Muthola’ah Arobiyyah dan terjemah Kelas 5 KMI Gontor; نكران الجميل; MENGINGKARI KEBAIKAN


كان أمير هندي مغرما بالتجديف, واتفق ذات يوم أن أوقعه سوء حظه في النهر, فأشرف على الغرق, لولا أن عبدا تداركه, وألقى بنفسه في البحر وراءه, وأمسك به وحمله إلى الشاطئ, وهو في غشية من الرعب, ومن الماء الذي ابتلعه.

Dikisahkan, ada seorang pangeran India yang gemar mendayung. Dan suatu hari,di saat bermain dayung di sungai, nasib buruk menimpanya. Hampir saja ia tenggelam, jika sekiranya tidak ada seorang budak yang mengetahuinya, melemparkan tubuhnya ke laut di belakangnya, memegang dan membawanya ke tepian. Pangeran tersebut ditemukan pingsan disebabkan karena ketakutan dan air yang tertelan olehnya.

 


. ولما أفاق أرسل في إحضار من نجاه, فإذا هو عبد. فقال له الأمير : "كيف تجرأ أن تمس سيدك الطاهر المقدس, بتلك اليد النجسة الذليلة ؟" فقال العبد : "إنما فعلت ذلك يامولاي لأنقذك من الغرق". فقال الأمير : لقد لوثت بدني أيها العبد الوضيع, وليس لك عندي إلا الإعدام جزاء تبجحك".

Setelah pangeran tersebut sadar, dia memerintahkan agar orang yang telah menyelamatkannya dibawa ke hadapannya, dan ternyata orang tersebut adalah seorang budak. Maka Pangeran tersebut berkata kepadanya : "Berani sekali kau menyentuh tuanmu yang suci ini, dengan tanganmu yang najis dan hina itu !" Budak itu menjawab :" Saya melakukan itu tidak lain hanyalah untuk menolong Anda agar tidak tenggelam."

Kemudian Amir berkata lagi : "Kau telah mengotori tubuhku hai budak yang hina ! Maka tidak ada balasan yang pantas untukmu selain harus dibunuh, sebagai balasan atas kesombonganmu !"

 

وبعد ذلك بمدة قصيرة, خرج الأمير يجدف كعادته, وحاول الانتقال من زورق إلى آخر, فهوى بين الزورقين, ولم يسع أحد لإنقاذه. فصاح واستغاث, ولامجيب ولامغيث. ولكن صوتا رن في أذنيه حتى كاد يصمهما, وهو يقول : "هيهات هيهات ! بعد عمل منك قد فات, فذق كأس الممات".

فقذفه اليم وابتلعه البحر ومات غريقا, يلقى عذابه من خالق تلك النفس البريئة, التي قتلها بجحوده وكفرانه.

Tidak lama setelah kejadian itu, Sang Pangeran keluar istana, bermain dayung seperti biasanya, berpindah dari satu sampan ke sampan yang lain. Kemudian Ia terjatuh di antara dua sampan, dan tidak ada seorangpun yang mau menolongnya. Lalu Ia berteriak dan minta tolong, namun tak ada seorangpun yang menjawab atau menolongnya. Tetapi, terdapat suara yang terngiang di kedua telinganya, sehingga hampir saja membuatnya tuli. Suara itu berkata : "Tidak mungkin ! Tidak mungkin ! Setelah perbuatanmu yang lalu, sekarang, rasakan akibatnya ! Rasakan... kematianmu !"

Akhirnya, air laut itupun menenggelamkan dan menelannya sehingga matilah dan tenggelamlah pangeran itu, mendapatkan hukuman dari Sang Pencipta jiwa yang bebas itu, yang telah membunuhnya akibat telah mengingkari (kebaikan).

 

Daftar Isi Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan terjemah)

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama