
kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang kamu ucapkan.”
Kemudian beliau berdoa: “Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah,
tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk,
lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah
penggantinya dalam turunannya.” Riwayat Muslim.
Hadits ke-7 Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam ketika wafat ditutup dengan kain bermotif dari Yaman. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-8
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Abu Bakar Radliyallaahu ‘anhu mencium
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam setelah beliau wafat. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-9 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ruh orang mati itu tergantung dengan hutangnya
sampai hutang itu dilunasi untuknya.” Riwayat Ahmad dan Tirmidzi. Hadits hasan
menurut Tirmidzi.
Hadits ke-10
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Mengenai orang yang terjatuh dari kendaraannya kemudian meninggal,
mandikanlah ia dengan air dan bidara, dan kafankanlah dengan dua lapis
kainnya.” Muttafaq Alaihi. 4:yakni dengan kedua pakaian ihramnya. Saat itu ia
sedang wuquf di Arafah pada haji wada’. Kelanjutan sabda beliau adalah:
Janganlah kamu membalsamnya dan jangan menutupi kepalanya, karena sesungguhnya
Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat sebagai orang yang bertalbiyah).
Hadits ke-11
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa ketika mereka akan memandikan jenazah
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, mereka bertanya-tanya: Demi Allah
kami tidak mengerti, apakah kami harus melucuti pakaian Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam sebagaimana kami melucuti pakaian mayit kami atau tidak?
Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud. 4:Kelanjutan hadits ini dalam riwayat Abu
Dawud adalah: Ketika mereka berselisih, maka Allah menidurkan mereka, sehingga
dagu-dagu mereka menempel ke dada masing-masing tanpa kecuali. Kemudian
terdengar oleh mereka suara dari dalam rumah, dan mereka tidak mengetahui siapa
yang mengucapkannya: Mandikanlah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
dalam keadaan berpakaian. Lalu mereka memandikan beliau dalam keadaan
mengenakan gamisnya dengan menyiramkan air di atas gamisnya itu dan
menggosoknya dengan gamis, bukan dengan tangan mereka langsung.
Hadits ke-12
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
masuk ketika kami sedang memandikan jenazah puterinya, lalu beliau bersabda:
“Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu pandang perlu
pakailah air dan bidara, dan pada yang terakhir kali dengan kapur barus
4:kamfer) atau campuran dari kapur barus.” Ketika kami telah selesai, kami
beritahukan beliau, lalu beliau memberikan kainnya pada kami seraya bersabda:
“Bungkuslah ia dengan kain ini.” Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat:
“Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat wudlu.” Dalam suatu
lafadz menurut Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya tiga pintalan dan kami
letakkan di belakangnya.
Hadits ke-13 ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam dikafani dengan tiga kain putih bersih dari kapas, tanpa ada
baju dan surban padanya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-14
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa ketika Abdullah Ibnu Ubay wafat,
puteranya datang kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dan berkata:
Berikan baju baginda padaku untuk mengkafaninya. Lalu beliau memberikan
kepadanya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-15
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Pakailah pakaianmu yang putih karena ia adalah pakaianmu yang
terbaik, dan jadikan ia sebagai kain kafan mayit-mayitmu.” Riwayat Imam Lima
kecuali Nasa’i dan dinilai shahih oleh Tirmidzi.
Hadits ke-16
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mengkafani saudaranya, hendaknya ia
memilih yang paling baik.” Riwayat Muslim.
Hadits ke-17
Jabir berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mengumpulkan dua
orang yang gugur dalam perang Uhud dalam satu pakaian. Kemudian beliau
bertanya: “Siapakah di antara mereka yang paling banyak menghapal al-Qur’an?”
Lalu beliau mendahulukannya untuk dimasukkan ke dalam lahat, mereka tidak
dimandikan dan tidak disholatkan. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-18 Dari Ali Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah memilih yang mahal untuk kain kafan,
karena ia akan lekas rusak.” Riwayat Abu Dawud.
Hadits ke-19
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda kepadanya: “Jika engkau mati sebelumku, aku akan memandikanmu.” Hadits
riwayat Ahmad dan Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Hadits ke-20
Dari Asma’ binti Umais Radliyallaahu ‘anhu bahwa Fatimah .ra berwasiat agar ia
dimandikan oleh Ali r.a. Riwayat Daruquthni.
