كَانَ لِرَجُلٍ بَبْغَاءُ
جَمِيْلَةٌ تُحْسِنُ الْكَلَامَ. وَإِذَا مَرَّ عَلَيْهَا أَحَدٌ قَالَتْ لَهُ: نَهَارُكَ
سَعِيْدٌ يَا أَخِيْ. وَكَانَتْ تُقَلِّدُ قَوْقَأَةَ الدَّجَّاجِ. فَيَخْرُجُ إِلَيْهَا
مِنَ الْبَيْتِ. وَ يَلْقُطُ الحَبَّ الَّذِيْ يَسْقُطُ مِنْ قَفَصِهَا.
وَكَانَتْ تَخْرُجُ إِلَى
الْبُسْتَانِ بَعْدَ الظُّهْرِ. وَتَنْتَظِرُ صَاحِبَهَا عِنْدَ رُجُوْعِهِ مِنْ دُكَّانِهِ.
فَإِذَا رَأَتْهُ نَادَتْهُ وَقَالَتْ: يَا عَمِّيْ خُذْنِيْ إِلَى الْبَيْتِ. ثُمَّ
تَطِيْرُ وَتَقَعُ عَلَى كَتِفِهِ فَيَدْخُلُ بِهَا.
فَضَاعَتِ الْبَبْغَاءُ
يَوْمًا فَأَرْسَلَ صَاحِبُهَا مُنَادِيًا يَسْأَلُ عَنْهَا. فَلَمْ يَدُلَّهُ أَحَدٌ
عَلَيْهَا. غَيْرَ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَّ إِسْكَافًا عِنْدَهُ بَبْغَاءُ لَمْ يَنْظُرْهَا
أَحَدٌ. وَلَكِنْ سُمِعَ صَوْتُهَا.
فَذَهَبَ إِلَى الْإِسْكَافِ
وَسَأَلَهُ عَنْهَا. فَأَنْكَرَ الْإِسْكَافُ أَنَّهَا عِنْدَهُ. وَلَكِنِ الْبَبْغَاءُ
سَمِعَتْ صَوْتَ صَاحِبِهَا. فَقَالَتْ: يَا عَمِّيْ خُذْنِيْ إِلَى الْبَيْتِ. فَدَخَلَ
الرَّجُلُ وَأَخَذَهَا مِنْ دُكَّانِ ذَلِكَ الْإِسْكَافِ الْخَائِنِ.
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
قَلَّدَ – يُقَلِّدُ : Meniru
قَوْقَأَةُ (الدَّجَاجِ : Suara ayam
لَقَطَ – يَلْقُطُ : Memungut
حَبٌّ : Biji-bijian
سَقَطَ – يَسْقُطُ : Jatuh
انْتَظَرَ – يَنْتَظِرُ : Menunggu
دُكَّانٌ : Toko
كَتِفٌ : Pundak
ضَاعَ – يَضِيْعُ : Hilang
مُنَادٍ : Pemanggil/Penyiar
إِسْكَافٌ : Tukang sepatu
Dikisahkan
bahwa seorang laki-laki memiliki seekor burung Beo yang pandai berbicara. Jika
ada seseorang yang melewatinya, ia akan berkata: “Selamat siang wahai saudara”.
Selain itu ia juga suka meniru suara ayam. Sang pemiliknya pun keluar dari
rumah untuk melihatnya kemudian memungut biji-bijian yang jatuh dari
sangkarnya.
Burung Beo ini
biasanya keluar ke kebun setelah Zuhur, kemudian menunggu pemiliknya ketika ia
pulang dari tokonya. Ketika ia melihatnya, ia akan memanggilnya dan berkata:
“Wahai pamanku, bawa aku pulang ke rumah”. Kemudian ia pun akan terbang dan
hinggap di pundaknya, kemudian masuk ke rumah bersamanya.
Suatu hari, Beo
tersebut hilang, sang pemiliknya pun mengirimkan orang untuk mencarinya, namun tidak
ada seorang pun yang bisa menunjukkan keberadaannya. Akan tetapi ia mendengar
bahwa ada seorang tukang sepatu yang terdapat padanya burung Beo namun belum
ada seorang pun yang melihatnya, hanya terdengar suaranya saja.
Maka ia pun
segera menuju ke tukang sepatu tersebut dan menanyakan tentang burung Beonya.
Namun tukang sepatu tersebut mengingkari keberadaan burung tersebut bersamanya.
Akan tetapi burung beo mendengar suara pemiliknya. Ia pun berkata: “Wahai
pamanku, bawa aku pulang ke rumah”. Sang pemilik pun langsung masuk ke dalam
dan mengambil burungnya dari toko tukang sepatu penipu tersebut.
Daftar Isi Terjemah Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan arti)