كَانَ مُصَوِّرٌ مُسَافِرًا
وَهُوَ يَحْمِلُ مَبْلَغًا كَبِيْرًا مِنَ النُّقُوْدِ، فِي كِيْسٍ عَلَّقَهُ حَوْلَ
عُنُقِهِ. فَنَزَلَ لَيْلًا بِبَلَدٍ لَمْ يَجِدْ فِيْهِ خَانًا، فَأَنْزَلَهُ أَحَدُ
الْأَهَالِي ضَيْفًا عِنْدَهُ. وَلمَاَّ رَأَى أَنَّهُ يَحْمِلُ ذَلِكَ الْمَالَ الْكَثِيْرَ،
لَبِثَ يَرْقُبُهُ حَتَّى نَامَ، وَدَخَلَ عَلَيْهِ حُجْرَتَهُ يَسْتَرِقُ الْخُطَى
لِكَيْلَا يَسْتَيْقِظَ، وَسَلَبَهُ الْمَالَ، وَحَمَلَهُ بِلُطْفٍ وَخِفَّةٍ، وَأَلْقَاهُ
فِي الطَّرِيْقِ بَعِيْدًا عَنِ الدَّارِ.
وَلَمَّا اسْتَيْقَظَ الرَّجُلُ
مِنْ نَوْمِهِ فِي الصَّبَاحِ، وَجَدَ نَفْسَهُ فِي الطَّرِيْقِ وَلَا مَالَ مَعَهُ.
فَذَهَبَ إِلَى الْحَاكِمِ وَشَكَا إِلَيْهِ أَمْرَهُ. فَسَأَلَهُ الْحَاكِمُ :
"أَتَعْرِفُ مَنْ مُضِيْفُكَ بِالْأَمْسِ؟" فَقَالَ: "لَا, وَلَكِنِّي
مُصَوِّرٌ مَاهِرٌ، أَسْتَطِيْعُ أَنْ أُصَوِّرَ لَكَ أَهْلَ الْبَيْتِ الَّذِي كُنْتُ
فِيْهِ، فَتَعْرِفُهُمْ أَنْتَ أَوْ عُمَّالُكَ".
ثُمَّ اخْتَلَى الْمُصَوِّرُ
فِي غُرْفَةٍ، وَصَوَّرَ كُلَّ أَعْضَاءِ تِلْكَ اْلأُسْرَةِ الْخَائِنَةِ. فَعُرِضَتِ
الصُّوْرَةُ عَلَى الْأَهَالِي فَعَرَفُوْهُمْ، وَجَاءُوْا بِهِمْ إِلَى الْحَاكِمِ،
فَأَقَرُّوْا بِذَنْبِهِمْ، وَرَدُّوْا الْمَالَ إِلَى صَاحِبِهِ. وَعَاقَبَهُمُ الْحَاكِمُ
عِقَابًا شَدِيْدًا، لِأَنَّهُمْ خَانُوْا مَنِ ائْتَمَنَهُمْ عَلَى نَفْسِهِ وَمَالِهِ.
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
نَزَلَ
: Berhenti,
singgah
الْأَهَالِي : Penduduk
يَرْقُبُ : Menjaga,
mengawasi
يَسْتَرِقُ الْخُطَى : Berjalan
mengendap-endap
سَلَبَ : Mencuri,
mencopet
اِخْتَلَى : Menyendiri
لُطْفٌ : Pelan
جَاءَ بِــ : Membawa
لَبِثَ : Menetap
أَقَرَّ : Mengakui
عَرَضَ : Menunjukkan,
memperlihatkan
خَانٌ : Hotel
التَّرْجَمَةُ
Keistimewaan Melukis
Alkisah,
seorang pelukis bepergian dan membawa sejumlah uang yang banyak di tas yang
digantungkan di lehernya. Kemudian saat malam,
ia singgah di suatu kota dan tidak menemukan satu pun hotel. Ketika itu,
seorang penduduk menjamunya sebagai tamu dan melihat bahwa ia membawa sejumlah
uang. Maka, ia mengawasi dan menunggu hingga pelukis terlelap. Kemudian ia
masuk ke kamarnya mengendap-endap agar tidak terbangun dan mencuri uang
tersebut. Kemudian ia membawa pelukis pelan-pelan secara sembunyi-sembunyi. Dan
melemparnya di jalan yang jauh dari rumahnya.
Ketika
terbangun di pagi hari, si pria tersebut mendapati dirinya di jalanan tanpa
uang (sepeser pun). Maka, ia pergi menemui penguasa setempat dan mengadukan
masalahnya. Sang penguasa bertanya: “Apakah kamu
mengenal siapa yang menjamumu kemarin ?”
Dia berkata : “Tidak. Namun saya merupakan pelukis yang pandai. Saya
bisa menggambarkan keluarga penjamu tempat saya berada, dan kalian; Anda dan
karyawan- karyawan Anda akan mengenalinya”.
Kemudian, sang
pelukis menyendiri di sebuah ruangan dan menggambar seluruh anggota keluarga si
pengkhianat. Lalu, lukisan itu ditunjukkan kepada penduduk dan mereka pun
mengenalinya. Kemudian, orang-orang pun membawa keluarga pengkhianat kepada
penguasa. Lantas keluarga pengkhianat itu pun mengakui kesalahan mereka.
Setelah itu, mereka mengembalikan uang kepada pemiliknya. Sang penguasa
menjatuhkan hukuman yang berat. Karena mereka mengkhianati orang yang
mempercayakan diri dan hartanya kepada mereka.