Hadits ke-21
Dari Buraidah tentang kisah al-Ghomidiyyah yang mati karena Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam menyuruh untuk merajamnya lantaran berzina. Buraidah berkata:
Kemudian beliau memerintahkan untuk menyolatkan dan memakamkannya. Riwayat
Muslim.
Hadits ke-22
Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Pernah dibawa kepada Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam seorang laki-laki yang mati bunuh diri dengan
tombak, lalu beliau tidak menyolatkannya. Riwayat Muslim.
Hadits ke-23
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu tentang kisah seorang wanita yang biasa
membersihkan masjid. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menanyakan wanita
tersebut, lalu mereka menjawab: Ia telah meninggal. Maka beliau bersabda:
“Mengapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?” Mereka seakan-akan meremehkan
urusannya. Beliau lalu bersabda: “Tunjukkan aku makamnya.” Lalu mereka
menunjukkannya, kemudian beliau menyolatkannya. Muttafaq Alaihi. Muslim
menambahkan: Kemudian beliau bersabda: “Sungguh kuburan-kuburan ini penuh
dengan kegelapan atas penghuninya dan sungguh Allah akan meneranginya untuk
mereka dengan sholatku atas mereka.”
Hadits ke-24
Dari Hudzaifah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
melarang untuk menyiarkan berita kematian. Riwayat Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi
menilainya hadits hasan
Hadits ke-25
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
menyiarkan kematian Najasyi pada hari kematiannya, beliau keluar bersama mereka
ke tempat sholat, bershaf bersama mereka, dan sholat empat takbir untuknya.
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-26
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jika ada seorang muslim meninggal, lalu ada empat
puluh orang yang tidak menyekutukan Allah sholat atas jenazahnya niscaya Allah
akan menerima permohonan ampunan mereka untuknya. Riwayat Muslim.
Hadits ke-27
Samurah Ibnu Jundab Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah sholat di belakang
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam atas jenazah seorang wanita yang meninggal
pada saat darah nifasnya keluar. Beliau berdiri di tengahnya. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-28
‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Demi Allah, Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam pernah menyolatkan jenazah dua anak Baidlo’ di dalam masjid.
Riwayat Muslim.
Hadits ke-29
Abdurrahman Ibnu Abu Laila berkata: Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu ‘anhu
biasanya bertakbir empat kali atas jenazah di antara kami, tetapi ia pernah
bertakbir lima kali atas suatu jenazah. Lalu aku tanyakan hal itu padanya, ia
menjawab: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bertakbir seperti ini. Riwayat
Muslim dan Imam Lima.
Hadits ke-30
Dari Ali Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia bertakbir atas jenazah Sahal Ibnu Huzaif
enam kali, dan dia berkata: Sesungguhnya dia adalah pahlawan perang Badar.
Riwayat Said Ibnu Manshur dan asalnya dalam riwayat Bukhari.
Hadits ke-31
Jabir Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
biasanya bertakbir empat kali atas jenazah dari kami dan membaca al-Fatihah
setelah takbir pertama. Riwayat Syafi’i dengan sanad lemah.
Hadits ke-32
Tholhah Ibnu Abdullah Ibnu Auf Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah sholat
jenazah di belakang Ibnu Abbas, dia membaca al-Fatihah kemudian 4:setelah
sholat) berkata: Agar mereka tahu bahwa itu sunnah Rasul. Riwayat Bukhari.
Hadits ke-33
Auf Ibnu Malik Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam sholat atas suatu jenazah dan aku hafal dari doanya: 4:artinya = Ya
Allah berilah ampunan, rahmat, keselamatan, dan maaf kepadanya, muliakanlah
tempatnya, lapangkanlah tempat masuknya, cucilah ia dengan air, es, dan embun,
bersihkanlah dia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan
dari kotoran, gantikanlah buatnya rumah yang lebih baik daripada rumahnya dan
keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, masukkanlah dia dalam syurga,
dan peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka). Riwayat Muslim.
