Mutholaah Kelas 2 KMI Gontor; النًّوْءُ; Hujan Lebat

 

ابْتَدَأَتِ الرِّحْلَةُ وَالْبَحْرُ سَاكِنٌ كَالْحَصِيْرِ لَا مَوْجَ فِيْهِ وَلَا هَوَاءَ. وَلَكِنَّ الرِّيْحَ اشْتَدَّتْ فِي الْيَوْمِ التَّالِيْ. وَهَاجَ الْبَحْرُ وَمَاجَتِ السَّفِيْنَةُ وَ تَزَعْزَعَتْ وَتَقَلَّبَتْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ وَ مِنَ الْأَمَامِ وَالْخَلْفِ. وَطَغَى الْمَاءُ عَلَيْهَا حَتَّى بَلَّلَ الرُّكَّابَ.

فَعَلَا الصُّرَاخُ وَاصْفَرَّتِ الْوُجُوْهُ وَ أَعْوَلَتِ النِّسَاءُ وَ تَعَلَّقَ الْأَطْفَالُ بِأُمَّهَاتِهِمْ. وَالرِّيْحُ لَا تَشْفَقُ عَلَيْهِمْ. بَلْ زَادَتْ فِيْ شِدَّتِهَا. وَقَذَفَتْ بِالسَّفِيْنَةِ عَلَى صَخْرَةٍ. فَتَكَسَّرَ قَعْرُهَا وَظَنَّ الْجَمِيْعُ أَنَّهُمْ مُغْرَقُوْنَ.

وَلَكِنَّ الرُّبَّانَ وَالْمَلَّاحِيْنَ عَمِلُوْا جُهْدَهُمْ. وَأَحْضَرُوْا حَلَقَاتِ العَوْمِ. وَجَهَّزُوْا قَوَارِبَ النَّجَاةِ الَّتِيْ لَا تَسِيْرُ سَفِيْنَةٌ بِدُوْنِهَا. وَأَنْزَلُوْا الرُّكَّابَ فِيْهَا. حَتَّى رَأَتْهُمْ مِنْ بُعْدٍ سَفِيْنَةٌ عَظِيْمَةٌ. فَأَسْرَعَتْ إِلَى نَجْدَتِهِمْ. وَنَزَلَ مَلَّاحُوْهَا فِيْ قَوَارِبِهِمْ. وَنَقَلُوْا جَمِيْعَ الرُّكَّابَ بِسَلَامٍ. وَهُمْ يَحْمَدُوْنَ اللهَ عَلَى نَجَاتِهِمْ. وَيَمْدَحُوْنَ هِمَّةَ هَؤُلَاءِ الْمَلَّاحِيْنَ.

 

 


الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata

رِحْلَةٌ   :   Perjalanan

حَصِيْرٌ  :   Tikar

مَوْجٌ  :   Ombak

هَاجَ – يَهِيْجُ  :   Bergelombang

مَاجَ – يَمُوْجُ  :  Berombak

تَزَعْزَعَ – يَتَزَعْزَعُ  :   Terguncang

تَقَلَّبَ – يَتَقَلَّبُ  :   Terombang-ambing

طَغَى – يَطْغَى  :   (Air) naik

بَلَّلَ – يُبَلِّلُ  :   Membasahi

رَاكِبٌ ج رُكَّابٌ :  Penumpang

عَلَا – يَعْلُوْ  :   Meninggi

صُرَاخٌ  :  Jeritan

أَعْوَلَ – يُعْوِلُ :   Menangis histeris

تَعَلَّقَ – يَتَعَلَّقُ :  Bergantung/berpegang 

شَفِقَ – يَشْفَقُ  :   Merasa kasihan

قَذَفَ – يَقْذِفُ :    Menghempaskan

تَكَسَّرَ – يَتَكَسَّرُ  :   Hancur berkeping2

رُبَّانٌ  :   Nakhoda

مَلَّاحٌ  :  Pelaut

حَلَقَةُ الْعَوْمِ  : Pelampung

قَارِبٌ ج قَوَارِبُ (النَّجَاةِ  : Sekoci

نَجْدَةٌ  :  Pertolongan

نَقَلَ – يَنْقُلُ  :   Memindahkan

مَدَحَ – يَمْدَحُ  :   Memuji

هِمَّةٌ  :   Semangat

 

Terjemahan:

Sebuah perjalanan telah dimulai. Laut ketika itu tenang bagaikan tikar, tak ada gelombang maupun angin. Namun tiba-tiba di hari selanjutnya angin berhembus kencang, laut bergelombang, kapal pun terombang-ambing, bergerak-gerak dan terseok-seok ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Sementara itu air laut meluap-luap melampaui dinding kapal hingga membasahi para penumpang.

 

Suara teriakan pun meninggi, wajah-wajah terlihat panik, para perempuan meraung-raung, dan anak-anak kecil bergelantungan pada ibunya. Namun angin seakan tak menaruh belas kasihan pada mereka. Ia malah bertambah kencang hingga menghempas kapal ke sebuah batu karang. Lambung kapal pun pecah dan semua orang mengira bahwa mereka akan tenggelam.

Akan tetapi nakhoda dan para awak kapal tetap berusaha sekuat tenaga. Mereka menyediakan pelampung, dan mempersiapkan perahu-perahu sekoci yang mana kapal tidak akan melakukan perjalanan tanpanya. Mereka kemudian menurunkan para penumpang ke dalamnya. Hingga akhirnya sebuah kapal besar melihat mereka dari kejauhan. Kapal itu pun menambah kecepatannya agar segera bisa menolong mereka. Para awak kapalnya kemudian turun menggunakan sekoci-sekoci dan mengevakuasi para penumpang kapal yang tenggelam itu dengan selamat. Para penumpang itu pun memuji Allah atas keselamatan mereka, dan mengapresiasi kegigihan para awak kapal itu.

 

Daftar Isi Terjemah Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan arti)

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama