Muthola’ah Arabiyyah Kelas 3 KMI Gontor; اَلْفَّلَاحُ وَاللِّفْتُ; Sang petani dan lobak


كَانَ لِفَلَّاحٍ فَقِيْرٍ حَقْلٌ صَغِيْرٌ يَزْرَعُ فِيْهِ اللِّفْتَ. وَكَانَ ذَلِكَ الْفَلَّاحُ مُجْتَهِدًا لَا يَمَلُّ مِنَ الْعَمَلِ فِي خِدْمَةِ أَرْضِهِ، حَتَّى أَتَى زَرْعُهُ بِحَاصِلٍ جَيِّدٍ يُنَاسِبُ عَمَلَهُ، وَوَجَدَ مِنْ بَيْنِهِ لِفْتَةً كَبِيْرَةً لَمْ يَرَ مِثْلَهَا مِنْ قَبْلُ، فَفَكَّرَ فِي أَنْ يُهْدِيَهَا لِحَاكِمِ الْقَرْيَةِ. فَلَمَّا قَدَّمَهَا إِلَيْهِ قَبِلَهَا مَسْرُوْرًا مِنِ اجْتِهَادِهِ، وَكَافَأَهُ بِجُنَيْهَيْنِ تَشْجِيْعًا لَهُ عَلَى الْعَمَلِ.

فَسَمِعَ بِذَلِكَ فَلَّاحٌ غَنِيٌّ جَشِعٌ، فِي الْقَرْيَةِ نَفْسِهَا، فَحَسَدَ الْفَقِيْرَ عَلَى مَا نَالَهُ مِنَ اْلعَطَاءِ، وَقَالَ فِي نَفْسِهِ : " إِذَا قَدَمّْتُ إِلَى اْلحَاكِمِ أَحْسَنَ نِعَاجِى، فَلَا بُدَّ أَنْ يُجْزِلَ لِي اْلعَطَاءَ عَلَيْهَا، فَأَرْبَحَ أَكْثَرَ مِنْ ثَمَنِهَا أَضْعَافًا ".

فَجَاءَ بِهَا إِلَى الْحَاكِمِ، وَرَجَا مِنْهُ أَنْ يَقْبَلَ اْلهَدِيَّةَ فَأَبَى اْلحَاكِمُ، لِمَا يَعْلَمُ فِى الرَّجُلِ مِنَ الْأَثَرَةِ وَالطَّمَعِ. فَأَلَحَّ عَلَيْهِ الرَّجُلُ، وَرَجَا مِنْهُ أَنْ يَقْبَلَهَا. فَقَالَ الْحَاكِمُ : مَا دُمْتَ تُلِحُّ عَلَيَّ بِقَبُوْلِ هَدِيَّتِكَ، فَأَنَا أَقْبَلُهَا، عَلَى أَنْ أُعْطِيَكَ شَيْئًا أَنْفَقْتُ فِيْهِ ضِعْفَ ثَمَنِ نَعْجَتِكَ”. فَأَبْرَقَتْ عَيْنَا الرَّجُلِ فَرَحًا بِهَذَا الْكَلَامِ اللَّطِيْفِ، وَظَنَّ أَنَّ الْهَدِيَّةَ تُعَوِّضُهُ أَكْثَرَ مِمَّا أَنْفَقَ.

ثُمَّ أَهْدَاهُ اْلحَاكِمُ اللِّفْتَةَ، فَانْقَلَبَ فَرَحُهُ تَرَحًا، وَأَخَذَهَا وَانْصَرَفَ نَادِمًا عَلَى خَسَارَةِ نَعْجَتِهِ.

 


 

الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata

اللِّفْتُ   :  Lobak

خِدْمَةٌ   :   Perbaikan tanah

قَدَّمَ    : Memberikan            

يَمَلُّ    : Jemu, bosan

كَافَأَ   : Membalas jasa atau pemberian

تُعَوِّضُ   :   Mengganti

جَشِعٌ      : Tamak

يُجْزِلُ  : Melimpah; memberi sesuatu yang banyak

 

تَرَحٌ   : kesedihan

أَبَى يَأْبَى    :  Menolak, enggan 

اَلْأَثَرَةُ   : egois

أَلَحَّ  :  Memaksa, menekan

أَبْرَقَتْ    :    Bersinar

جُنَيْهَهٌ   :    Jenis mata uang Mesir, pound

اَلْعَطَاءُ    :  Pemberian

 

Terjemahan:

Alkisah, seorang petani miskin memiliki ladang kecil dan menanaminya lobak. Petani itu sangat rajin dan tak jemu atas pekerjaannya menggarap tanah. Hingga panennya berhasil sesuai dengan usahanya. Di antara hasil panennya, petani menemukan lobak besar yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Maka, ia berinisiatif untuk menghadiahkan kepada kepala desa. Ketika petani memberikannya, kepada desa menerima dengan senang hati atas kesungguhannya. Lalu, kepala desa membalasnya dengan dua pound sebagai motivasi atas usahanya.

Seorang petani kaya yang tamak mendengar kabar itu di desa yang sama. Ia iri kepada petani miskin atas pemberian yang diterima. Ia bergumam: “Jika saya memberikan kepada kepala desa kambing terbaikku, maka ia akan membalas dengan hadiah yang besar. Dengan begitu saya akan memperoleh keuntungan berlipat ganda lebih banyak dari harga kambing.”

Kemudian, datanglah sang petani membawa kambing kepada kepala desa. Petani berharap ia akan menerima hadiah tersebut. Kepala desa enggan dan menolak karena tahu bahwa ia adalah orang yang egois dan tamak.  Tetapi sang petani memaksa dan berharap hadiahnya diterima. Kemudian kepala desa berkata: “Karena kamu memaksaku menerima hadiahmu, maka kuterima dan akan kuberikan balasan berlipat dari harga kambingmu.” 

Mata sang petani bersinar bahagia mendengar perkataan yang lembut itu. Ia mengira hadiah balasan tersebut akan lebih banyak menggantikan harga yang telah ia berikan. Kemudian kepala desa memberikan lobak, seketika kebahagiaan petani berbalik menjadi kesedihan. Ia mengambil hadiah itu dan pulang dengan penyesalan akibat rugi kehilangan kambingnya.


Daftar Isi Muthola’ah KMI PM Darussalam Gontor (lengkap dengan terjemah)

Komentar atau pertanyaan, silakan tulis di sini

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama