ابْتَدَأَتِ الرِّحْلَةُ
وَالْبَحْرُ سَاكِنٌ كَالْحَصِيْرِ لَا مَوْجَ فِيْهِ وَلَا هَوَاءَ. وَلَكِنَّ الرِّيْحَ
اشْتَدَّتْ فِي الْيَوْمِ التَّالِيْ. وَهَاجَ الْبَحْرُ وَمَاجَتِ السَّفِيْنَةُ وَ
تَزَعْزَعَتْ وَتَقَلَّبَتْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَ مِنَ الْأَمَامِ
وَالْخَلْفِ. وَطَغَى الْمَاءُ عَلَيْهَا حَتَّى بَلَّلَ الرُّكَّابَ.
فَعَلَا الصُّرَاخُ وَاصْفَرَّتِ
الْوُجُوْهُ وَ أَعْوَلَتِ النِّسَاءُ وَ تَعَلَّقَ الْأَطْفَالُ بِأُمَّهَاتِهِمْ.
وَالرِّيْحُ لَا تَشْفَقُ عَلَيْهِمْ. بَلْ زَادَتْ فِيْ شِدَّتِهَا. وَقَذَفَتْ بِالسَّفِيْنَةِ
عَلَى صَخْرَةٍ. فَتَكَسَّرَ قَعْرُهَا وَظَنَّ الْجَمِيْعُ أَنَّهُمْ مُغْرَقُوْنَ.
وَلَكِنَّ الرُّبَّانَ وَالْمَلَّاحِيْنَ
عَمِلُوْا جُهْدَهُمْ. وَأَحْضَرُوْا حَلَقَاتِ العَوْمِ. وَجَهَّزُوْا قَوَارِبَ النَّجَاةِ
الَّتِيْ لَا تَسِيْرُ سَفِيْنَةٌ بِدُوْنِهَا. وَأَنْزَلُوْا الرُّكَّابَ فِيْهَا.
حَتَّى رَأَتْهُمْ مِنْ بُعْدٍ سَفِيْنَةٌ عَظِيْمَةٌ. فَأَسْرَعَتْ إِلَى نَجْدَتِهِمْ.
وَنَزَلَ مَلَّاحُوْهَا فِيْ قَوَارِبِهِمْ. وَنَقَلُوْا جَمِيْعَ الرُّكَّابَ بِسَلَامٍ.
وَهُمْ يَحْمَدُوْنَ اللهَ عَلَى نَجَاتِهِمْ. وَيَمْدَحُوْنَ هِمَّةَ هَؤُلَاءِ الْمَلَّاحِيْنَ.
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
رِحْلَةٌ : Perjalanan
حَصِيْرٌ : Tikar
مَوْجٌ : Ombak
هَاجَ – يَهِيْجُ : Bergelombang
مَاجَ – يَمُوْجُ : Berombak
تَزَعْزَعَ – يَتَزَعْزَعُ : Terguncang
تَقَلَّبَ – يَتَقَلَّبُ : Terombang-ambing
طَغَى – يَطْغَى : (Air) naik
بَلَّلَ – يُبَلِّلُ : Membasahi
رَاكِبٌ ج رُكَّابٌ : Penumpang
عَلَا – يَعْلُوْ : Meninggi
صُرَاخٌ : Jeritan
أَعْوَلَ – يُعْوِلُ : Menangis histeris
تَعَلَّقَ – يَتَعَلَّقُ
: Bergantung/berpegang
شَفِقَ – يَشْفَقُ : Merasa kasihan
قَذَفَ – يَقْذِفُ
: Menghempaskan
تَكَسَّرَ – يَتَكَسَّرُ : Hancur berkeping2
رُبَّانٌ : Nakhoda
مَلَّاحٌ : Pelaut
حَلَقَةُ الْعَوْمِ : Pelampung
قَارِبٌ ج قَوَارِبُ (النَّجَاةِ : Sekoci
نَجْدَةٌ : Pertolongan
نَقَلَ – يَنْقُلُ : Memindahkan
مَدَحَ – يَمْدَحُ : Memuji
هِمَّةٌ : Semangat
Terjemahan:
Sebuah
perjalanan telah dimulai. Laut ketika itu tenang bagaikan tikar, tak ada
gelombang maupun angin. Namun tiba-tiba di hari selanjutnya angin berhembus
kencang, laut bergelombang, kapal pun terombang-ambing, bergerak-gerak dan
terseok-seok ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Sementara itu air
laut meluap-luap melampaui dinding kapal hingga membasahi para penumpang.
Suara teriakan
pun meninggi, wajah-wajah terlihat panik, para perempuan meraung-raung, dan
anak-anak kecil bergelantungan pada ibunya. Namun angin seakan tak menaruh
belas kasihan pada mereka. Ia malah bertambah kencang hingga menghempas kapal
ke sebuah batu karang. Lambung kapal pun pecah dan semua orang mengira bahwa
mereka akan tenggelam.
Akan tetapi
nakhoda dan para awak kapal tetap berusaha sekuat tenaga. Mereka menyediakan
pelampung, dan mempersiapkan perahu-perahu sekoci yang mana kapal tidak akan
melakukan perjalanan tanpanya. Mereka kemudian menurunkan para penumpang ke
dalamnya. Hingga akhirnya sebuah kapal besar melihat mereka dari kejauhan.
Kapal itu pun menambah kecepatannya agar segera bisa menolong mereka. Para awak
kapalnya kemudian turun menggunakan sekoci-sekoci dan mengevakuasi para
penumpang kapal yang tenggelam itu dengan selamat. Para penumpang itu pun
memuji Allah atas keselamatan mereka, dan mengapresiasi kegigihan para awak
kapal itu.