كَانَ وَلَدٌ يَنْظُرُ الْفِيْلَ
فِى جُنَيْنَةِ الْحَيَوَانَاتِ. فَمَدَّ يَدَهُ إِلَيْهِ بِتُفَّاحَةٍ. وَلَمَّا هَمَّ
الْفِيْلُ أَنْ يَأْخُذَهَا. قَبَضَ الصَّبِىُّ يَدَهُ حَتَّى لَا يَصِلَ الْفِيْلُ
إِلَى التُّفَّاحَةِ. ثُمَّ عَادَ وَمَدَّ يَدَهُ بِالتُّفَّاحَةِ مَرَّةً ثَانِيَةً.
وَعَمِلَ كَمَا عَمِلَ أَوَّلَ مَرَّةٍ. فَغَضِبَ الْفِيْلُ. وَلَكِنَّهُ صَبَرَ عَلَى
الصَّبِىِّ حَتَّى سَهَا عَنْهُ. وَمَدَّ خُرْطُوْمَهُ وَخَطَفَ طَرْبُوْشَهُ. فَزَعَقَ
الْوَلَدُ وَبَكَى. فَمَدَّ الْفِيْلُ خُرْطُوْمَهُ بِالطَّرْبُوْشِ. وَلَمَّا هَمَّ
الْوَلَدُ أَنْ يَأْخُذَهُ. قَبَضَ خُرْطُوْمَهُ. وَعَمِلَ مَعَهُ كَمَا عَمِلَ هُوَ
مَعَ الْفِيْلِ. فَضَحِكَ النَّاسُ كَثِيْرًا مِنْهُ. وَبَكَى الْوَلَدُ عَلَى ضَيَاعِ
طَرْبُوْشِهِ. وَعَلِمَ أَنَّ الَّذِى يَفْعَلُ الشَّرَّ يَلْقَى الشَّرَّ.
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
جُنَيْنَةُ الْحَيَوَانَاتِ
: kebun binatang
مَدَّ - يَمُدُّ : merentangkan
تُفَّاحَةٌ : buah apel
هَمَّ - يَهُمُّ : ingin
وَصَلَ – يَصِلُ : sampai
عَادَ - يَعُوْدُ : kembali
غَضِبَ - يَغْضَبُ : marah
سَهَا - يَسْهُوْ : lupa/lengah
خُرْطُوْمٌ : belalai
خَطَفَ – يَخْطِفُ : merampas/merebut
طَرْبُوْشٌ : sejenis penutup kepala
زَعَقَ – يَزْعَقُ : meraung/berteriak keras
ضَحِكَ - يَضْحَكُ : tertawa
ضَيَاعٌ : kehilangan
شَرٌّ : keburukan
Terjemahan:
(Dikisahkan
bahwasanya ada) seorang anak kecil yang sedang melihat gajah di kebun binatang.
Ia pun merentangkan tangannya dengan (menggenggam) buah apel. Ketika gajah
ingin mengambilnya, tiba-tiba ia pun menarik tangannya hingga gajah itu tidak
bisa (sampai) ke buah apel tersebut. Lantas ia pun kembali merentangkan
tangannya dengan menggenggam buah apel untuk kedua kalinya. Ia melakukan
seperti yang ia lakukan saat pertama kali. Maka marah lah gajah tersebut. Namun
ia tetap bersabar terhadap anak kecil itu sampai ia lengah, dan gajah pun
merentangkan belalainya dan merebut Turbus (semacam penutup kepala) anak kecil
itu. Sang anak pun meraung dan menangis. Kemudian gajah pun merentangkan
belalainya dengan membawa Turbus. Ketika anak itu ingin mengambilnya, gajah pun
menarik kembali belalainya. Ia melakukan apa yang dilakukan anak kecil itu
kepadanya. Orang-orang (yang melihatnya) pun tertawa terbahak-bahak karenanya,
dan sang anak pun menangis atas hilangnya Turbusnya. Akhirnya ia pun paham
bahwa siapa yang melakukan keburukan, akan mendapatkan keburukan.
Daftar Isi Terjemah Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan arti)