كان الخليفة المنصور يتطلع
إلى الإحاطة بأمور الناس عموما, وإلى معرفة أحوال بني أمية خصوصا. فبلغه أن من مشايخ
أهل الشام, شيخا معروفا, وكان بطانة لهشام بن عبد الملك بن مروان. فأرسل إليه المنصور,
وأحضره بين يديه, وسأله عن تدبير هشام في حروبه مع الخوارج. فوصف له الشيخ مادبر وقال
:"فعل رحمه الله كذا وكذا".
Diceritakan
bahwa Khalifah Al-Manshur sedang melakukan inspeksi untuk mengetahui
permasalahan umat pada umumnya, dan juga untuk mengetahui kondisi Bani Umayyah
khususnya. Dan terdengar berita bahwa diantara para tokoh penduduk negeri Syam,
terdapat seorang laki-laki tua yang terkenal, Beliau adalah orang kepercayaan
Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan. Maka Khalifah Al-Manshur mengirimkan utusan
kepadanya dan menghadirkan lelaki itu di hadapannya, dan Iapun bertanya
kepadanya tentang strategi Hisyam dalam peperangannya melawan kaum Khawarij.
Maka laki-laki tua tersebut menjelaskan strategi peperangannya dan berkata :
"Hisyam rahimahulloh (yang dirahmati Alloh) telah mengatur strategi
peperangannya begini dan begini."
فقال له المنصور
:"قم عني ! تطأ بساطي وتترحم على عدوي !" فقال الرجل وهو مول يريد الخروج
:"إن نعمة عدوك لقلادة في عنقي, لاينزعها إلاغاسل". فلما سمعه المنصور قال
:"ردوه".
Kemudian
Al-Manshur berkata kepadanya : "Enyahlah kau dari hadapanku ! Kau
menginjakkan kakimu di hamparan permadaniku tetapi kau memuji musuhku !"
Maka laki-laki itu berkata sambil berpaling hendak keluar ." Sesungguhnya
nikmat yang ada pada musuhmu bagaikan kalung yang berada di leherku, tak ada
yang bisa melepaskannya kecuali orang yang membersihkannya." Ketika
Al-Manshur mendengarnya, Ia berkata : "Suruhlah Ia kembali !."
فلما رجع قال :"يا
أمير المؤمنين, إن أكثر الناس لؤما, من لم يجعل دعاءه لمن أحسن إليه, وثناءه عليه,
وحمده لمعروفه عنده وفاء له, ولو أمكنني القدر, وأقدرني القضاء, على الوفاء لهشام بأكثر
من ذلك, لوجدني أمير المؤمنين وافيا له به".
Ketika
laki-laki itu kembali, kemudian Ia berkata : "Wahai Amirul Mukminin
!Sesungguhnya kebanyakan orang itu dalam keadaan hina, yaitu orang yang tidak
mau mendoakan orang lain yang telah berbuat baik kepadanya dan juga tidak mau
memberikan pujian serta berterima kasih atas kebaikannya sebagai balasan atas
kesetiaan kepadanya. Seandainya takdir memungkinkanku dan kekuasaan
memberikanku kesempatan untuk selalu setia kepada Hisyam, niscaya Amirul
Mukminin mendapatiku sebagai orang yang setia kepadanya.
فقال له المنصور
:"ارجع ياشيخ إلى تمام حديثك". ثم أقبل المنصور على حديثه إلى أن فرغ, فدعا
المنصور بمال وكسوة وقال :"خذ هذا صلة منا لك".
Maka Kholifah
Al-Manshur berkata kepadanya : "Wahai orang tua, lanjutkan perkataanmu!"
Kemudian Kholifah Al-Manshur mendengarkan penjelasan orang tua tersebut hingga
selesai. Lalu Kholifah Al-Manshur memanggilnya dengan membawakannya harta dan
pakaian seraya berkata: "Ambillah ini, sebagai hadiah
dari kami untukmu!"
فأخذ ذلك وقال :"والله
ياأمير المؤمنين مابي من حاجة. ولقد مات عني من كنت في ذكره, فماأحوجني إلى وقوفي على
باب أحد بعده. ولولا جلال أمير المؤمنين, ولزوم طاعته, وإيثار أمره, لمالبست نعمة أحد
بعده".
Maka laki-laki
itu mengambilnya dan berkata : "Wahai Amirul Mukminin ! Demi Alloh ! Saya
tidak memerlukan ini ! Dan orang yang selalu ada dalam kenanganku pun telah
mati, maka tak seorang pun bisa memaksaku untuk mengetahui pintu seseorang
setelahnya. Dan kalau tidak karena kemuliaan Amirul Mukminin dan kewajiban
mentaatinya serta mengutamakan perintahnya, tentu aku tak bisa lagi merasakan
kenikmatan seseorang setelahnya.
فقال المنصور :"لله
أنت ! لولم يكن لقومه غيرك, لكنت أبقيت لهم ذكرا مخلدا, ومجدا باقيا, بوفائك لمن أحسن
إليك".
Kemudian
Al-Manshur berkata : "Hebat kamu ! Jikalau rakyatnya Hisyam tidak ada yang
dimiliki selain dirimu, sungguh kamu telah menjadikannya sebagai kenangan dan
kemuliaan yang abadi bagi mereka karena kesetiaanmu terhadap orang yang telah
berbuat baik kepadamu.
Daftar Isi Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan terjemah)