مَرَّ رَجُلَانِ فِى أَجَمَةٍ
كَثِيْرَةِ الْأَشْجَارِ، فَرَأَى أَحَدُهُمَا عَلَى الْأَرْضِ آثَارَ أَقْدَامِ السِّبَاعِ،
فَقَالَ لِرَفِيْقِهِ :إِنَّهُ يَخْشَى أَنْ يَخْرُجَ عَلَيْهِمَا سَبُعٌ فَيَقْتُلَهُمَا،
وَلَيْسَ مَعَهُمَا سِلَاحٌ يُدَافِعَانِ بِهِ عَنْ نَفْسَيْهِمَا. فَقَالَ الْآخَرُ:
" لَا تَخَفْ مَادُمْتُ أَنَا مَعَكَ، وَأَنْتَ تَعْلَمُ مَبْلَغَ شَجَاعَتِيْ
وَقُوَّتِيْ وَ ...... ". وَمَا كَادَ يُتِمُّ كَلَامَهُ حَتَّى سَمِعَا صَوْتَ
دُبٍّ آتِيًا، فَتَرَكَ ذَلِكَ الْمُدَّعِيْ رَفِيْقَهُ، وَجَرَى نَحْوَ شَجَرَةٍ وَصَعَدَ
إِلَى قِمَّتِهَا هَرَبًا مِنَ الدُّبِّ. وَأَمَّا الْآخَرُ فَاسْتَلْقَى عَلَى الْأَرْضِ
وَكَتَمَ نَفَسَهُ. وَلَمَّا جَاءَ الدُّبُّ، دَارَ حَوْلَهُ يَشُمُّ بَدَنَهُ فَلَمْ
يَجِدْ فِيْهِ نَفَسًا، فَظَنَّ أَنَّهُ مَيِّتٌ وَتَرَكَهُ وَانْصَرَفَ، لِأَنَّهُ
لَا يَأْكُلُ الْمَيِّتَةَ.
وَبَعْدَ أَنْ ذَهَبَ الدُّبُّ
نَزَلَ ذَلِكَ الْمُدَّعِيْ عَنِ الشَّجَرَةِ، وَأَقْبَلَ نَحْوَ رَفِيْقِهِ وَهُوَ
فِيْ شِدَّةِ الْخَجَلِ، وَسَأَلَهُ عَلَى سَبِيْلِ الْمُزَاحِ عَمَّا قَالَهُ الدُّبُّ
فِيْ أُذُنَيْهِ. فَقَالَ الثَّانِيْ: " هَذَا دُبٌّ حَكِيْمٌ. فَلَقَدْ أَخْبَرَنِيْ
أَنَّ مَادِحَ نَفْسِهِ كَذَّابٌ لَا يُصَدَّقُ وَلَا يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ
".
الـمُفْرَدَاتُ : Kosakata
أَجَمَةٌ : Semak belukar
آثَارٌ مف أَثَرٌ : Jejak/bekas
سِبَاعٌ مف سَبُعٌ : Binatang buas
خَشِيَ – يَخْشَى : Khawatir/takut
سِلَاحٌ : Senjata
يُدَافِعُ : Membela/melindungi
دُبٌّ : Beruang
اسْتَلْقَى : Berbaring
كَتَمَ : Menyembunyikan
دَارَ - يَدُوْرُ : Mengeliling
قِمَّةٌ : Puncak
خَجَلٌ : Malu/takut-takut
مُزَاحٌ : Canda
حَكِيْمٌ : Bijaksana
Terjemahan:
Suatu ketika
ada dua orang laki-laki yang masuk ke semak belukar yang memiliki banyak pohon,
kemudian salah satu dari mereka melihat ada jejak-jejak kaki binatang buas yang
ada di atas tanah, ia kemudian berkata kepada temannya bahwasanya ia takut akan
datangnya seekor binatang buas yang bisa membunuh mereka, sedangkan mereka
tidak memiliki senjata yang biasa mereka
gunakan untuk melindungi diri. Kemudian temannya yang lain pun berkata:
“Jangan takut selama aku bersama denganmu, karena kamu mengetahui bagaimana
keberanianku, kekuatanku, serta…” belum sempat ia menyelesaikan omongannya,
tiba-tiba mereka pun mendengar suara beruang yang datang, teman yang
mengaku-ngaku pemberani tersebut pun langsung meninggalkan temannya, dan
berlari menuju ke arah pohon, ia kabur dari beruang dengan cara memanjat pohon
hingga ke puncaknya. Adapun temannya yang lain, ia lantas berbaring di tanah
dan menyembunyikan/menahan nafasnya. Ketika beruang datang, beruang tersebut
pun mengelilinginya sambil mencium badannya, namun ia tidak menemukan nafas
laki-laki tersebut, karena itulah ia mengira bahwa laki-laki tersebut sudah
mati, lantas ia pun pergi karena ia tidak mau memakan mayat.
Setelah beruang
itu pergi, temannya yang mengaku pemberani tadi pun turun dari pohon dan datang
menghampiri temannya tadi dalam keadaan yang sangat malu, kemudian ia pun
bertanya sambil bercanda terkait apa yang dibisikkan beruang tadi di
telinganya, temannya tersebut pun menjawab: “Beruang tadi adalah beruang yang
arif bijaksana, ia telah memberitahukan kepadaku bahwasanya orang yang memuji
dirinya sendiri adalah pembohong besar yang tidak dapat dipercayai dan juga tidak
dapat diandalkan”.