Hadits ke-34
Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bila sholat jenazah berdoa: “4:artinya = Ya Allah ampunilah di antara
kami orang yang masih hidup dan yang mati, yang hadir dan yang tidak, yang
kecil dan besar, laki-laki dan perempuan. Ya Allah terhadap orang yang Engkau
hidupkan di antara kami, hidupkanlah ia atas islam dan terhadap orang yang
Engkau wafatkan di antara kami, wafatkan ia atas iman. Ya Allah janganlah
Engkau jauhkan kami dari pahalanya dan Engkau sesatkan kami sepeninggalnya).”
Riwayat Muslim dan Imam Empat.
Hadits ke-35
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Bila kalian sholat atas mayit, maka ikhlaskan doa untuknya.” Riwayat
Abu Dawud dan dianggap shahih oleh Ibnu Hibban.
Hadits ke-36
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Bersegera dalam mengurus jenazah, karena jika ia baik maka engkau
telah memajukan suatu kebaikan untuknya, dan jika tidak maka engkau menurunkan
suatu kejelekan dari lehermu.” Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-37
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda : “Barangsiapa mengurus jenazah sampai menyolatkannya maka
baginya satu qirath dan barangsiapa mengurus jenazah sampai dimakamkan maka
baginya dua qirath.” Seorang bertanya: Apa itu dua qirath? Beliau bersabda: “Dua
gunung besar.” Muttafaq Alaihi. Dan menurut riwayat Muslim: “Sampai diletakkan
dalam liang lahat.”
Hadits ke-38
Menurut riwayat Bukhari pula dari hadits Abu Hurairah: “Barangsiapa mengikuti
jenazah seorang muslim karena iman dan mencari ridlo’-Nya, ia bersamanya sampai
disholatkan dan selesai pemakamannya, maka ia sesungguhnya pulang dengan dua
qirath, tiap qirath seperti gunung Uhud.
Hadits ke-39
Dari Salim dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia pernah melihat Nabi
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan Umar berjalan di depan jenazah.
Riwayat Imam Lima. Shahih menurut Ibnu Hibban dan mursal menurut Nasa’i dan
sekelompok ulama.
Hadits ke-40
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Kami dilarang ikut mengantar
jenazah, tetapi larangan itu tidak dikeraskan atas kami. Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-41
Dari Abu Said bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila
kalian melihat jenazah maka berdirilah, dan barangsiapa mengantarkannya
hendaknya ia tidak duduk sampai jenazah itu diletakkan.” Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-42
Dari Abu Ishaq bahwa Abdullah Ibnu Yazid memasukkan mayit dari arah dua kaki
kuburan, dan ia berkata: Ini menurut sunnah. Dikeluarkan oleh Abu Dawud.
Hadits ke-43
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Bila engkau meletakkan mayitmu di kuburan, maka ucapkanlah:
Bismillaah wa ‘alaa millati Rasulillah 4:Artinya = Dengan nama Allah dan atas
agama Rasulullah).” Dikeluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i. Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban dan mauquf menurut Daruquthni.
Hadits ke-44
Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Mematahkan tulang mayit adalah sama halnya dengan mematahkannya dalam keadaan
hidup.” Riwayat Abu Dawud dengan sanad menurut syarat riwayat Muslim.
Hadits ke-45
Ibnu Majah menambahkan dari hadits Ummu Salamah r.a: “Dalam dosanya.”
Hadits ke-46
Sa’ad Ibnu Abu Waqqash berkata: Galilah liang lahat untukku dan pancangkanlah
batu-batu untukku, seperti yang telah dibuatkan untuk Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam
Hadits ke-47
Menurut riwayat Baihaqi dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu ada hadits semisal,
dengan tambahan: Dan kuburannya ditinggikan sejengkal dari tanah. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban.
Hadits ke-48
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu menurut riwayat Muslim: Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam melarang untuk menembok kuburan, duduk di atasnya, dan
membangun di atasnya.
Hadits ke-49
Dari Amir Ibnu Rabiah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam sholat di atas jenazah Utsman Ibnu Madh’un, beliau mendatangi
kuburannya, dan menabur tanah di atas kuburannya tiga kali dengan berdiri.
