زَارَ خَلِيْفَةٌ مِنْ بَنِي
الْعَبَّاسِ يَوْمًا وَزِيْرَهُ فِيْ دَارِهِ. وَ كَانَ لِلْوَزِيْرِ وَلَدٌ نَجِيْبٌ.
فَلَمَّا جَلَسَ الْخَلِيْفَةُ، أَجْلَسَ الصَّبِيَّ إِلَى جَانِبِهِ. وَ سَأَلَهُ:
"أَدَارُ الْخَلِيْفَةِ أَحْسَنُ أَمْ دَارُ أَبِيْكَ؟". فَأَجَابَ الصَّبِيُّ
عَلَى الْفَوْرِ: "مَتَى كَانَ الْخَلِيْفَةُ فِيْ دَارِ أَبِيْ فَدَارُ أَبِيْ
أَحْسَنُ". ثُمَّ أَرَاهُ خَاتَمًا ثَمِيْنًا فِيْ خِنْصَرِهِ. وَ سَأَلَهُ:
"هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا مِنْ هَذَا الخَاتَمِ؟". فَقَالَ الصَّبِيُّ:"
نَعَمْ، اليَدُ الَّتِيْ هُوَ فِيْهَا خَيْرٌ مِنْهُ".
فَدُهِشَ الخَلِيْفَةُ مِنْ
حُسْنِ جَوَابِهِ. وَ قَالَ لَهُ "هَلْ تُحِبُّ أَنْ تَكُوْنَ خَلِيْفَةً بَعْدِيْ؟".
فَقَالَ الصَّبِيُّ: "ابْنُ الْخَلِيْفَةِ أَوْلَى مِنِّيْ فَهُوَ صَاحِبُ الْحَقِّ
فِي الْخِلَافَةِ. وَ أَنَا لَسْتُ مِنَ الْخَائِنِيْنَ". فَزَادَ سُرُوْرُ الْخَلِيْفَةِ
مِنْ هَذَا الْجَوَابِ. الَّذِيْ يَدُلُّ عَلَى الذَّكَاءِ وَ الْوَلَاءِ. وَ الْتَفَتَ
إِلَى أَبِيْهِ وَ قَالَ لَهُ : "لَا بُدَّ أَنْ يَكُوْنَ لِا بْنِكَ هَذَا شَأْنٌ
مَتَى بَلَغَ الرُّجُوْلَةَ".
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
نَجِيْبٌCerdas/panutan/bangsawan :
زَارَ – يَزُوْرُ : Mengunjungi
أَجْلَسَ – يُجْلِسُ Mendudukkan :
جَانِبٌ
Samping :
عَلَى الْفَوْرِ Segera :
أَرَى – يُرِيْ Memperlihatkan :
خَاتَمٌ Cincin :
ثَمِيْنٌ : Berharga
خِنْصَرٌ
Jari kelingking :
دُهِشَ – يُدْهَشُ (مجهول
: Dibuat takjub
خَائِنٌ : Pengkhianat
زَادَ – يَزِيْدُ Bertambah :
سُرُوْرٌ : Kebahagiaan
دَلَّ – يَدُلُّ : Menunjukkan
ذَكَاءٌ Kecerdasan :
وَلَاءٌ : Loyalitas
اِلْتَفَتَ – يَلْتَفِتُ : Menoleh
رُجُوْلَةٌ : Kedewasaan
Terjemahan:
Pada suatu
hari, seorang Khalifah dari Bani Abbasiyah mengunjungi menterinya di tempat
kediamannya. Menteri itu memiliki seorang anak yang sangat cerdas. Ketika
Khalifah duduk, ia mendudukkan anak itu di sampingnya.
Kemudian ia pun
bertanya kepada anak: “Apakah rumah Khalifah yang lebih bagus, ataukah rumah
ayahmu?”.
Anak pun
menjawab dengan segera: “Ketika Khalifah sedang berada di rumah ayahku, maka
rumah ayahku lah yang lebih bagus”.
Kemudian
Khalifah pun menunjukkan sebuah cincin yang sangat berharga di jari
kelingkingnya. Ia pun kemudian bertanya lagi: “Apakah engkau pernah melihat
yang lebih baik dari cincin ini?”.
Sang anak pun
menjawab: “Tangan yang mana cincin itu sedang berada padanya (tangan Khalifah),
lebih baik daripada cincin tersebut”.
Khalifah pun
sangat takjub atas bagusnya jawaban anak itu. Ia pun berkata lagi kepadanya:
“Apakah engkau mau menjadi Khalifah setelahku?”.
Anak itu pun
menjawab: “Putranya Khalifah lebih pantas daripada diriku, karena ia adalah
orang yang memiliki hak atas kekhalifahan. Lagi pula diriku bukanlah termasuk
orang-orang yang berkhianat”.
Maka
bertambahlah kekaguman sang Khalifah atas jawaban ini yang merupakan tanda akan
kecerdasan sang anak dan juga loyalitasnya. Kemudian sang Khalifah pun menoleh
kepada ayah daripada anak tersebut dan berkata kepadanya: “Anakmu ini harus
memiliki kedudukan yang penting tatkala ia nanti mencapai usia dewasa”.
Daftar Isi Terjemah Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan arti)