كان أمير هندي مغرما بالتجديف,
واتفق ذات يوم أن أوقعه سوء حظه في النهر, فأشرف على الغرق, لولا أن عبدا تداركه, وألقى
بنفسه في البحر وراءه, وأمسك به وحمله إلى الشاطئ, وهو في غشية من الرعب, ومن الماء
الذي ابتلعه.
Dikisahkan, ada
seorang pangeran India yang gemar mendayung. Dan suatu hari,di saat bermain
dayung di sungai, nasib buruk menimpanya. Hampir saja ia tenggelam, jika
sekiranya tidak ada seorang budak yang mengetahuinya, melemparkan tubuhnya ke
laut di belakangnya, memegang dan membawanya ke tepian. Pangeran tersebut
ditemukan pingsan disebabkan karena ketakutan dan air yang tertelan olehnya.
. ولما أفاق أرسل في إحضار من نجاه, فإذا هو عبد. فقال له الأمير : "كيف
تجرأ أن تمس سيدك الطاهر المقدس, بتلك اليد النجسة الذليلة ؟" فقال العبد :
"إنما فعلت ذلك يامولاي لأنقذك من الغرق". فقال الأمير : لقد لوثت بدني أيها
العبد الوضيع, وليس لك عندي إلا الإعدام جزاء تبجحك".
Setelah
pangeran tersebut sadar, dia memerintahkan agar orang yang telah
menyelamatkannya dibawa ke hadapannya, dan ternyata orang tersebut adalah
seorang budak. Maka Pangeran tersebut berkata kepadanya : "Berani sekali
kau menyentuh tuanmu yang suci ini, dengan tanganmu yang najis dan hina itu
!" Budak itu menjawab :" Saya melakukan itu tidak lain hanyalah untuk
menolong Anda agar tidak tenggelam."
Kemudian Amir
berkata lagi : "Kau telah mengotori tubuhku hai budak yang hina ! Maka
tidak ada balasan yang pantas untukmu selain harus dibunuh, sebagai balasan
atas kesombonganmu !"
وبعد ذلك بمدة قصيرة, خرج
الأمير يجدف كعادته, وحاول الانتقال من زورق إلى آخر, فهوى بين الزورقين, ولم يسع أحد
لإنقاذه. فصاح واستغاث, ولامجيب ولامغيث. ولكن صوتا رن في أذنيه حتى كاد يصمهما, وهو
يقول : "هيهات هيهات ! بعد عمل منك قد فات, فذق كأس الممات".
فقذفه اليم وابتلعه البحر
ومات غريقا, يلقى عذابه من خالق تلك النفس البريئة, التي قتلها بجحوده وكفرانه.
Tidak lama
setelah kejadian itu, Sang Pangeran keluar istana, bermain dayung seperti
biasanya, berpindah dari satu sampan ke sampan yang lain. Kemudian Ia terjatuh
di antara dua sampan, dan tidak ada seorangpun yang mau menolongnya. Lalu Ia
berteriak dan minta tolong, namun tak ada seorangpun yang menjawab atau
menolongnya. Tetapi, terdapat suara yang terngiang di kedua telinganya,
sehingga hampir saja membuatnya tuli. Suara itu berkata : "Tidak mungkin !
Tidak mungkin ! Setelah perbuatanmu yang lalu, sekarang, rasakan akibatnya !
Rasakan... kematianmu !"
Akhirnya, air
laut itupun menenggelamkan dan menelannya sehingga matilah dan tenggelamlah
pangeran itu, mendapatkan hukuman dari Sang Pencipta jiwa yang bebas itu, yang
telah membunuhnya akibat telah mengingkari (kebaikan).
Daftar Isi Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan terjemah)