Riwayat Daruquthni.
Hadits ke-50
Dari Utsman Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bila selesai pemakaman mayit, beliau berdiri di atasnya dan bersabda: “Mintalah
ampunan untuk saudaramu dan mohonkan ketetapan hati untuknya sebab ia sekarang
sedang di tanya.” Riwayat Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim.
Hadits ke-51
Dari Dlomrah Ibnu Habib Radliyallaahu ‘anhu bahwa salah seorang tabi’in
berkata: Mereka menganjurkan bila tanah di atas kuburan telah rata dan
orang-orang telah kembali, hendaknya diucapkan di atas kuburannya: Hai Fulan,
katakanlah laa ilaaha illallah tiga kali; hai Fulan, katakanlah Allah Tuhanku,
Islam agamaku, dan Muhammad nabiku. Riwayat Said Ibnu Manshur dalam keadaan
mauquf.
Hadits ke-52
Thabrani juga meriwayatkan hadits serupa dari Abu Umamah dengan marfu’ dan
panjang.
Hadits ke-53
Dari Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Dulu aku melarang kamu sekalian
menziarahi kuburan, sekarang ziarahilah ia.” Riwayat Muslim. Tirmidzi
menambahkan: “Karena ia mengingatkan akan akhirat.”
Hadits ke-54
Ibnu Majah dari hadits Ibnu Mas’ud menambahkan: “Dan akan mengurangi kecintaan
terhadap dunia.”
Hadits ke-55
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam melaknat wanita yang menziarahi kuburan. Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan
dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.
Hadits ke-56
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wa Sallam melaknat wanita yang meratapi orang mati dan sengaja mendengarkannya.
Dikeluarkan oleh Abu Dawud.
Hadits ke-57
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam telah mengambil janji pada kami agar tidak meratapi kematian. Muttafaq
Alaihi.
Hadits ke-58
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Mayit itu akan disiksa dalam kuburnya lantaran ratapan atasnya.”
Muttafaq Alaihi.
Hadits ke-59
Menurut Bukhari-Muslim juga ada hadits semisal dari al-Mughirah Ibnu Syu’bah
r.a.
Hadits ke-60
Anas Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku menyaksikan putri Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam dimakamkan, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam duduk
di sisi kuburan, aku melihat kedua belah matanya meneteskan air mata. Riwayat
Bukhari.
Hadits ke-61
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda: “Janganlah kamu sekalian menguburkan mayatmu pada waktu malam kecuali
jika keadaan memaksamu.” Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan asalnya dalam riwayat
Muslim, namun ia berkata: Beliau melarang seseorang menguburkan mayat malam
hari sebelum disholatkan terlebih dahulu.
Hadits ke-62
Abdullah Ibnu Ja’far Radliyallaahu ‘anhu berkata: Ketika berita kematian Ja’far
datang sewaktu ia terbunuh, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang sesuatu yang
menyusahkan mereka.” Dikeluarkan oleh Imam Lima kecuali Nasa’i.
Hadits ke-63
Sulaiman Ibnu Buraidah dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajari mereka bila keluar ke kuburan agar
mengucapkan: 4:Artinya = Semoga sejahtera terlimpah atasmu wahai penghuni kubur
dari kaum mukminin dan muslimin, insyaAllah kami akan menyusulmu, kami mohon
kepada Allah keselamatan bagi kami dan kamu sekalian). Riwayat Muslim.
Hadits ke-64
Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah melewati
kuburan Madinah, lalu beliau menghadapkan mukanya seraya mengucapkan:
“4:artinya = Semoga kesejahteraan terlimpahkan atasmu wahai penghuni kubur,
semoga Allah mengampuni kami dan kamu, kamu mendahului kami dan kami akan
menyusul).” hadits hasan menurut Tirmidzi.
Hadits ke-65
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Janganlah mencaci maki orang-orang yang telah mati, karena
mereka telah sampai pada balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”
Riwayat Bukhari.
Hadits ke-66
Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari al-Mughirah Radliyallaahu ‘anhu
dengan tambahan: “Karena dengan begitu kamu menyakiti orang-orang yang masih
hidup.”