Mutholaah Kelas 2 KMI Gontor; وَلَدٌ نَجِيْبٌ; Seorang anak yang cerdas

 

زَارَ خَلِيْفَةٌ مِنْ بَنِي الْعَبَّاسِ يَوْمًا وَزِيْرَهُ فِيْ دَارِهِ. وَ كَانَ لِلْوَزِيْرِ وَلَدٌ نَجِيْبٌ. فَلَمَّا جَلَسَ الْخَلِيْفَةُ، أَجْلَسَ الصَّبِيَّ إِلَى جَانِبِهِ. وَ سَأَلَهُ: "أَدَارُ الْخَلِيْفَةِ أَحْسَنُ أَمْ دَارُ أَبِيْكَ؟". فَأَجَابَ الصَّبِيُّ عَلَى الْفَوْرِ: "مَتَى كَانَ الْخَلِيْفَةُ فِيْ دَارِ أَبِيْ فَدَارُ أَبِيْ أَحْسَنُ". ثُمَّ أَرَاهُ خَاتَمًا ثَمِيْنًا فِيْ خِنْصَرِهِ. وَ سَأَلَهُ: "هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا مِنْ هَذَا الخَاتَمِ؟". فَقَالَ الصَّبِيُّ:" نَعَمْ، اليَدُ الَّتِيْ هُوَ فِيْهَا خَيْرٌ مِنْهُ".

فَدُهِشَ الخَلِيْفَةُ مِنْ حُسْنِ جَوَابِهِ. وَ قَالَ لَهُ "هَلْ تُحِبُّ أَنْ تَكُوْنَ خَلِيْفَةً بَعْدِيْ؟". فَقَالَ الصَّبِيُّ: "ابْنُ الْخَلِيْفَةِ أَوْلَى مِنِّيْ فَهُوَ صَاحِبُ الْحَقِّ فِي الْخِلَافَةِ. وَ أَنَا لَسْتُ مِنَ الْخَائِنِيْنَ". فَزَادَ سُرُوْرُ الْخَلِيْفَةِ مِنْ هَذَا الْجَوَابِ. الَّذِيْ يَدُلُّ عَلَى الذَّكَاءِ وَ الْوَلَاءِ. وَ الْتَفَتَ إِلَى أَبِيْهِ وَ قَالَ لَهُ : "لَا بُدَّ أَنْ يَكُوْنَ لِا بْنِكَ هَذَا شَأْنٌ مَتَى بَلَغَ الرُّجُوْلَةَ".

 


 

الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata

نَجِيْبٌCerdas/panutan/bangsawan :  

زَارَ – يَزُوْرُ  :  Mengunjungi

أَجْلَسَ – يُجْلِسُ   Mendudukkan :   

جَانِبٌ Samping :  

عَلَى الْفَوْرِ  Segera :

أَرَى – يُرِيْ     Memperlihatkan :   

خَاتَمٌ  Cincin  :    

ثَمِيْنٌ  :   Berharga

خِنْصَرٌ Jari kelingking :     

دُهِشَ – يُدْهَشُ (مجهول :  Dibuat takjub

خَائِنٌ :   Pengkhianat

زَادَ – يَزِيْدُ  Bertambah :     

سُرُوْرٌ  :   Kebahagiaan   

دَلَّ – يَدُلُّ  :   Menunjukkan 

ذَكَاءٌ  Kecerdasan :       

وَلَاءٌ :   Loyalitas    

اِلْتَفَتَ – يَلْتَفِتُ  :  Menoleh

رُجُوْلَةٌ  :   Kedewasaan  

 

 

Terjemahan:

Pada suatu hari, seorang Khalifah dari Bani Abbasiyah mengunjungi menterinya di tempat kediamannya. Menteri itu memiliki seorang anak yang sangat cerdas. Ketika Khalifah duduk, ia mendudukkan anak itu di sampingnya.

Kemudian ia pun bertanya kepada anak: “Apakah rumah Khalifah yang lebih bagus, ataukah rumah ayahmu?”.

Anak pun menjawab dengan segera: “Ketika Khalifah sedang berada di rumah ayahku, maka rumah ayahku lah yang lebih bagus”.

Kemudian Khalifah pun menunjukkan sebuah cincin yang sangat berharga di jari kelingkingnya. Ia pun kemudian bertanya lagi: “Apakah engkau pernah melihat yang lebih baik dari cincin ini?”.

Sang anak pun menjawab: “Tangan yang mana cincin itu sedang berada padanya (tangan Khalifah), lebih baik daripada cincin tersebut”.

Khalifah pun sangat takjub atas bagusnya jawaban anak itu. Ia pun berkata lagi kepadanya: “Apakah engkau mau menjadi Khalifah setelahku?”.

Anak itu pun menjawab: “Putranya Khalifah lebih pantas daripada diriku, karena ia adalah orang yang memiliki hak atas kekhalifahan. Lagi pula diriku bukanlah termasuk orang-orang yang berkhianat”.

Maka bertambahlah kekaguman sang Khalifah atas jawaban ini yang merupakan tanda akan kecerdasan sang anak dan juga loyalitasnya. Kemudian sang Khalifah pun menoleh kepada ayah daripada anak tersebut dan berkata kepadanya: “Anakmu ini harus memiliki kedudukan yang penting tatkala ia nanti mencapai usia dewasa”.


Daftar Isi Terjemah Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan arti)

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama